Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menuturkan, peningkatan ekspor sangat diperlukan untuk dongkrak pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, pemerintah terus dukung perusahaan berorientasi ekspor melalui pemberian beberapa fasilitas fiskal.
Sri Mulyani menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara kunci dalam acara Gathering Eksportir Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai. Pertemuan ini menjadi sangat penting untuk mendorong peningkatan nilai ekspor dan investasi Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Pemerintah ingin ekonomi tumbuh kita harus tumbuh dengan ekspor yang lebih tinggi. Maka ekspor penting sekali. Penting bagi pemerintah bagaimana kita bisa memacu ekspor namun juga bagaimana kita mengurangi impor," ujar dia di Kantor Pusar DJBC, Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan konkrit yang dapat membantu menggairahkan ekspor berupa fasilitas fiskal dengan meniadakan pungutan perpajakan pada industri pengolahan barang bertujuan ekspor.
Peniadaan pungutan perpajakan diharapkan menimbulkan multiplier effect berupa peningkatan investasi, peningkatan ekspor dan terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Adapun berbagai skema kemudahan fiskal yang telah diberikan oleh pemerintah di antaranya Kawasan Berikat dan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) bagi perusahaan industri, serta Pusat Logistik Berikat untuk supply bahan baku kepada perusahaan industri.
Selain itu, dalam rangka mempercepat laju pertumbuhan perdagangan luar negeri Indonesia dan meningkatkan daya saing pelaku bisnis untuk mendorong program ekspor nasional, Kemenkeu bersinergi dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Sinergi ini untuk memberikan pembiayaan ekspor nasional dan jasa konsultasi yang berkualitas sebagai solusi terhadap kebutuhan ekspor Indonesia.
Serta meningkatkan kemampuan pelaku usaha, termasuk usaha kecil dan menengah untuk menghasilkan produk berorientasi ekspor yang unggul dan berdaya saing.
Sri Mulyani menambahkan, pengusaha harus mampu memanfaatkan kondisi ekonomi global saat ini yang berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Dia meminta pengusaha dapat melihat peluang dari setiap pergerakan ekonomi untuk mendongkrak ekspor.
"Saya berharap bapak ibu menggunakan saat ini menjadi opportunity. Space ini untuk menambah ekspor anda. Tapi ada yang tidak punya modal, harusnya ke LPEI. Karena akan tidak masuk akal kalau bisnis Anda yang sudah punya order tapi tidak bisa cari modal," ujar dia.
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Dongkrak Ekspor, Jokowi Pangkas Perizinan
Sebelumnya,Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa pemerintah akan terus mendorong kemudahan berinvestasi, terutama yang berorientasi ekspor.
Presiden Jokowi bercerita, pada 2017 yang kinerja ekspor Indonesia cukup positif. Tercatat, ekspor tumbuh 16,2 persen dengan surplus perdagangan mencapai US$ 11,8 miliar.
Pemerintah tak lantas puas. Untuk tahun ini ditargetkan angka ekspor dan surplus perdagangan bisa lebih tinggi lagi. “Kita terus akan mendorong agar lebih tinggi lagi dan bisa melompat lebih maju lagi,” tutur Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Kamis 26 April 2018.
Soal perizinan investasi dan ekspor ini, Jokowi menyampaikan kepada menteri agar selalu disederhanakan. Pada Mei ini, pemerintah akan mengeluarkan yang namanya Online Single Submission yang sedang disiapkan sistemnya sehingga nantinya pengurusan izin itu menjadi bukan bertahun-tahun, berbulan-bulan atau berhari-hari.
“Saya sudah minta urusan izin itu kalau menyampaikan ke saya harus dalam sistem yang jam. Artinya Bapak atau Ibu kalau mengurus izin itu harus jam bukan hari lagi. Dari pusat sampai ke daerah, bisa kita trace kita telusuri di mana berhentinya, di mana mandeknya dengan Online Single Submission,” tutur dia.
Ini merupakan sebuah lompatan dalam pengurusan perizinan yang sedang disiapkan. Jokowimenambahkan bahwa hal ini sebuah perubahan besar-besaran untuk membuat seluruh perizinan dari pusat hingga daerah betul-betul terintegrasi dalam satu kesatuan.
Jokowi juga mengingatkan bahwa di belakang penerapan sistem ada manusianya, ada SDM-nya, yang menjadi faktor bisa mengubah pelayanan perizinan atau tidak. Sistem bagus, tapi kulturnya tidak dibangun, tidak akan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
“Saya juga titip pesan karena di sini juga banyak pengusaha, banyak investor, kalau nantinya ini setelah Online Single Submission nanti kita luncurkan kalau masih ada kendala-kendala hambatan-hambatan yang ada di lapangan, kalau masih ada yang main-main dengan perizinan tolong saya diberitahu. Bisik-bisik saja, kecil, bisik-bisik,” ujar Presiden seraya menyampaikan bahwa akan terus membenahi dan memperbaiki.
Kepada pengusaha, Jokowi juga menyampaikan untuk jangan takut melaporkan, karena itu penting buat dirinya.
"Jangan sampai laporan ke saya itu hanya ABS, Asal Bapak Senang, tapi lapangannya berbeda. Saya tidak suka yang seperti itu,” pungkas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement