Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tak kenal Elon Musk? Miliarder eksentrik ini sempat menyandang gelar orang terkaya di dunia dengan kekayaan fantastis. Pada puncaknya, kekayaan bersih Elon Musk atau sekitar Rp 7.613 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.408)
Namun, seperti roller coaster, kekayaan Musk mengalami penurunan drastis. Pada Maret 2025, kekayaan Elon Musk anjlok hingga di bawah USD 400 miliar. Kekayaan Elon Musk sentuh USD 347,7 miliar atau sekitar Rp 5.709 triliun pada 4 Maret 2025. Hal ini membawa posisi Elon Musk berada di posisi dua dari daftar orang terkaya dunia berdasarkan Forbes.
Baca Juga
Kekayaan Elon Musk Turun
Pada 12 Februari 2025, kekayaan Elon Musk turun USD 12,5 miliar atau Rp 204,6 triliun (kurs Rp 16.371 per USD), menjadi USD 378,8 miliar atau sekitar Rp 6,188 triliun. Untuk pertama kali, kekayaan Elon Musk di bawah USD 400 miliar saat itu.
Advertisement
Penurunan ini terutama disebabkan oleh anjloknya harga saham Tesla hingga 27 persen. Tesla mengalami penurunan penjualan year over year pertamanya di tahun 2024, dengan penjualan 20.000 kendaraan lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Persaingan ketat dengan produsen mobil China, BYD, yang menawarkan harga lebih terjangkau dan teknologi AI yang lebih maju, juga menjadi faktor penyebabnya. Hal ini menjadi pukulan bagi Tesla yang belum mampu mewujudkan janji teknologi AI-nya, sebagian karena hambatan regulasi.
Koreksi saham Tesla berlanjut pada Maret 2025 sehingga menekan kekayaan Elon Musk. Harga saham Tesla turun 4,43 persen menjadi USD 272,04 pada Selasa, 4 Maret 2025.
Seiring hal itu, kekayaan Elon Musk turun USD 7,1 miliar atau sekitar Rp 116,5 triliun pada Selasa, 4 Maret 2025 menjadi USD 347,7 miliar. Hal ini berdasarkan real time Forbes.
Harta Elon Musk turun USD 116,3 miliar atau sekitar Rp 1.908 triliun dari rekor sekitar USD 464 miliar pada 17 Desember. Saat itu, saham Tesla tembus rekor USD 480 per saham.
Saham Tesla Melemah
Tesla, sumber utama kekayaan Elon Musk (sekitar 60 persen), mengalami tahun yang sangat buruk. Penurunan permintaan dan kontroversi yang melibatkan Elon Musk dalam politik turut memperburuk situasi.
Pada 4 Maret 2025, kekayaan Elon Musk turun lagi USD 7,1 miliar, menjadi USD 347,7 miliar. Ini merupakan penurunan USD 116,3 miliar dari rekor tertinggi USD 464 miliar pada 17 Desember 2024, saat saham Tesla mencapai puncaknya di USD 480 per saham.
Penurunan harga saham Tesla juga berdampak pada indeks S&P 500, yang turun lebih dari 1 persen di tahun 2025 dan menyentuh level terendah. Situasi ini semakin diperparah oleh kebijakan tarif dagang yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.
Tarif Dagang Pengaruhi Tesla
Kebijakan tarif dagang yang diterapkan Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada, China, dan Meksiko berdampak signifikan terhadap Tesla. China merupakan pasar terbesar kedua untuk kendaraan listrik Tesla.
Sementara itu, produsen mobil AS lainnya bergantung pada impor suku cadang dari Kanada. "Tarif akan berdampak pada bisnis dan profitabilitas kami mengingat Tesla masih sangat bergantung pada suku cadang dari seluruh dunia untuk semua bisnis kami," ujar Chief Financial Officer Tesla Vaibhav Taneja seperti dikutip dari Forbes.
Ketergantungan Tesla pada rantai pasokan global membuatnya sangat rentan terhadap kebijakan proteksionis seperti tarif dagang. Hal ini semakin memperburuk penurunan harga saham Tesla dan kekayaan Elon Musk.
Advertisement
Sumber Kekayaan Elon Musk
Kekayaan Elon Musk sebagian besar berasal dari kepemilikan saham di Tesla sekitar 13 persen. Lonjakan harga saham Tesla pada 2024 menjadi pendorong utama peningkatan kekayaannya.
Selain Tesla, SpaceX, perusahaan roket milik Musk, juga berkontribusi terhadap kekayaannya. Valuasi SpaceX yang mencapai USD 350 miliar turut mendongkrak kekayaan bersih Musk.
Investasi dan kepemilikan di perusahaan lain seperti The Boring Company, Neuralink, dan keterlibatan sebelumnya di OpenAI juga memberikan kontribusi, meskipun dalam skala yang lebih kecil dibandingkan Tesla dan SpaceX. Namun, peran besarnya di lingkaran Presiden AS Donald Trump juga menjadi faktor yang meningkatkan valuasi SpaceX.
Perlu diingat kekayaan Elon Musk sangat fluktuatif dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kinerja pasar saham, kebijakan pemerintah, dan persaingan bisnis.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang dengan memakai artificial intelligence
