Jembatan Kali Kuto Bakal Kembali Dibuka untuk Arus Balik pada 18 Juni

Untuk meyakinkan bahwa Jembatan Kali Kuto memang aman untuk dilalui secara fungsional, Basuki menaiki sebuah dump truk berbobot 16 ton.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 14 Jun 2018, 13:53 WIB
Diterbitkan 14 Jun 2018, 13:53 WIB
Usai Dioperasikan, Jembatan Kali Kuto Jadi Tontonan Warga
Warga mengabadikan kendaraan pemudik yang melintasi Jembatan Kali Kuto di ruas tol fungsional Batang-Semarang, Gringsing, Jateng, Rabu (13/6). Berfungsinya Jembatan ini akan memperlancar arus mudik dan arus balik Lebaran 2018. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Jembatan Kali Kuto di ruas Tol Batang-Semarang resmi dibuka fungsional ke arah timur atau Batang ke Semarang sejak H-2 Lebaran. Nantinya, jembatan tersebut bakal kembali difungsikan untuk dilalui ke arah barat atau dari Semarang ke Batang untuk melayani arus balik mulai Senin 18 Juni 2018.

"Jembatan Kali Kuto merupakan missing link dari Tol Trans Jawa sepanjang 760 km dari Jakarta hingga Surabaya. Kalau tidak tersambung, rasanya kurang lengkap dan sempurna. Jembatan ini sudah saya coba sendiri, Insya Allah aman," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (14/6/2018).

Untuk meyakinkan bahwa Jembatan Kali Kuto memang aman untuk dilalui secara fungsional, Basuki menaiki sebuah dump truk berbobot 16 ton, dan berhasil melintasi jembatan sepanjang 164 meter itu dengan sukses.

Saat membuka jembatan tersebut, basuki menyampaikan kepada beberapa mobil pemudik yang lewat, kalau Jembatan Kali Kuto nantinya akan difungsikan melayani arus balik ke Jakarta mulai Senin, 18 Juni mendatang.

Kondisi Jembatan Kali Kuto selama fungsional dirancang menggunakan lantai berplat baja ketebalan 2 cm yang disangga dengan soaring dan temporary hanger sebanyak 20 buah. Selain itu, rancangan semantara juga dilengkapi pagar, median barrier, rambu-rambu, serta lampu penerang.

Para petugas pun turut disiagakan di sekitar proyek untuk membantu dan mengarahkan pemudik yang melintas.

Menteri Basuki menargetkan, pembangunan Tol Batang-Semarang termasuk Jembatan Kali Kuto rampung pada akhir tahun ini.  "Setelah arus mudik dan balik selesai, pengerjaan jembatan ini akan dilanjutkan kembali," tandasnya.

 

Tanpa Macet

Tol Cikampek Macet Parah di Puncak Arus Mudik
Antrean kendaraan melintasi ruas Tol Jakarta-Cikampek, Bekasi, Rabu (13/6). Pada H-2 Lebaran, kepadatan di ruas tol Jakarta-Cikampek disebabkan karena penyempitan jalur, lantaran ada proyek pembangunan LRT dan Tol Elevated. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Jalur mudik menjadi pantauan banyak orang dalam dua pekan ke depan. Tidak hanya untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga untuk menilai kinerja pemerintahan, mengingat banyak jalan yang dibangun pemerintah. Salah satu tujuannya untuk mengurai kepadatan kendaraan ketika musim mudik tiba. 

Tidak hanya karena akses jalan, lama masa libur Lebaran juga memberikan dampak positif terhadap kondisi lalu lintas saat musim mudik kali ini. Seperti di jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa, para pemudik merasakan perjalanan lebih cepat dan nyaman.

Tim Bisnis Indonesia Liputan Lebaran Jelajah Jawa-Bali (LL-JJB) 2018 bahkan hanya membutuhkan waktu efektif berkendara sekitar 5 jam untuk mencapai Semarang, Jawa Tengah. Padahal, pada ruas Brebes–Pemalang, tim mencoba menggunakan jalur non-tol.

Mengawali perjalanan melalui Pintu Tol Pejompongan, Jakarta, pada H–7 Lebaran 2018, Jumat, 8 Juni 2018, tim tidak butuh waktu lama untuk mencapai exit Tol Brebes Timur, Tol Kanci–Pejagan. Tidak ada titik kemacetan berarti di jalur Tol Trans Jawa, dari Jakarta hingga Pejagan, hanya sekadar kepadatan "normal" di sejumlah titik, terutama di gerbang tol.

Sebagai pembanding, kepadatan kendaraan di ruas tol, khususnya di ruas Jakarta–Cikampek, jauh lebih lengang ketimbang setiap akhir pekan. Ramai pemudik baru akan tampak kala tim memasuki rest area.

Pada KM 57, Tol Jakarta–Cikampek, misalnya, kendaraan dan penumpang terbilang cukup padat. Tidak kalah heboh, booth dari berbagai perusahaan memenuhi kawasan tersebut.

Mulai dari perusahaan jasa keuangan, operator seluler, hingga sektor konsumsi dan barang kebutuhan sehari-hari menawarkan berbagai program menarik dengan tawaran potongan harga kepada pemudik yang tengah beristirahat.

"Kita bisa cobain berbagai permainan, dapat promo-promo, coba-coba berbagai produk. Bikin suasana jadi semarak kayak pasar malam," kata Slamet, salah satu pemudik dari Jakarta yang hendak menuju Semarang.

Pantauan Solopos.com, kondisi tidak jauh berbeda tampak di rest area KM 130, Tol Cikopo – Palimanan. Ramai pemudi, tawaran produk juga demikian. Bedanya adalah rest area tipe B --hanya dilengkapi fasilitas parkir, rumah makan, ATM, toilet, dan musala-- ini justru diramaikan dengan warung dadakan.

Penjaja makanan dan minuman ini umumnya menggelar dagangannya beralaskan tikar di pinggir jalan tol, dekat jalur masuk dan keluar rest area.

Nenti (42), salah seorang pedagang warung dadakan menjelaskan dirinya mulai berjualan sejak H–7. Rencananya, para pedagang bakal berjualan hingga H-1 Lebaran dan berlanjut lagi pada H+2.

"Setelah Lebaran, nanti pedagangnya pindah ke rest area sebelah untuk arus balik. Biasanya lebih ramai pas balik ke Jakarta," ungkapnya.

Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya