5 Wanita Hebat yang Jadi Pionir di Dunia Bisnis

Dunia bisnis bisa dibilang dunia yang didominasi oleh pria. Namun, 5 pebisnis wanita ini mampu mengubah dunia bisnis.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Sep 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2018, 20:00 WIB
Ilustrasi pengusaha muda (iStock)
Ilustrasi pengusaha muda (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia bisnis bisa dibilang merupakan dunia yang didominasi oleh pria. Status pebisnis pun lebih sering diasosiasikan dengan pria dibanding wanita. Faktanya, pada 2017 hanya 6,4 persen 500 perusahaan top dunia versi Fortune dipimpin oleh CEO perempuan. Sedangkan dari sisi perusahaan startup, hanya 17 persennya dipimpin perempuan.

Walaupun demikian, ada banyak pebisnis wanita yang mengubah dunia usaha. Dilansir dari Entrepeneur.com, inilah 5 pengusaha wanita yang menjadi pionir dalam dunia bisnis.

1.     Anna Bissell

Pada tahun 1889, Anna Bissell meneruskan usaha suaminya Melville Bissell dan menjadi CEO perusahaan penyapu karpet Bissell. Bisnis tersebut begitu populer kala itu bahkan Ratu Victoria pun menjadi penggemar produknya.

Menjadi pengganti posisi suaminya yang telah wafat menjadikan Anna sebagai CEO perempuan pertama di Amerika Serikat (AS). Tak hanya sebagai penerus, Anna juga mengembangkan Bissell hingga ke Eropa sekaligus menyederhanakan proses pembuatan perakitan produk sapunya.

Selain itu, Anna juga merupakan salah satu pemimpin pertama yang mendukung program pensiun dan kompensasi bagi pekerja.

2. Katherine Graham

The Post
The Post (IMDb)

Pada 1972, Graham mengambil alih kepemimpin The Washington Post, membuatnya menjadi perempuan AS pertama yang menjadi CEO dari perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Global 500.

Walaupun perusahaan tersebut merupakan milik keluarga Katherine, gelar CEO diestafetkan kepada suaminya, Phil pada 1948. Setelah suaminya meninggal dunia, barulah Katherin meneruskan perusahaan keluarganya.

Di bawah kepemimpinannya, Washington Post menguak kasus Pentagon Papers dan skandal Watergate yang membuat Presiden Richard Nixon mundur dari jabatannya.

 

3. Janice Bryant Howroyd

Sebagai pendiri dan CEO perusahaan penyalur tenaga kerja Act 1 Group, Howroyd menjadi perempuan kulit hitam pertama yang memimpin perusahaan dengan pendapatan di atas USD 1 miliar atau Rp 14 triliun (asumsi kurs Rp 14.879 per 1 dolar AS).

Perusahaan yang dibawahinya memiliki lebih dari 17.000 klien dan 2.600 karyawan di 19 negara. Ia juga mempunyai 36 properti real estate.

4. Yoshiko Shinohara

Kaum Laki-laki Masih Mendominasi Perusahaan Teknologi
Ilustrasi pekerja (ist.)

Shinohara menjadi bukti bahwa kesuksesan tidak mengenal usia. Pada usianya yang ke-82, Shinohara menjadi perempuan Jepang pertama yang menjadi miliarder atas usaha sendiri setelah bertahun-tahun bergelut dalam dunia bisnis.

Setelah bercerai dengan suaminya pada 1970, Shinohara mendirikan perusahaan outsourcing, Tempstaff. Perusahaannya dimulai di apartemen miliknya, kemudian berkembang hingga akhirnya kini memiliki lebih dari 5.000 pekerja dengan 12 kantor di berbagai penjuru dunia.  

 

5. Geisha Williams

Pada tahun 2017, Williams menjadi perempuan Latin pertama yang menjadi pemimpin salah satu perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune 500, yaitu perusahaan energi PG&E. Williams merupakan anak seorang pengungsi dan berimigrasi ke Amerika Serikat pada saat ia masih berusia 5 tahun.

Williams mendapatkan posisinya setelah 10 tahun bekerja di bagian layanan listrik perusahaan tersebut. Salah satu prakarsanya dalam perusahaan PG&E adalah pengembangan energi terbarukan. (Felicia Margaretha)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya