Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) menginginkan, sistem teknologi digital pada penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa membuat penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, saat ini selisih harga antara BBM bersubsidi dan non subsidi cukup jauh.
Kondisi tersebut terkadang dimanfaatkan oleh segelintir oknum untuk mengeruk keuntungan, dengan menjual BBM bersubsidi ke yang tidak berhak menggunakan.
Advertisement
Baca Juga
"Disparitas harga yang semakin lebar dan besar ini ya, akan mendorong orang untuk menyalahgunakan BBM. Nah, kan disparitas antara subsidi dan non subsidi," kata Djoko, di Jakarta, Rabu (23/8/2018).
Menurut Djoko, seharusnya dengan menggunakan teknologi digita penyalahgunaan BBM bersubsidi bisa dihindari. Hal ini dengan menerapkan pembatasan penyaluran BBM bersubsidi pada setiap kendaraan. Jadi pembelian BBM bersubsidi hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan.
"Dengan IT ini, enggak bisa 100 liter. Kapasitas paling 50. Ini untuk mencegah. Tapi paling tidak kita bisa mengurangi," tutur dia.
Djoko menuturkan, subsidi yang disalurkan harus tetap sasaran, volume dan waktu. Oleh karena itu, metode yang bisa untuk melaksanakannya menggunakan teknologi digital. Hal itu buat penyaluran BBM bersubsidi berjalan dengan baik.
"Tujuan utama subsidi harus tepat sasaran, tepat volume, dan tepat waktu. Ya, kalau misalnya BBM langka, akhirnya kan lambat, langka. Kedua, itu tadi kalau volume akurat, kita bayar subsidi sesuai angka itu," kata dia.
* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.
Pemerintah Dukung Pertamina Terapkan Sistem Digital Penyaluran BBM
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendukung rencana PT Pertamina (persero) untuk menerapkan sistem digital dalam penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM).
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, penyaluran BBM selama ini masih menggunakan sistem manual sehingga rentan terjadi kesalahan dalam pencatatan distribusi BBM bersubsidi.
"Sekarang kan enggak ada alatnya. Selama ini manual, pakai invoice manual SPBU," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa 14 Agustus 2018.
Dengan menggunakan teknologi digital pencatatan penyaluran BBM bersubsidi menjadi lebih akurat. Dampaknya, pembayaran subsidi oleh pemerintah ke Pertamina akan lebih sesuai dengan yang disalurkan ke masyarakat.
"Kami enggak tahu konsumsi riil di masyarakat. Kalau ini kan online, kami bisa lihat mau di ujung Irian juga kami bisa tahu," ujarnya.
Djoko pun mendukung rencana Pertamina menggunaan sistem digital pada kegiatan penyaluran BBM. Hal tersebut juga telah didukung oleh Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
"Kami dukung, tapi harus ada aturan dari BPH Migas dulu, soal IT," kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement