Menko Darmin Targetkan Proyek Infrastruktur Selesai 60 Persen pada 2019

Menko Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menuturkan, proyek terbanyak yang sudah rampung yaitu non proyek strategis nasional.

oleh Merdeka.com diperbarui 10 Agu 2018, 15:49 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2018, 15:49 WIB
Melihat Perkembangan Proyek MRT Stasiun Bundaran Hotel Indonesia
Pekerja mengecek kondisi rel kereta MRT di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Senin (25/6). Menurut Dirut PT MRT William Sabandar, saat ini sedang persiapan testing commissioning dan Maret 2019 akan mulai beroperasi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution menargetkan 60 persen dari total pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi-JK selesai di 2019. Sementara sisanya masih akan terus dikerjakan, salah satunya pengerjaan waduk.

"Mungkin sampai 2019 pasti lebih banyak menurut saya, kalau dihitung dari 2016, karena 2015 baru mulai. Sekitar 40 persen ditambah 20 persen ke depan," ujar Menko Darmin di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (10/8/2018).

"Tidak berarti itu (pengerjaan infrastruktur) tidak selesai. Tapi belum selesai karena bangun waduk tidak bisa 3 tahun, mungkin 5 tahun atau 6 tahun," sambungnya.

Darmin Nasution mengatakan, proyek terbanyak yang sudah rampung adalah non Proyek Strategis Nasional (PSN). Sementara, PSN pengerjaan umumnya bersifat jangka panjang namun tidak didanai oleh Anggaran Penerimaan Belanja Negara (APBN).

"Kalau non PSN biasanya enggak lama. Yang multinyears tidak banyak. Hanya minoritas saja yang multiyears. Banyak kemudian langsung selesai tahun itu lebih banyak. Kemudian sisanya dalam 2 atau 3 tahun. Tapi kalau PSN hampir selalu multiyears walaupun bukan APBN," ujar dia.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Jokowi Bangun Infrastruktur, Industri Alas Kaki RI Makin Bergeliat

Tingkatkan Volume KUR, OJK Bentuk Sistem Klaster untuk UKM
Perajin mengecek kondisi sepatu saat memproduksi di sebuah rumah industri di Jakarta, Selasa (6/3). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dengan Menko Perekonomian untuk meningkatkan volume dan kualitas kredit bagi UKM. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengatakan proyek infrastruktur yang digalakkan pemerintah berdampak positif bagi perkembangan industri alas kaki dalam negeri. Pasalnya, pembangunan infrastruktur seperti jalan, turut diikuti dengan bertumbuhnya pusat-pusat produksi alas kaki yang baru.

"Sepatu kuat di daerah Banten, ya Tangerang. Dalam tiga tahun terakhir, sekarang ke Jawa tengah, kedua Jawa Timur. Banten menurun, posisi dua itu Jawa Tengah, lalu Jawa Timur," ungkap Ketua Umum Aprisindo, Eddy Widjanarko dalam Konferensi Pers, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis 3 Mei 2018.

"Infrastruktur yang ada mendukung. Dulu ke Jepara, sampai 5 jam, sekarang bisa 3 jam, sekarang kalau sudah sampai Jawa," kata dia.

Pembangunan infrastruktur ini, kata Eddy pun menarik investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.

"Sekarang ini optimisme dari investor juga baik. Mereka katanya lebih pasti. Infrastruktur bagus pabrik ada di mana pun bisa diakses," ujar Eddy.

Dengan demikian, daerah penghasil alas kaki yang selama ini terpusat di satu daerah, yakni Banten dengan sendirinya menyebar dan mendorong perekonomian di daerah-daerah lain.

"Jepara sudah ada dua pabrik. Produksi Adidas. Kalau ada dua macam ini bahan baku akan pindah. Industri pendukung akan pindah. Daerah lain (yang industri alas kakinya mulai tumbuh) Brebes, Sleman, Nganjuk, Probolinggo, Lasem Tuban," paparnya.

Meskipun demikian, kata dia pihaknya belum menargetkan pertumbuhan industri alas kaki, khususnya nilai ekspor yang terlalu bombastis di 2018.

"Kita tidak muluk-muluk. Sebesar 5 miliar Euro akan kita akan capai. Tujuan ekspor kita, ke Eropa 31 persen, ke Amerika Serikat 27,4 persen," tandasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya