Miliarder Ini Jual Tiket Liburan ke Luar Angkasa di 2019

Blue Origin, perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata ruang angkasa, baru-baru ini mengatakan pihaknya akan mulai menjual tiket penumpang liburan ke luar angkasa pada 2019.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 26 Jun 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2018, 19:00 WIB
Kapsul Blue Origin
Ilustrasi: Menempuh perjalanan wisata ke luar angkasa dengan Blue Origin (Sumber: Space)

Liputan6.com, New York - Berlibur ke luar angkasa kini tampaknya bukan lagi hal yang mustahil. Blue Origin, perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata ruang angkasa, baru-baru ini mengatakan pihaknya akan mulai menjual tiket penumpang liburan ke luar angkasa pada 2019.

Melansir laman Fotune.com, Selasa (26/6/2018), jadwal tersebut datang dari wakil presiden senior Blue Origin Rob Meyerson. Dalam komentarnya di acara Amazon Web Services, Meyerson tidak menyebutkan berapa harga tiketnya saat penjualan dimulai tahun depan.

Perusahaan besutan Jeff Bezos ini juga berencana untuk melakukan tes penerbangan roket New Shepard dalam waktu dekat. Itu artinya, perusahaan orang terkaya dunia ini sedikitnya melangkah lebih cepat dari rivalnya, SpaceX.

Saat ini, Blue Origin memang terbilang tidak seambisius kompetitornya, SpaceX, milik Elon Musk. SpaceX tercatat telah memiliki kontrak militer untuk roket barunya Falcon Heavy.

Sementara roket New Shepard sangat kecil jika dibandingkan dengan Falcon Heavy atau Falcon 9. New Shepard juga memiliki capaian maksimum yang lebih rendah dibandingkan dengan Falcon Heavy.

Dan meskipun roket-roket SpaceX membawa satelit ke dalam orbit atau ke International Space Station, tapi New Shepard jauh lebih dekat ke dek penelitian bertenaga roket. Roket tersebut dirancang untuk memberikan para penumpang pemandangan mewah ke bumi sekitar empat menit.

 

Tes penerbangan berawak akan menjadi batu lompatan besar

Blue Origin. (Foto: CNN Money)
Blue Origin. (Foto: CNN Money)

Terlepas dari seluruh perbedaan besar tersebut, tes penerbangan berawak akan menjadi batu lompatan besar, tak hanya bagi Blue Origin, tapi juga bagi seluruh penerbangan luar angkasa.

NASA bahkan tidak meluncurkan misi berawak sejak Space Shuttle berhenti diluncurkan pada 2011 dan bekerja untuk mengembangkan kendaraan berawak yang baru. SpaceX mengatakan, pihaknya akan menerbangkan misi uji terbang berawak tahun ini.

Tapi meskipun uji tersebut sukses, namun target perusahaan dapat berubah. Pasalnya, kini Boeing juga tengah beralih fokus pada penerbangan ruang angkasa berawak tanpa jadwal penerbangan untuk masyarakat umum.

Blue Origin dapat memenangkan kompetisi penerbangan ruang angkasa berawak komersial, tapi pihaknya bukan yang pertama kali menjual tiket penerbangan ke luar angkasa. Turis luar angkasa pertama adalah Dennis Tito yang terbang pada 2001 meskipun ia membayar untuk penerbangan Rusia non-komersial.

Virgin Galactic bahkan telah menjual 650 tiket untuk penerbangan suborbital komersial. Kini pembelian tiket tersedia hingga 2021. Meski begitu, masih belum jelas apakah Virgin akan memenuhi target sebelumnya untuk memulai penerbangan akhir 2018 ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya