Liputan6.com, Jakarta - AirNav Indonesia menyatakan perpanjangan penutupan Bandar Udara (bandara) Notohadinegoro hingga pukul 15.00 WIB. Hal itu sesuai NOTAM C7025/18 karena dampak erupsi Gunung Agung.
“Perpanjangan penutupan ini setelah melihat perkembangan sebaran abu vulkanik dan arah angin. Adapun Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali sampai saat ini masih beroperasi normal,” ujar Yohanes Sirait Manager Humas AirNav Indonesia, dalam keterangan tertulis, Selasa (3/7/2018).
Ia menuturkan, observasi akan dilakukan secara terus menerus dengan pemangku kepentingan penerbangan lainnya.
Advertisement
Sebelumnya, Bandar Udara (Bandara) Notohadinegoro Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur, ditutup sebagai dampak Gunung Agung erupsi pada Selasa 3 Juli 2018 pagi ini.
Baca Juga
Sesuai NOTAM C7023/18 Bandara Jember ditutup sampai 03 Juli 2018 Pukul 10.00 WIB. "Sedangkan Bandara Banyuwangi ditutup sampai dengan tanggal 03 Juli 2018 pukul 09.00 WIB sesuai NOTAM C7021/18," kata Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait di Jakarta.
Gunung Agung erupsi lagi. Kali ini erupsi terjadi pukul 21.04 Wita. Berdasarkan pantauan dari Pos Pengamatan, tinggi kolom abu yang teramati ± 2.000 meter di atas puncak Gunung Agung.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi ± 7 menit 21 detik," demikian keterangan tertulis yang diterima dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Senin (2/7/2018).
Dalam laporan PVMBG, disebutkan erupsi terjadi secara strombolin dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati ke luar kawah mencapai jarak 2 kilometer.
Saat ini, Gunung Agung berada pada status Siaga atau level III. PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya yaitu di seluruh areal di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru.
"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di areal puncak," sebut PVMBG.
Bandara Ngurah Rai Tetap Beroperasi
Sebelumnya, Bandar Udara (Bandara) Notohadinegoro Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur, ditutup sebagai dampak Gunung Agung erupsi pada Selasa 3 Juli 2018 pagi ini. Namun, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali tetap beroperasi normal.
Sesuai NOTAM C7023/18 Bandara Jember ditutup sampai 03 Juli 2018 Pukul 10.00 WIB. "Sedangkan Bandara Banyuwangi ditutup sampai dengan tanggal 03 Juli 2018 pukul 09.00 WIB sesuai NOTAM C7021/18," kata Manager Humas AirNav Indonesia, Yohanes Sirait di Jakarta.
Yohanes menjelaskan, penutupan ini disebabkan angin bergerak ke arah barat sehingga kedua bandara tersebut terkena dampak. Adapun Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, sampai saat ini masih beroperasi normal.
AirNav Indonesia mengatur pemanduan lalu lintas udara di sejumlah rute sedemikian rupa untuk menghindari area terpapar abu vulkanik Gunung Agung. "Observasi akan dilakukan secara terus-menerus dengan stakeholder penerbangan lainnya," tuturnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement