Kemendag Gandeng TNI Amankan Perdagangan di Kawasan Perbatasan

Mendag Enggartiasto Lukita menuturkan, peran TNI amat dibutuhkan terutama untuk menjaga agar arus barang yang terjadi secara ilegal.

oleh Merdeka.com diperbarui 23 Okt 2018, 19:12 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2018, 19:12 WIB
Gaya Mendag Enggartiasto Lukita Saat Pemotretan
Mendag Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto dikenal secara luas saat menjadi anggota DPR RI dari Partai Golkar (1997-1999 dan 2004-2009). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk mengamankan perdagangan dan melindungi konsumen di kawasan perbatasan.

Hal itu diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman tentang Pengamanan di Bidang Perdagangan dan Perlindungan Konsumen di Perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menteri Perdagangan, Enggartisto Lukita, mengatakan kesepakatan ini juga akan sangat membantu dalam menangkal efek negatif eskalasi perang dagang yang sedang terjadi.

Dia menjelaskan, perang dagang mengharuskan beberapa negara yang terlibat untuk mencari pasar baru, untuk memasarkan produknya. Indonesia dengan jumlah penduduk besar tentu menjadi pasar potensial bagi masuknya barang-barang tersebut.

"Yang disebut dengan perang dagang yang berbeda dengan perang yang disebutkan Pak Panglima, bisa berakibat terganggunya ekonomi kita, yaitu arus masuk secara ilegal yang begitu besar, tekanannya karena produksi di negara-negara tertentu berlebih dan tidak bisa terjual maka dia akan lihat negara mana dengan penduduk yang besar," kata dia, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Dia menuturkan, peran Tentara Nasional Indonesia (TNI) amat dibutuhkan terutama untuk menjaga agar arus barang yang terjadi secara ilegal di kawasan wilayah perbatasan

"Kalau masuk secara legal maka kami dengan dukungan penuh Polri dan Bea Cukai sampai saat ini kita lakukan pengamanan. Tapi yang berpotensi timbul kerawanan adalah di daerah-daerah perbatasan yang masuk secara ilegal," kata dia.

Oleh karena itu, dia mengatakan penandatangan nota kesepahaman dengan TNI merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk mengawasi arus barang serta memperkuat aspek perlindungan konsumen.

"Kepada siapa lagi kita bisa minta tolong. Kepada siapa lagi masyarakat perbatasan itu bisa bersandar. Maka kita percayakan kepada TNI," tegas Enggartiasto.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

 


Mendag Yakin Target Pertumbuhan Ekspor 11 Persen Bisa Tercapai

Gaya Mendag Enggartiasto Lukita Saat Pemotretan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat pemotretan dalam kunjungannya ke Kantor Liputan6 di SCTV Tower, Jakarta (4/5). Enggartiasto menjabat sebagai Menteri Perdagangan sejak 27 Juli 2016. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Sebelumnya. Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengaku yakin target pertumbuhan ekspor 11 persen di 2018 bisa tercapai. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mematok target pertumbuhan ekspor pada tahun ini di kisaran 5-7 persen tetapi kemudian direvisi menjadi 11 persen.

"Dibandingkan bulan lalu turun tapi tahun ini kita naik. Sekarang sudah 9 persen," tuturnya saat ditemui di Bandung, Kamis 18 Oktober 2018.

Enggartiasto melanjutkan, pemerintah akan terus mengupayakan agar pertumbuhan ekspor 11 persen itu tercapai dalam kurun waktu 2 bulan yaitu November dan Desermber 2018.

"Sekarang kan sudah 9 persen. Saya harus kejar 10 sampai 11 persen. Ya kami coba kejarlah," jelasnya.

Pemerintah akan menjalin kerja sama dagang dengan berbagai pihak untuk menyokong target ekspor. Kerja sama perdagangan di sejumlah negara berperan besar untuk mendorong target pertumbuhan ekspor RI.

"Seperti kerja sama ekonomi Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA), Indonesia-Australia CEPA, dan perjanjian perdagangan bebas dengan asosiasi perdagangan bebas Eropa (European Free Trade Area/EFTA). Perjanjian tersebut baru bisa dirasakan dampaknya di 2019,” ujar dia.

Target ekspor diharapkan berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Seperti yang disampaikan Presiden ada dua hal investasi dan ekspor. Tidak mungkin kita hanya business as usual kalau mau capai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya