Saran Ekonom buat Pemerintah Atasi Defisit Transaksi Berjalan

Defisit transaksi berjalan tidak hanya disumbangkan oleh defisit neraca perdagangan, melainkan juga oleh defisit di komponen pendapatan primer yang mencapai USD 8 miliar.

oleh Merdeka.com diperbarui 19 Sep 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2018, 17:00 WIB
(Foto:Merdeka.com/Wilfridus S)
Dekan FE UI Ari Kuncoro (Foto:Merdeka.com/Wilfridus S)

Liputan6.com, Jakarta Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengemukakan beberapa strategi yang dapat ditempuh pemerintah dalam memperbaiki defisit transaksi berjalan.

Diketahui, Bank Indonesia (BI) telah merilis data defisit transaksi berjalan kuartal II-2018 tercatat 3 persen atau sebesar USD 8 miliar.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan defisit di periode yang sama tahun sebelumnya 1,96 persen. Defisit transaksi berjalan kuartal II-2018 pun lebih lebar dibandingkan kuartal I-2018 sebesar 2,6 persen atau sebesar USD 5,5 miliar.

"Obat yang paling manjur itu mengembangkan industri berorientasi ekspor, kemudian sebagian bahan baku kita produksi. Nilai tambah ada, sehingga ada surplus untuk neraca perdagangan," kata dia di Jakarta, Rabu (18/9/2018).

Dia menjelaskan, defisit transaksi berjalan tidak hanya disumbangkan oleh defisit neraca perdagangan, melainkan juga oleh defisit di komponen pendapatan primer yang mencapai USD 8 miliar.

"Yang negatif USD 8 miliar itu (pendapatan primer). Keuntungan yang ditransfer keluar. Keuntungan orang luar yang ditransfer kembali (ke luar)," kata dia.

Defisit pendapatan primer ini, kata dia sebenarnya dapat ditolong dengan menaikan surplus di komponen pendapatan sekunder (secondary income).

"Kalau secondary income kita masih plus, tapi tidak cukup untuk sektor jasa semuanya. Belum oke sekarang USD 4. Kita di pekerja (secondary income) surplus USD 4, tapi USD 8 miliar (banding) USD 4 miliar kita masih kalah," jelas dia.

"Kenapa tidak (surplus) USD 8 miliar atau USD 12 miliar? Karena yang kita kirim kebanyakan tenaga informal yang di sektor rumah tangga," lanjut dia.

 

 

Reporter: Wilfridus Setu Umbu

Sumber: Merdeka.com

Hal Lain

Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Menkeu Sri Mulyani Indrawati menilai tren yang terjadi pada capaian ekspor-impor 2018 masih tergolong sehat. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut dia, cara untuk meningkatkan pendapatan sekunder,  dengan meningkatkan kualitas pekerja Indonesia yang akan dikirim ke luar negeri.

"Paling gampang adalah tenaga kerja Indonesia kita tingkatkan kualitas. Pembantu rumah tangga kita tingkatkan jadi bahasa Inggris bagus, sehingga pendapatan meningkat. Sehingga bisa mengkompensasi uang dari Indonesia yang dibawa keluar," ujar dia.

"Harus andalkan profesional, chef, kapten kapal, tukang las, manager hotel, dosen. Itu kuncinya. Membuat itu makin besar berarti menolong tekornya neraca berjalan karena defisit jasa mengandalkan luar negeri," imbuhnya.

Dia menambahkan, langkah berikut yang dapat dilakukan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan adalah dengan mengoptimalkan sektor pariwisata. Jika sektor pariwisata dapat ditingkatkan kinerjak maka defisit transaksi berjalan dapat diatasi. Bahkan menurut dia, Indonesia berpeluang surplus pada akhir tahun ini.

"Kalau musim turis bulan Oktober sampai Desember bisa dioptimalkan. Saya duga bisa seri. Kalau surplus sedikit. Yang penting itu surplus," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya