Liputan6.com, Jakarta - Saat menyampaikan pidato Presiden Republik Indonesia di Gedung MPR/DPR pada Kamis (16/8/2018), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan proses pengembangan tol laut.
Baca Juga
Advertisement
"Tol laut terus kita kuatkan konektivitasnya dengan pembangunan dan pengembangan pelabuhan, yang dari tahun 2015 sampai 2017 sudah mencapai 477 lokasi," ucap Jokowi.
Presiden juga menjelaskan rel kereta api yang terbangun signifikan sejak 2015. Tercatat, panjang rel yang dibangun sudah sampai 369 kilometer.
"Antara tahun 2015 sampai 2017, sudah terbangun jalur kereta api yang panjang akumulatif-nya sekitar 369 kilometer spoor rel kereta," ucap Jokowi.
Dia juga mencatat sudah terbangun 11 bandara baru, dan 397 kilometer jalan tol yang sudah di tahap operasional. Namun, presiden mengingatkan pembangunan di pemerintahannya tak hanya berfokus pada Jawa, melainkan di pulau-pulau lain.
"Kita terus membangun dan mengintegrasikan jalan Trans Sumatera, Trans Jawa, Trans Papua, yang membuka kesempatan-kesempatan baru bagi rakyat," dia menandaskan.
Jokowi memang bertekad ingin membangun integrasi antara beragam daerah di Indonesia. Tidak hanya untuk meningkatkan ekonomi, tetapi juga hubungan kultural antar daerah. Tentunya, presiden berharap jalan-jalan yang dibangun bisa membantu kelancaran arus mudik. Pada lebaran 2018, arus mudik terbilang membaik.
"Jalan-jalan baru tersebut menjadi bagian dari keberhasilan pengelolaan arus mudik Lebaran tahun ini, yang berjalan lancar, nyaman, dan penuh keriangan," ungkap Jokowi.
Jokowi: Barek Samo Dipikua, Ringan Samo Dijinjiang
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan, pemerintah dan rakyat Indonesia harus mampu menyelesaikan janji kemerdekaan, terutama mengatasi masalah kemiskinan, ketimpangan antardaerah, dan kesenjangan pendapatan antarwarga. Demikian pula dengan kerukunan, persaudaraan, dan persatuan di antara anak-anak bangsa.
"Kita bersama harus mampu menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi global, serta mewujudkan bangsa kita menjadi bangsa pemenang. Tapi, saya yakin, sebagai bangsa yang besar, dengan modal sosial yang kuat, kita akan mampu menghadapi semua tantangan, seberat apa pun," ujar Jokowi dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (16/8/2018).
Kepala Negara mengatakan, untuk menghadapi semua tantangan itu kita perlu belajar dari prinsip yang selama ini hidup di seluruh daerah di Indonesia. Nilai dan prinsip itu diungkapkan Jokowi melalui peribahasa-peribahasa daerah.
"Dari Ranah Minang kita bersama-sama belajar: Barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang (berat sama-sama kita pikul, ringan sama-sama kita jinjing)," papar Jokowi.
"Demikian pula, dari Tartar Pasundan kita bersama-sama belajar:Â Sacangreud pageuh, sagolek pangkek(Kita harus bekerja bersama dengan komitmen dan konsistensi)."
Jokowi menambahkan, "Dari Bumi Anging Mamiri kita bersama-sama belajar: Reso temma-ngingi, nama-lomo, nale-tei, pammase dewata (Kita harus kerja keras bersama, ikhlas, dan berdoa agar tujuan kita tercapai)."
"Dari Bumi Gora kita bersama-sama belajar: Bareng bejukung, bareng bebose (Kita kerja bersama, kita nikmati bersama-sama jerih payah kita)."
"Dari Banua Banjar kita bersamasama belajar: Waja sampai kaputing (Kita kerja bersama dengan penuh semangat, tidak patah di tengah jalan, tidak pernah menyerah)."
"Saya yakin, dengan semangat persatuan dan kebersamaan antarlembaga negara, kita akan mampu melewati semua tantangan dan rintangan di masa depan. Saya yakin, dengan teladan dari lembaga-lembaga negara untuk bekerja dalam menjalankan tugas-tugas konstitusionalnya, seluruh rakyat akan bergerak membantu. Saya yakin, dengan kerja nyata kita bersama, kita mampu meraih prestasi bangsa. Kerja kita, prestasi bangsa," tutur Jokowi.
Advertisement