Rupiah Melemah Bikin Investasi di RI Lebih Menarik

Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memberikan keuntungan bagi Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Okt 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2018, 13:00 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memberikan keuntungan bagi Indonesia.

Lantaran dengan pelemahan rupiah justru akan membuat investasi di Indonesia semakin menarik. Rini mengungkapkan, saat ini Indonesia merupakan negara berkembang yang paling dinamis. Sebab, Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar dan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil.

"Indonesia menjadi negera berkembang yang dinamis di dunia. Kita dengan penduduk besar dengan middle class income yang akan punya potensi pertumbuhan yang besar," ujar dia dalam Indonesia Investment Forum 2018 di Bali, Selasa (9/10/2018).

Bahkan, lanjut dia, ‎‎menurut PricewaterhouseCoopers di 2030 Indonesia akan menjadi negara berkembang terbaik nomor 5. Namun demikian, untuk mencapai hal tersebut, Indonesia perlu kesiapan di bidang infrastruktur. 

Oleh sebab itu, di tengah pelemahan nilai tukar rupiah, kata Rini, sebenarnya menjadi saat yang tepat bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Bukan hanya nilai investasi yang menjadi lebih murah, keuntungan yang dihasilkan akan lebih besar dengan pelamahan ini.

"Dengan dolar yang menguat ini potensi yang bagus, mereka mengkonversi dolar dengan harga seperti saat ini. Dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen, pendapatan yang bertambah, tentu akan menjadi attractive. Bukan hanya dari sisi return dari investasinya tapi dari nilai tukarnya," ujar dia.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

Menteri Rini Tawarkan Investasi USD 42 Miliar di Acara IMF-Bank Dunia

Simbol Pertemuan IMF-World Bank Group 2018 di Bali
Simbol Pertemuan IMF-World Bank Group 2018 di Bali. Dok: Istimewa

Sebelumnya, Pemerintah mengajak investor dunia untuk menanamkan modalnya di Indonesia dalam berbagai proyek pembangunan. Hal ini menjadi salah satu agenda pemerintah dalam Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan, pelemahan nilai tukar rupiah akan berdampak positif bagi investasi. Sebab, pelemahan ini akan membuat investasi di Indonesia menjadi lebih murah.

"Turunnya nilai tukar menjadi peluang karena investasi menjadi lebih menarik. Di Indonesia, bukan hanya menarik, tetapi juga lebih mudah," ujar dia dalam Indonesia Invesment Forum 2018 di Bali, Selasa 9 Oktober 2018.

Dia mengungkapkan, saat ini Indonesia memiliki 143 BUMN yang mencakup 13 sektor ekonomi, termasuk manufaktur, logistik, jasa keuangan, sains dan teknis jasa, konstruksi dan lainnya. Kontribusi BUMN juga telah mewakili sekitar 15 persen dari PDB Indonesia.

"Dalam upaya negara kami untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dari barat ke bagian timur Indonesia, BUMN akan terus berlanjut memainkan peran aktif, terutama dalam infrastruktur yang layak secara komersial proyek. Pemerintah sangat berkomitmen untuk memastikan hal itu proyek yang ditawarkan kepada investor memberikan tingkat pengembalian yang menarik dengan risiko yang dapat dikelola," kata dia.

Oleh sebab itu, Rini mengajak para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia dengan menggandeng BUMN. Dalam forum ini, BUMN akan menawarkan berbagai macam proyek pembangunan yang bisa dikerjasamakan dengan investor.

"Ada hampir 80 proyek senilai USD 42 miliar yang melibatkan 21 BUMN. Saya yakinkan kemitraan dengan BUMN adalah kemitraan yang baik," kata dia.‎

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya