Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia penerbangan, terdapat berbagai istilah teknis yang perlu dipahami, salah satunya adalah "landing". Istilah ini memiliki arti dan peran penting dalam operasional penerbangan. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arti landing serta berbagai aspek terkait proses pendaratan pesawat.
Definisi dan Arti Landing dalam Penerbangan
Landing, atau dalam bahasa Indonesia disebut "mendarat", merupakan tahap akhir dari suatu penerbangan di mana pesawat kembali ke permukaan bumi. Proses ini melibatkan serangkaian prosedur yang harus diikuti dengan cermat oleh pilot untuk memastikan keselamatan seluruh penumpang dan awak pesawat.
Secara teknis, landing dapat didefinisikan sebagai proses penurunan pesawat dari ketinggian jelajah hingga menyentuh landasan pacu (runway) di bandara tujuan. Selama proses ini, pilot harus mengontrol kecepatan, ketinggian, dan arah pesawat dengan presisi tinggi.
Arti landing tidak hanya terbatas pada momen ketika roda pesawat menyentuh tanah. Proses ini sebenarnya dimulai jauh sebelum pesawat benar-benar mendarat, meliputi tahap pendekatan (approach), penurunan (descent), dan akhirnya sentuhan dengan landasan (touchdown).
Advertisement
Tahapan Proses Landing Pesawat
Proses landing terdiri dari beberapa tahapan penting yang harus dilalui dengan hati-hati. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai tahapan-tahapan tersebut:
1. Approach (Pendekatan)
Tahap approach dimulai ketika pesawat mulai menurunkan ketinggian dan mengarah ke bandara tujuan. Pada fase ini, pilot akan mengaktifkan sistem navigasi khusus seperti Instrument Landing System (ILS) untuk membantu mengarahkan pesawat ke landasan pacu dengan tepat.
2. Descent (Penurunan)
Setelah memasuki area pendekatan, pesawat akan terus menurunkan ketinggian secara bertahap. Pilot akan mengatur kecepatan dan sudut penurunan agar sesuai dengan kondisi cuaca dan karakteristik landasan.
3. Final Approach (Pendekatan Akhir)
Pada tahap ini, pesawat sudah berada dalam posisi sejajar dengan landasan pacu. Pilot akan melakukan penyesuaian akhir terhadap kecepatan dan ketinggian, serta memastikan bahwa pesawat berada pada jalur yang tepat untuk mendarat.
4. Flare (Penarikan Hidung Pesawat)
Sesaat sebelum menyentuh landasan, pilot akan menarik hidung pesawat ke atas sedikit untuk mengurangi kecepatan turun dan mempersiapkan roda utama untuk menyentuh tanah terlebih dahulu.
5. Touchdown (Sentuhan dengan Landasan)
Inilah momen ketika roda pesawat akhirnya menyentuh landasan pacu. Pilot akan segera mengaktifkan sistem pengereman dan reverse thrust untuk mengurangi kecepatan pesawat.
6. Rollout (Pelambatan)
Setelah touchdown, pesawat akan terus melaju di sepanjang landasan sambil mengurangi kecepatannya hingga akhirnya bisa berbelok ke taxiway untuk menuju ke gerbang kedatangan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Landing
Keberhasilan dan keamanan proses landing dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa faktor utama yang harus dipertimbangkan:
1. Kondisi Cuaca
Cuaca memiliki dampak signifikan terhadap proses landing. Angin kencang, hujan lebat, atau kabut tebal dapat mempersulit pilot dalam melakukan pendaratan yang aman. Dalam kondisi cuaca ekstrem, penerbangan mungkin harus dialihkan ke bandara alternatif.
2. Karakteristik Landasan Pacu
Panjang, lebar, dan kondisi permukaan landasan pacu sangat mempengaruhi proses landing. Landasan yang terlalu pendek atau licin akibat hujan dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan.
3. Berat Pesawat
Berat total pesawat, termasuk penumpang, kargo, dan bahan bakar, akan mempengaruhi jarak yang dibutuhkan untuk melakukan pendaratan dengan aman. Pesawat yang lebih berat memerlukan landasan yang lebih panjang.
4. Kecepatan dan Arah Angin
Angin memiliki peran penting dalam proses landing. Angin yang bertiup dari depan pesawat (headwind) dapat membantu mengurangi kecepatan landing, sementara angin dari samping (crosswind) dapat mempersulit pengendalian pesawat.
5. Visibilitas
Jarak pandang yang baik sangat penting bagi pilot untuk melakukan pendaratan dengan aman. Kabut, asap, atau kondisi cuaca buruk lainnya dapat mengurangi visibilitas dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Advertisement
Teknologi dan Sistem Pendukung Landing
Untuk memastikan keamanan dan presisi dalam proses landing, berbagai teknologi dan sistem pendukung telah dikembangkan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Instrument Landing System (ILS)
ILS adalah sistem navigasi yang memberikan panduan vertikal dan horizontal kepada pilot selama proses approach dan landing. Sistem ini terdiri dari dua komponen utama: localizer yang memberikan panduan lateral, dan glide slope yang memberikan panduan vertikal.
2. Precision Approach Path Indicator (PAPI)
PAPI adalah sistem visual yang terdiri dari serangkaian lampu di sisi landasan pacu. Warna lampu yang terlihat oleh pilot memberikan indikasi apakah pesawat terlalu tinggi, terlalu rendah, atau berada pada jalur pendaratan yang tepat.
3. Autoland System
Sistem ini memungkinkan pesawat untuk melakukan pendaratan secara otomatis tanpa intervensi manual dari pilot. Autoland sangat berguna dalam kondisi visibilitas rendah atau cuaca buruk.
4. Ground Proximity Warning System (GPWS)
GPWS adalah sistem keselamatan yang memperingatkan pilot jika pesawat terlalu dekat dengan permukaan tanah selama proses approach dan landing.
Prosedur Keselamatan dalam Proses Landing
Keselamatan adalah prioritas utama dalam setiap aspek penerbangan, termasuk proses landing. Beberapa prosedur keselamatan penting yang diterapkan selama landing antara lain:
1. Briefing Pra-pendaratan
Sebelum memulai proses landing, pilot dan co-pilot akan melakukan briefing untuk membahas rencana pendaratan, kondisi cuaca, dan kemungkinan situasi darurat.
2. Penggunaan Checklist
Pilot menggunakan checklist khusus untuk memastikan semua sistem dan peralatan berfungsi dengan baik sebelum dan selama proses landing.
3. Komunikasi dengan ATC
Pilot harus menjaga komunikasi yang jelas dengan Air Traffic Control (ATC) untuk mendapatkan informasi terbaru tentang kondisi bandara dan instruksi pendaratan.
4. Pengaturan Konfigurasi Pesawat
Pilot akan mengatur konfigurasi pesawat untuk landing, termasuk menurunkan roda pendaratan, mengatur flap, dan menyesuaikan kecepatan pesawat.
5. Pemantauan Parameter Penerbangan
Selama proses landing, pilot terus memantau berbagai parameter penerbangan seperti kecepatan, ketinggian, dan sudut penurunan untuk memastikan pendaratan yang aman.
Advertisement
Jenis-Jenis Landing dalam Penerbangan
Terdapat beberapa jenis landing yang mungkin dilakukan oleh pilot tergantung pada situasi dan kondisi. Berikut adalah beberapa jenis landing yang umum:
1. Normal Landing
Ini adalah jenis pendaratan standar yang dilakukan dalam kondisi normal dengan visibilitas baik dan cuaca yang mendukung.
2. Crosswind Landing
Pendaratan ini dilakukan ketika angin bertiup dari samping landasan pacu. Pilot harus menggunakan teknik khusus untuk menjaga pesawat tetap sejajar dengan landasan.
3. Short Field Landing
Teknik ini digunakan ketika landasan pacu relatif pendek. Pilot akan berusaha mendaratkan pesawat sedekat mungkin dengan awal landasan dan menggunakan pengereman maksimal.
4. Soft Field Landing
Pendaratan ini dilakukan di landasan yang tidak beraspal atau lunak, seperti rumput atau tanah. Teknik khusus digunakan untuk menghindari kerusakan pada pesawat.
5. Emergency Landing
Dalam situasi darurat, pilot mungkin harus melakukan pendaratan di lokasi yang tidak ideal atau bahkan di luar bandara.
Peran Pilot dalam Proses Landing
Pilot memiliki peran krusial dalam memastikan keberhasilan dan keamanan proses landing. Beberapa tanggung jawab utama pilot selama proses ini meliputi:
1. Pengambilan Keputusan
Pilot harus mampu mengambil keputusan cepat dan tepat berdasarkan kondisi yang dihadapi, termasuk memutuskan untuk melanjutkan landing atau melakukan go-around jika diperlukan.
2. Pengendalian Pesawat
Mengendalikan pesawat dengan presisi tinggi selama seluruh proses landing, termasuk mengatur kecepatan, ketinggian, dan arah pesawat.
3. Komunikasi
Menjaga komunikasi yang efektif dengan co-pilot, awak kabin, dan Air Traffic Control untuk memastikan koordinasi yang baik selama proses landing.
4. Manajemen Sistem Pesawat
Mengoperasikan dan memantau berbagai sistem pesawat yang diperlukan untuk landing, seperti sistem pengereman dan reverse thrust.
5. Antisipasi dan Penanganan Situasi Darurat
Pilot harus selalu siap menghadapi kemungkinan situasi darurat dan mengetahui prosedur yang harus diambil jika terjadi masalah selama proses landing.
Advertisement
Perbedaan Landing pada Berbagai Jenis Pesawat
Proses landing dapat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran pesawat. Berikut adalah beberapa perbedaan utama:
1. Pesawat Komersial Besar
Pesawat komersial besar seperti Boeing 747 atau Airbus A380 memerlukan landasan pacu yang panjang dan lebar. Proses landing pada pesawat ini melibatkan penggunaan sistem otomatis yang canggih dan memerlukan koordinasi yang kompleks antara pilot dan sistem pesawat.
2. Pesawat Jet Pribadi
Pesawat jet pribadi umumnya lebih fleksibel dalam hal pilihan bandara untuk landing karena dapat menggunakan landasan yang lebih pendek. Namun, pilot tetap harus mempertimbangkan berat pesawat dan kondisi landasan dengan cermat.
3. Pesawat Propeller
Pesawat propeller, terutama yang berukuran kecil, memiliki karakteristik landing yang berbeda. Mereka umumnya dapat mendarat di landasan yang lebih pendek dan bahkan di permukaan yang tidak beraspal.
4. Helikopter
Helikopter memiliki kemampuan unik untuk melakukan vertical landing, yang memungkinkan mereka untuk mendarat di area yang sangat terbatas atau bahkan di atas gedung.
Tantangan dan Risiko dalam Proses Landing
Meskipun teknologi penerbangan terus berkembang, proses landing tetap memiliki beberapa tantangan dan risiko yang perlu diwaspadai:
1. Kondisi Cuaca Ekstrem
Cuaca buruk seperti badai, angin kencang, atau kabut tebal dapat sangat mempersulit proses landing dan meningkatkan risiko kecelakaan.
2. Kegagalan Sistem
Kegagalan pada sistem pesawat, seperti masalah pada roda pendaratan atau sistem pengereman, dapat menyebabkan situasi berbahaya selama landing.
3. Human Error
Kesalahan pilot, seperti salah perhitungan atau keterlambatan dalam pengambilan keputusan, dapat mengakibatkan pendaratan yang tidak aman.
4. Runway Incursion
Adanya objek atau kendaraan lain di landasan pacu saat pesawat akan mendarat dapat menyebabkan situasi yang sangat berbahaya.
5. Wake Turbulence
Turbulensi yang dihasilkan oleh pesawat yang baru saja lepas landas atau mendarat dapat mempengaruhi pesawat lain yang sedang dalam proses landing.
Advertisement
Peran Bandara dalam Mendukung Proses Landing
Bandara memiliki peran vital dalam memfasilitasi proses landing yang aman dan efisien. Beberapa aspek penting dari peran bandara meliputi:
1. Penyediaan Infrastruktur
Bandara harus menyediakan landasan pacu dengan panjang dan lebar yang sesuai, serta memastikan permukaan landasan dalam kondisi baik untuk mendukung pendaratan berbagai jenis pesawat.
2. Sistem Penerangan
Lampu landasan dan sistem penerangan lainnya sangat penting untuk membantu pilot melakukan pendaratan, terutama pada malam hari atau dalam kondisi visibilitas rendah.
3. Layanan Air Traffic Control
ATC di bandara berperan penting dalam mengatur lalu lintas udara, memberikan izin pendaratan, dan menyampaikan informasi penting kepada pilot selama proses landing.
4. Peralatan Navigasi
Bandara harus dilengkapi dengan berbagai peralatan navigasi seperti ILS, radar, dan sistem komunikasi untuk membantu pesawat melakukan pendaratan dengan aman.
5. Layanan Darurat
Bandara harus siap dengan tim dan peralatan penanganan darurat untuk merespons dengan cepat jika terjadi insiden selama proses landing.
Perkembangan Teknologi dalam Meningkatkan Keamanan Landing
Seiring perkembangan teknologi, berbagai inovasi telah diimplementasikan untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi proses landing. Beberapa perkembangan terbaru meliputi:
1. Enhanced Vision Systems (EVS)
Sistem ini menggunakan sensor inframerah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada pilot dalam kondisi visibilitas rendah.
2. Synthetic Vision Systems (SVS)
SVS menciptakan tampilan 3D dari lingkungan di sekitar pesawat, membantu pilot memvisualisasikan landasan dan rintangan dengan lebih baik.
3. Required Navigation Performance (RNP)
Teknologi ini memungkinkan pesawat untuk terbang pada jalur yang sangat presisi selama approach dan landing, meningkatkan efisiensi dan keamanan.
4. Autonomous Landing Systems
Pengembangan sistem pendaratan otonom yang dapat melakukan seluruh proses landing tanpa intervensi manusia terus berlanjut, meskipun implementasinya masih terbatas.
Advertisement
Pelatihan dan Sertifikasi Pilot untuk Landing
Untuk memastikan keamanan proses landing, pilot harus melalui pelatihan intensif dan mendapatkan sertifikasi khusus. Beberapa aspek penting dalam pelatihan landing meliputi:
1. Simulator Training
Pilot menjalani pelatihan ekstensif menggunakan simulator penerbangan canggih yang dapat mensimulasikan berbagai kondisi landing, termasuk situasi darurat.
2. Type Rating
Pilot harus mendapatkan sertifikasi khusus (type rating) untuk setiap jenis pesawat yang akan mereka terbangkan, termasuk prosedur landing spesifik untuk pesawat tersebut.
3. Recurrent Training
Pilot secara berkala harus menjalani pelatihan ulang dan evaluasi untuk memastikan keterampilan landing mereka tetap terasah.
4. Emergency Procedures Training
Pelatihan khusus untuk menangani berbagai situasi darurat selama proses landing, seperti kegagalan mesin atau masalah pada sistem pesawat.
Kesimpulan
Arti landing dalam dunia penerbangan jauh lebih kompleks dari sekadar mendaratkan pesawat. Proses ini melibatkan serangkaian prosedur yang rumit, teknologi canggih, dan keterampilan pilot yang tinggi. Pemahaman mendalam tentang berbagai aspek landing, mulai dari tahapan proses hingga faktor-faktor yang mempengaruhinya, sangat penting untuk memastikan keselamatan dan efisiensi operasional penerbangan.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan standar keselamatan, proses landing terus mengalami evolusi. Namun, peran manusia, terutama pilot dan personel bandara, tetap menjadi faktor kunci dalam keberhasilan setiap pendaratan. Dengan terus meningkatkan pemahaman dan keterampilan terkait landing, industri penerbangan dapat terus menjaga dan meningkatkan standar keselamatan yang tinggi dalam setiap penerbangan.
Advertisement
