Kemenhub Integrasikan Pengelolaan Bandara Solo dan Yogyakarta

Bandara baru ini akan dikembangkan untuk melayani penerbangan domestik jarak jauh dan internasional dengan jarak tempuh penerbangan lebih dari 1 jam.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 15 Des 2018, 16:30 WIB
Diterbitkan 15 Des 2018, 16:30 WIB
20160412-pesawat terbang
Ilustrasi pesawat terbang lepas landas dari bandara.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara sebagai regulator penerbangan nasional akan mengatur operator Bandara Baru Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/ NYIA) dan bandara-bandara sekitarnya.

Bandara itu antara lain Bandara Adi Sutjipto Yogya dan Bandara Adi Soemarmo Solo dengan konsep multy airport system. 

Bandara baru ini akan dikembangkan untuk melayani penerbangan domestik jarak jauh dan internasional dengan jarak tempuh penerbangan lebih dari 1 jam.

Sedangkan Bandara Adi Sutjipto akan dipakai untuk penerbangan jarak dekat dan penerbangan general aviation. Bandara Adi Soemarmo juga akan tetap dikembangkan untuk domestik dan internasional.

"Bandara baru ini akan mempunyai runway yang lebih panjang dan kapasitas terminal penumpang dan kargo yang jauh lebih besar dari bandara lama di Yogya," ujar Dirjen Perhubungan Udara Polana B Pramesthi kepada wartawan, Sabtu (15/12/2018).

Lebih lanjut ia menuturkan, infrastruktur lebih besar dapat melayani pesawat besar seperti Boeing B777, Airbus A380, A330 dan lainnya yang mampu terbang jarak jauh dan membawa banyak penumpang. Jadi bandara itu akan bisa menjadi bandara pengumpul bagi bandara-bandara di sekitarnya

Beberapa rute internasional yang ditargetkan bisa dilayani dari bandara baru ini misalnya dari Jepang, China dan Korea Selatan serta Arab Saudi untuk penerbangan umroh.

Untuk menunjang multy airport system ini juga sudah disiapkan dukungan multimoda berupa kereta api dan bus untuk mengangkut penumpang bolak-balik dari bandara lama yaitu Bandara Adi Sutjipto menuju  Bandara Baru Internasional Yogyakarta.

Dari bandara lama menuju bandara baru bisa ditempuh dengan kereta selama 30 menit dilanjutkan bus selama 10 menit. Atau bisa menggunakan transportasi darat melalui jalan raya selama sekitar 1,5 jam perjalanan.

"Dengan multy airport system ini operasional tiga bandara akan saling melengkapi dan dengan demikian bisa dikembangkan bisnisnya bersama-sama. Daerah sekitar bandara juga akan bisa lebih hidup dan meningkat perekonomiannya," lanjut Polana lagi.

 

Selanjutnya

Letusan Gunung Merapi
Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah, untuk sementara ditutup pada Jumat (1/6/2018) mulai pukul 15.30 hingga 18.30 waktu setempat, karena terdampak sebaran hujan abu Gunung Merapi. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Dari tinjauan lapangan hari ini, pembangunan seluruh infrastruktur Bandara Baru Internasional Yogyakarta baik dari sisi landside maupun airside sudah mencapai 19 persen.

Target direncanakan mencapai 50 persen  pada April 2019  untuk minimum operasional akan dioperasikan terminal Internasional. Sedangkan untuk sisi airside seperti runway, taxiway dan apron ditargetkan pada April 2019 sudah selesai 100 persen dan bisa dioperasionalkan.

Bandara Baru Internasional Yogyakarta ini akan mempunyai landas pacu sepanjang 3.250 meter dan area parkir pesawat berkapasitas hingga 23 pesawat pada tahap I 2019.

Sedangkan tahap Ultimate ditargetkan landas pacu diperpanjang menjadi 3.600 meter dan pengembangan area parkir pesawat berkapasitas hingga 37 pesawat. Juga akan dilakukan pengembangan lanjutan terminal penumpang menjadi 236 ribu meter persegi, yang mampu menampung hingga 25 juta penumpang per tahunnya. 

Sementara itu Bandara Adisutjipto saat ini  memiliki luas 15 ribu meter persegi dan hanya mampu melayani sekitar 1,8 juta penumpang per tahun, apron berkapasitas hanya 11 pesawat, dan runway sepanjang 2.200 meter. Padahal jumlah pergerakan penumpang di bandara Adisutjipto saat ini telah mencapai sekitar 8 juta penumpang. (Yas)

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya