Kembalinya Merpati Bakal Tekan Dominasi di Pasar Penerbangan RI

YLKI menilai kembalinya Merpati bakal mengurangi dominasi di pasar penerbangan Indonesia.

oleh Merdeka.com diperbarui 17 Nov 2018, 18:42 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2018, 18:42 WIB
Ilustrasi pesawat (iStock)
Ilustrasi pesawat (iStock)
Liputan6.com, Jakarta -
PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) siap kembali mengudara pada 2019. Ini karena Merpati Airlines telah mendapatkan komitmen suntikan modal dari Intra Asia Corpora sebesar Rp 6,4 triliun.
 
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memandang kehadiran Merpati di dunia penerbangan domestik akan mengurangi dominasi market share penerbangan domestiknya oleh maskapai tertentu.
 
"Merpati bisa menciptakan titik keseimbangan baru dunia penerbangan yang sekarang, itu cenderung menuju tidak sehat dalam bentuk adanya dominasi airlines tertentu," kata Wakil Ketua Pengurus Harian YLKI, Sudaryatmo di sela-sela diskusi bertajuk 'Semoga Merpati Tak Ingkar Janji', di Atjeh Connection Sarinah, Jakarta, Sabtu (17/11/2018).
 
"Kalau pandangan YLKI, di Indonesia itu idealnya harus ada 3 sampai 5 maskapai yang memiliki market share yang berimbang, sehingga tidak tergantung pada airline tertentu," lanjut dia.
 
Menurut dia, jika pasar didominasi oleh satu maskapai saja, maka pemerintah bisa saja kerepotan dalam memastikan bahwa maskapai bersangkutan tidak memanfaatkan posisi dominan untuk keuntungan sendiri.
 
"Kalau posisi dominan, pertama ini effort yang lebih besar harus dilakukan pemerintah karena memastikan bahwa perusahaan penerbangan yang menguasai pasar tadi itu tidak menyalahgunakan posisi dominanya, untuk berkompetisi termasuk dengan konsumen," ujarnya.
 
Dia menjelaskan tentu akan sangat berbahaya jika industri penerbangan  hanya dikuasai maskapai tertentu.  Sebab ketika timbul gejolak dari industri tersebut,maka akan menimbulkan chaos yang tentu tidak baik untuk industri penerbangan di Indonesia. "Kita bayangkan saja demo mogok pilot sudah bikin ribut. Jadi tadi kalau airline besar pilot mogok pasti ada kekacauan," imbuhnya.
 
"Harapannya tentu keberadaan atau kembalinya market share bisa menyeimbangkan market share di industri penerbangan," tandasnya.
 
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya