Liputan6.com, Jakarta - Miliarder, sekaligus investor ternama asal Amerika Serikat (AS), Ray Dalio mengingatkan China akan memiliki kekuatan besar dalam memproduksi teknologi dari kehadiran chip global.
Hal ini meski Amerika Serikat memiliki kemampuan dan sumber daya yang besar dalam memimpin pengembangan chip.Mengutip Fortune, Rabu (12/3/2025) Ray Dalio menyoroti keunggulan China atas AS dalam memproduksi chip semikonduktor secara massal dan menghasilkan cara untuk menerapkan AI, meskipun chip AS sedikit lebih efektif.
Baca Juga
"Kami merancang chip, tetapi kami tidak dapat memproduksi chip secara efektif. Secara umum, kami tidak dapat memproduksi barang—barang manufaktur apa pun dengan biaya yang efektif,” kata pendiri Bridgewater Associates itu dalam sebuah diskusi acara Tucker Carlson.
Advertisement
Sebaliknya, menurut Ray Dalio, keunggulan AS dalam pengembangan chip AI terletak pada investasi berkelanjutannya dalam pendidikan tinggi dan penelitian, yang telah menarik tenaga kerja global.
"Jika kami dapat bekerja sama dengan baik dalam hal inventivitas itu dengan aturan hukum yang berlaku dan semua itu berlaku. Kami memiliki hal-hal yang menjadi keunggulan kompetitif kami,” lanjut Dalio.
"Kami tidak memiliki manufaktur, dan kami tidak akan kembali dan menjadi kompetitif dalam manufaktur dengan China selama masa hidup kami, saya tidak percaya,” ia menambahkan.
Persaingan dalam pengembangan AI antara Amerika Serikat dan China telah memanas. Pada Januari 2025, pengembang AI, China DeepSeek meluncurkan model sumber terbuka yang mengklaim lebih cepat dan jauh lebih murah untuk diproduksi daripada model o1 OpenAI.
Inovasi DeepSeek diluncurkan meskipun ada kebijakan ekspor baru dari pemerintahan Biden yang dirancang untuk membatasi akses ke peralatan manufaktur chip utama dan mengekang produksi chip dalam negeri.
AS sendiri juga sedang meningkatkan produksi chip di dalam negeri, salah satunya melalui investasi Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) senilai USD 100 miliar di pabrik chip AS.
Keunggulan AI China: Harga Lebih Terjangkau dari Buatan AS
Menurut Dalio, meski pembuatan chip China cenderung menghasilkan semikonduktor yang tidak sebesar AS, chip negara tersebut masih jauh lebih murah dibandingkan dengan chip buatan Amerika.
Dalio memperkirakan, China kemungkinan akan mengalihkan fokusnya ke aplikasi AI. "Permainan China akan menjadi chip, chip yang sangat murah yang ditanamkan ke dalam barang-barang manufaktur, seperti robotika,” kata Dalio.
Dalam keterangan terpisah, kepala penelitian teknologi industri China di Goldman Sachs, Jacqueline Du mengatakan kepada Bloomberg Television minggu pekan lalu bahwa robotika adalah perwujudan terbaik dari teknologi kecerdasan buatan (AI) saat ini.
Ia melihat China sebagai "taman bermain yang sangat baik bagi investor untuk mencari peluang”.
Advertisement
AS Unggul dalam Penelitian AI
Untuk saat ini, AS masih unggul atas China dalam infrastruktur penelitian AI. Menurut Indeks AI Stanford, yang mengukur kinerja pengembangan dan teknologi di antara faktor-faktor lainnya, AS telah menginvestasikan USD 67,2 miliar dalam penelitian AI dibandingkan dengan China sebesar USD7,8 miliar.
AS juga telah melampaui China dalam publikasi penelitian yang berkaitan dengan teknologi tersebut.
"Kesenjangan sebenarnya semakin melebar antara kedua negara,” kata Ray Perrault, seorang ilmuwan komputer dan direktur komite pengarah di balik indeks tersebut, kepada Associated Press.
"AS berinvestasi lebih banyak, setidaknya pada tingkat pendirian perusahaan dan pendanaan perusahaan,” bebernya.
