Liputan6.com, Jakarta - Sudah sepekan ini harga tomat merah tidak kunjung turun. Hal ini dibenarkan oleh beberapa pedagang yang ada di Pasar Pondok Gede, Bekasi, pada Jumat (18/1/2019).
"Harga tomat merah yang belum juga turun," ujar Johan salah seorang pedagang di Pasar Pondok Gede kepada Liputan6.com.
Saat ini harga tomat rata-rata di setiap pedagang mencapai Rp 18 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram (kg). "Tomat naik karna sekarang musim hujan nanti kalau musim panas juga akan turun lagi harganya," ujar Sitorus.
Advertisement
Sebelumnya, harga tomat berada di kisaran Rp 10 ribu per kg hingga Rp 14 ribu per kg. Artinya, kenaikkannya di kisaran Rp 5 ribu per kg.
Baca Juga
Selain tomat, harga paprika juga mengalami kenaikan. "Paprika juga naik harganya," ujar Hendri salah seorang pedagang sayuran di Pasar Pondok Gede.
Sebelumnya, harga paprika merah yaitu Rp 60 ribu per kg, namun sekarang mencapai Rp 100 per kg-nya. Hal yang sama juga terjadi pada paprika merah yang naik dua kali lipatnya dari yang sebelumnya Rp 40 per kg, menjadi Rp 80 per kg.
Hal yang berbeda terjadi pada harga cabai dan bawang. Saat ini harga cabai cenderung turun. "Sudah seminggu ini cenderung turun," ungkap Randi salah satu pedagang bumbu yang ada di Pasar Pondok Gede.
Saat ini harga cabai merah keriting yaitu Rp 25 ribu per kg dari sebelumnya Rp 34 ribu per kg. Sedangkan harga cabai keriting hijau terbilang normal Rp 20 per kg.
Selain itu, harga bawang merah saat ini cenderung stabil sejak sebelumnya telah mengalami kenaikan harga. Saat ini harga bawang merah Rp 30 per kg dan sedangkan untuk bawang putih yaitu Rp 27 per kg.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mentan Klaim Inflasi Pangan Turun Signifikan dalam 4 Tahun Terakhir
Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Rapat Koordinasi Kerja (Rakernas) Tahun 2019. Pada tahun ini, Rakornas mengangkat tema Mendorong Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian untuk Peningkatan Ekspor dan Pertanian.
Dalam sambutannya, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, selama 4 tahun terakhir, telah banyak hasil yang dicapai sektor pertanian. Capaian ini diharapkan bisa ditingkatkan pada 2019 ini.
BACA JUGA
"Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh Kepala Dinas Pertanian seluruh Indonesia, Danren, Dandim, selama 4 tahun terakhir ini," ujar dia di Hotel Bidakara, Jakart, Senin (14/1/2019).
Dia menjelaskan, dari sisi inflasi, pada periode 2014-2017, inflasi pangan yang dikontribusi dari sektor pertanian mengalami penurunan yang signifikan. Pada periode tersebut, inflasi pangan turun 88,1 persen, dari 10,57 persen menjadi 1,57 persen.
"Inflasi pangan 2014 sebesar 10,5 persen, turun menjadi 1,26 persen di 2017. Untuk turunkan 0,5 persen saja sulit. Ini pertama dalam sejarah. Inflasi menurun, daya beli masyarakat meningkat," kata dia.
Nilai ekspor pertanian sepanjang 2016-2018 juga mengalami kenaikan. Nilai ekspor pertanian pada 2016 sebesar Rp 384,9 triliun, naik 29,7 persen menjadi Rp 499,3 triliun di 2018.
Rinciannya, ekspor kelapa sawit naik 22,5 persen, karet naik 21,3 persen, kelapa 14,8 persen, kopi 28,6 persen, manggis 252,61 persen, pisang 706,2 persen. Sementara impor sejumlah komoditas seperti beras umum, bawang merah dan cabai segar turun hingga 100 persen.
"Ekspor kita naik 29 persen, impor turun, ini data. Dulu ekspor perlu 13 bulan, kemudian turun jadi 13 harii, sekarang hanya butuh 3 jam dengan OSS. Kalau mau ekspor kita berikan karpet merah untuk mereka. Saya jamin tidak ada pungli, kami jamin," ungkap dia.
Untuk investasi di sektor pertanian pada periode 2013-2018 mengalami kenaikan 110,2 persen dengan nilai total Rp 270,1 triliun. Pada 2013, nilai investasi di sektor ini sebesar Rp 29,3 triliun, namun pada 2018 sebesar Rp 61,6 triliun.
"Pesan Pak Presiden untuk mendorong ekspor dan investasi. Untuk mendorong itu, sebanyak 291 Permentan yang menghambat investasi kita dicabut," jelas dia.
Sementara untuk PDB pertanian, pada periode 2013-2018 juga naik signifikan yaitu 47,2 persen dengan akumulasi kenaikan sebesar Rp 1.375,2 triliun. Pada 2013, PDB pertanian sebesar Rp 994,8 triliun, sedangkan di 2018 menjadi Rp 1.463,9 triliun.
"Nilai produk pertanian naik, mendongkrak kesejahteraan petani. Kenaikan Rp 1.375 triliun ini setara dengan separuh dari APBN. Ini hasil kerja kita," tandas dia.
Advertisement