Strategi Pemerintah Tekan Defisit lewat Misi Dagang

Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) RI.

oleh Bawono Yadika diperbarui 19 Sep 2018, 15:40 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2018, 15:40 WIB
Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor impor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Proyeksi tersebut menyusut dari realisasi surplus di bulan sebelumnya yang sebesar US‎$ 1,23 miliar karena ekspor melemah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) RI. Selain melalui pameran dagang, Kemendag juga melakukan beberapa misi dagang dengan negara lain.

"Misi dagang Indonesia 2018 dalam waktu dekat ini ada 5 negara yaitu dengan Swiss pada tanggal 2-3 Oktober, Spanyol di 4-6 Oktober,  Shanghai China 5-10 November, Jeddah Saudi Arabia 28 November-2 Desember, dan terakhir Mesir di 03-04 Desember 2018," tutur Direktur Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda di Jakarta, Rabu (19/9/2018).

Arlinda menuturkan, pada misi dagang kali ini, Indonesia berusaha membidik pasar-pasar konvensional. Adapun pasar utama RI dalam misi dagang ialah China, Jepang, Amerika Serikat (AS), India dan juga Singapura.

"Sesuai arahan dari Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Mendag, Indonesia coba memasuki pasar di luar pasar utama. Sehingga fokus utama kita kali ini pada pasar konvensional," ujar dia.

Arlinda menuturkan, selain pasar Asia, Indonesia juga mempertimbangkan prospek peningkatan transaksi ekspor pada cakupan pasar uni eropa (EU).

"Untuk pasar konvensional di Asia Selatan ini ada India, Srilanka, dan juga Bangladesh. Kemarin saat kita melakukan misi dagang dengan Bangladesh ini transaksi dagang bisa mencapai USD 290 juta," kata dia.

"Selain itu, juga ada Spanyol dan Swish. Kenapa Spanyol? Karena Spanyol ini member dari EU. Meski ekspor kita nggak banyak ke Spanyol, tapi mereka punya pengaruh menggaungkan produk Indonesia di wilayah Eropa, makanya kita misi dagang kesitu," tambah dia.

Sementara itu, untuk misi dagang Jeddah Saudi Arabia, Kemendag akan menggenjot kegiatan ekspor RI melalui pangsa pasar Haji. "Untuk Jeddah, kita ingin gapai market orang-orang kita yang naik haji. Jadi harus lebih fokus memperkenalkan produk kita," kata dia.

 

 

Tekan Defisit, Kemendag Bidik Mitra Internasional lewat Pameran Dagang

(Foto: Liputan6.com/Bawono Y)
Trade Expo Indonesia (Foto:Liputan6.com/Bawono Y)

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya untuk menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) RI.

Salah satunya Kemendag akan kembali menggelar pameran dagang atau Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33 di ICE BSD City Tangerang pada 24-28 Oktober 2018. 

"Dengan situasi global yang kini penuh ketidakpastian, tentunya kita mengharapkan situasi ini dapat kita manfaatkan untuk mendorong produk-produk RI masuk ke banyak negara. Pasar utama kita itu ada China, Jepang, Amerika Serikat (AS), India dan juga Singapura," tutur Direktur Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Arlinda dalam Press Conference di ICE BSD, Jakarta, Rabu 19 September 2018.

Arlinda menuturkan, Kemendag melalui TEI, menargetkan nilai transaksi perdagangan sebesar USD 1,5 miliar, dengan jumlah visitor sebanyak 28 ribu pengunjung. Kemudian diikuti 1.110 exhibitor atau peserta yang ikut berkontribusi pada Pameran Dagang bertaraf internasional itu.

"Dengan CAD ini, tujuan kita ialah untuk meningkatkan ekspor dan neraca perdagangan. Tugas kita memastikan 2 indikator yakni ekspor dan impor dapat positif supaya pertumbuhan ekonomi kita juga positif atau baik," ujar dia.

"Tak hanya itu, kita coba balancing neraca perdagangan ini dengan mengkontrol impor non-migas. Kita coba lihat ada tidak produk-produk lain yang bisa kita push untuk berkontribusi besar tingkatkan ekspor non-migas," tambah Arlinda.

Dalam rangka meningkatkan transaksi dagang dan mitra kerja sama oleh buyers internasional, Kemendag melakukan beberapa perbaikan pada TEI 2018 ini antara lain sebagai berikut: 

Kemendag akan memperluas zona kuliner untuk mitra prospektif dalam mengeksplorasi TEI 2018. "Kelemahan kita tahun lalu zona kuliner itu cuma ada di hall 1, sekarang kita perpanjang dari hall 1- hall 10. Jadi bagi mereka yang haus atau ingin makan tidak perlu balik lagi ke hall 1. Kami juga ingin genjot potensial produk RI di hall 9," papar Arlinda.

Arlinda menambahkan, setiap hall TEI kini dilengkapi buyer service area untuk melayani kebutuhan para buyer di saat pameran tengah berlangsung.

Sementara itu, dari sisi penjamuan atau hospitality, TEI 2018 akan menyediakan shuttle bus untuk mengakomodir pergerakan pengunjung dari dalam dan luar negeri untuk terlayani secara optimal.

"Jadi kami maksimalkan dengan menjemput buyer dari bandara hingga ke hotel dengan shuttle bus. Di lokasi BSD pun demikian, kami akan fasilitasi dengan shuttle bus ini. Kita juga disupport oleh taksi online dan bluebird," ujar Project Director Debindo Budiarto Linggowiyono.

Sebagai informasi, TEI 2018 ini disponsori oleh dua lembaga BUMN yaitu Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPD-PKS) dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Kemudian ditunjuk PT Debindo Multi Adhiswasti sebagai Event Organizer (EO).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya