Pemerintah Bakal Olah Karet Jadi Aspal

Pemakaian aspal karet tersebut akan dilakukan di beberapa daerah yang merupakan penghasil karet terbesar antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan.

oleh Merdeka.com diperbarui 07 Jan 2019, 14:12 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2019, 14:12 WIB
Pohon Karet
Pohon Karet (www.rainforest-alliance.org)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar rapat kerja dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengenai pemanfaatan karet untuk pembangunan jalan. Mengingat saat ini, harga jual karet alam tengah menurun.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi menyebutkan, hasil rapat tersebut menghasilkan keputusan pemerintah siap menyerap 2.000 ton karet untuk dijadikan bahan campuran pembuatan aspal

Dia menjelaskan, penggunaan aspal karet tersebut akan dilakukan di beberapa daerah yang merupakan penghasil karet terbesar antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Dengan harapan dapat mendongkrak harga karet yang kian terpuruk.

"Kita akan angkat (harga karet), jadi akan naik terutama di beberapa sentra karet di Indonesia Sumatera Selatan, Jambi, Medan dan Kalimantan. Karena sekarang harga karet agak turun. Nah, kita harapkan ada terbentuk satu harga untuk masyakarat," kata Dirjen Budi saat ditemui usai rapat  di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (7/1/2019).

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jalan Pakai Aspal dari Karet Sepanjang 93 KM

Flyover Kemayoran yang Renggang Diperbaiki
Para pekerja memperbaiki aspal di flyover Kemayoran yang mengalami kerenggangan, Jakarta, Sabtu (5/1). Hal itu disebabkan rusaknya sambungan celah sambungan alias expansion joint. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Dia mengungkapkan, jalan yang akan menggunakan aspal karet adalah sepanjang 93,66 kilometer (km) dengan jumlah 2.542,20 ton untuk perbaikan atau tambalan jalan rusak.

"Itu kilometernya 93,66 (km) yang akan dibutuhkan jalan penyerapan karet. Itu biasanya untuk overlay, jadi untuk perbaikan saja," ujar dia.

Dalam kesempatan serupa, Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (Ilmate), Achmad Sigit menyebutkan karet yang akan dijadikan campuran aspal sebanyak 8 persen. Proses pembuatannya akan menggunakan tiga tiga teknologi untuk memproduksi aspal karet, yakni lateks, masterbatch, dan skat. 

"Bakal menyerap (karet) 7-8 persen dari kebutuhan aspal. Itu kita pakai tiga teknologi, menggunakan lateks, kemudian masterbatch, kemudian ada yang pakai skat," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya