Liputan6.com, Jakarta - Produksi karet Indonesia dalam beberapa waktu terakhir terus meningkat. Hal ini pun membuat pemerintah mencari cara agar harga karet tidak jatuh terlalu dalam akibat kelebihan produksi.
Salah satu solusi yang tengah dikaji adalah pengaplikasian karet untuk jalan. Karet akan dicampurkan dengan aspal. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan harga karet dalam negeri.
Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, sepanjang 380.000 Kilometer (Km) jalan di Indonesia akan menerapkan jalan aspal campur karet. Utamanya, jalan karet campur aspal dilakukan di kabupaten.
Advertisement
Baca Juga
"Ya jalan, ada jalan nasional, jalan provinsi, ada jalan kabupaten. Yang banyak ternyata di kabupaten. Empat kali lipat dari jalan pusat. (Yang bisa memanfaatkan) sekitar 380.000 Km," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (21/1/2019).
Sigit mengatakan, penggunaan aspal campur karet akan menyerap tujuh persen dari total produksi. Pemerintah juga telah mengkaji teknologi yang tepat untuk mengolah karet menjadi campuran aspal.
"Ada beberapa macam teknologi. Ada juga teknologi di campur dengan aspal, ada yang langsung di aplikasikan," ujar dia.
Sigit menargetkan, pengaplikasian karet campur aspal untuk jalan sepanjang 380.000 Km akan dilakukan 2019. "Oh iya tahun ini harus terlaksana," tutur dia.
Reporter: Anggun P.Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Pemerintah Bakal Olah Karet Jadi Aspal
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar rapat kerja dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengenai pemanfaatan karet untuk pembangunan jalan. Mengingat saat ini, harga jual karet alam tengah menurun.
Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi menyebutkan, hasil rapat tersebut menghasilkan keputusan pemerintah siap menyerap 2.000 ton karet untuk dijadikan bahan campuran pembuatan aspal.
Dia menjelaskan, penggunaan aspal karet tersebut akan dilakukan di beberapa daerah yang merupakan penghasil karet terbesar antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Dengan harapan dapat mendongkrak harga karet yang kian terpuruk.
"Kita akan angkat (harga karet), jadi akan naik terutama di beberapa sentra karet di Indonesia Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Karena sekarang harga karet agak turun. Nah, kita harapkan ada terbentuk satu harga untuk masyakarat," kata Dirjen Budi saat ditemui usai rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin 7 Januari 2019.
Dia mengungkapkan, jalan yang akan menggunakan aspal karet adalah sepanjang 93,66 kilometer (km) dengan jumlah 2.542,20 ton untuk perbaikan atau tambalan jalan rusak.
"Itu kilometernya 93,66 (km) yang akan dibutuhkan jalan penyerapan karet. Itu biasanya untuk overlay, jadi untuk perbaikan saja," ujar dia.
Dalam kesempatan serupa, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (Ilmate), Achmad Sigit menyebutkan karet yang akan dijadikan campuran aspal sebanyak 8 persen. Proses pembuatannya akan menggunakan tiga tiga teknologi untuk memproduksi aspal karet, yakni lateks, masterbatch, dan skat.
"Bakal menyerap (karet) 7-8 persen dari kebutuhan aspal. Itu kita pakai tiga teknologi, menggunakan lateks, kemudian masterbatch, kemudian ada yang pakai skat," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement