Perkuat Rupiah, Menteri Rini Lepas Ekspor Produk Ikan

Menteri BUMN Rini Soemarno kembali mendukung peningkatan nilai ekspor BUMN sebagai upaya untuk mendorong penguatan nilai tukar rupiah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 05 Okt 2018, 20:28 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2018, 20:28 WIB
(Foto: Liputan6.com/Tommy Kurnia Rony)
Menteri BUMN Rini Soemarno berkesempatan melepas ekspor produk perikanan milik dua BUMN pada Jumat (5/10/2018) (Foto:Liputan6.com/Tommy Kurnia)

Liputan6.com, Makassar - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno kembali mendukung peningkatan nilai ekspor BUMN sebagai upaya untuk mendorong penguatan nilai tukar rupiah. 

Kali ini, Rini berkesempatan melepas ekspor produk perikanan milik dua BUMN yaitu Perusahaan Umum (Perum) Perikanan Indonesia atau Perindo dan PT Perikanan Nusantara atau Perinus di Pelabuhan Makassar, Jumat (5/10/2018).

Ia menyebut, BUMN perikanan harus banting stir dan jeli dalam mencari peluang di pasar internasional. "Kita sebagai BUMN jangan berkompetisi dengan kalangan menengah, terutama di domestik. Kita harus bisa mempenetrasi pasar-pasar yang sulit, sehingga kita bisa membuka potensi Indonesia ke luar," ujar dia.

"Ini memang tujuan kita untuk bagaimana kita meningkatkan ekspor, mengurangi impor, sehingga neraca perdagangan kita menjadi sehat," lanjut Rini.

Rini secara resmi melepas lima kontainer produk  perikanan dengan nilai ekspor sebesar USD 480,1 ribu. Tiga dari lima kontainer merupakan produk perikanan milik Perindo yang terdiri dari dua kontainer berisi ikan jenis kakap merah, ikan tenggiri, cumi-cumi berbobot 36 ton dan senilai USD 210 ribu yang akan diekspor ke AS dan 1 kontainer berisi 18 ton jenis gurita dan cumi-cumi  senilai USD 100,6 ribu yang akan diekspor ke Eropa.

Sementara, dua kontainer lainnya merupakan produk perikanan milik Perinus yang berisi 30 ton gurita dingin dengan nilai sebesar USD 169,5 ribu yang akan diekspor ke Jepang.

Secara umum, realisasi ekspor dua BUMN Perikanan hingga September 2018 tercatat sebesar 512,1 ton atau senilai USD 5,54 juta USD yang terdiri dari Perum Perindo 392,3 ton atau senilai USD 4,75 juta dan Perinus sebesar 119,8 ton atau senilai USD 791 ribu. Pada tahun berikutnya, Rini Soemarno memberikan target yang cukup ambisius, yakni USD 150 juta ekspor ikan.

"Saya berharap ini suatu permulaan. Tadi dikatakan bahwa Perikanan Indonesia itu tahun ini USD 6 juta. Akhir tahun depan, saya ingin dapat laporannya jadi 50 juta dolar. Kalau Perinus tadi mengatakan ekspornya tahun ini mungkin total bisa 50-an (juta dolar), berarti tahun depan minimal USD 100 juta," ujar Rini sembari menambahkan ekspor yang dilakukan haruslah direct call.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

Optimistis Capai Target Ekspor

(Foto: Dok Kementerian BUMN)
Menteri BUMN Rini Soemarno berkesempatan melepas ekspor produk perikanan milik dua BUMN pada Jumat (5/10/2018) (Foto: Dok Kementerian BUMN)

Direktur Utama Perindo Risyanto Suanda mengungkapkan, perseroan terus berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja ekspor perusahaan. Selain untuk mendorong kinerja keuangan, peningkatan penjualan ekspor mendorong perolehan devisa dari produk perikanan.

"Penguatan pasar ekspor seiring dengan penguatan startegi internal seperti processing unit yang kami miliki untuk memberikan value added," ujar dia.

Perum Perindo akan meraih pendapatan sekitar USD 416 ribu ton sekitar Rp 6 miliar yakni, dari ekspor ke China  USD 106 ribu. Ekspor ke Vietnam USD 100 ribu, serta ekspor ke AS dan Denmark, masing-masing USD 105 ribu. 

Risyanto memaparkan, dengan tambahan ekspor pada awal Oktober ini, Perum Perindo optimistis mampu mencapai target ekspor yang dipatok sebesar 694 ton atau senilai USD 6,82 juta hingga akhir tahun. Prognosa ekspor tahun 2018 ini melesat 736,14 persen dari realisasi ekspor 2017 yang hanya sebesar 83 ton.

Per September 2018, Perum Perindo mencetak realisasi ekspor sebanyak 392,3 ton dengan valuasi 4,89 juta dolar AS.  Negara tujuan ekspor utama pada 2018 yaitu Amerika Serikat, China, Eropa, Jepang dan Vietnam.

Sementara itu, Dendi Anggi Gumilang, Direktur Utama Perinus mengungkapkan, setelah menandatangani perjanjian kontrak di Imperial Hotel Tokyo pada  22 Agustus 2018 dengan Perusahaan Jepang Ajhirushi, perseroan telah mendapatkan pengakuan dan mampu memenuhi standar gurita Jepang dan diterima pasar Jepang.

"Kami sangat yakin kerja sama ini akan berjalan dengan baik dan kami mampu memenuhi standar gurita Jepang dan diterima pasar Jepang dengan baik. Di bulan Oktober 2018 Perinus juga akan mulai mengekspor Tuna ke Jepang sesuai dengan nilai kontrak USD 15 juta USD serta kakap merah dan Tenggiri ke Singapore dengan proyeksi senilai USD 6,5 juta," ungkap Dendi.

Gurita yang diekspor berasal dari perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Kepulauan Selayar dan Perairan Lampung. Semua produk yang diekspor merupakan produk dari mitra nelayan Perikanan Nusantara. Jumlah mitra nelayan gurita Perikanan Nusantara lk. 640 nelayan. Jumlah nelayan mitra akan bertambah pada saat pola musim gurita terjadi yaitu pada September-April.

"Secara keseluruhan nelayan yang bermitra dengan Perikanan Nusantara sudah ada ikatan kerjasama (PKS Perdagangan). Nelayan gurita pada umumnya belum ada asosiasi yang mewadahinya hal ini dikarenakan mereka masih nelayan tradisional," tutur dia.

Produk gurita tersebut diproses pada Unit Pengolahan Ikan Perikanan Nusantara cabang Makassar yang memiliki kapasitas produksi sebanyak lima ton per hari dengan sertifikasi HACCP (Hazard Analisis Critical Control Point B).

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya