Kendaraan Lapis Baja hingga Mobil Pemadam Bersiaga di Lokasi Debat Capres

Pengamanan Hotel Sultan, Jakarta diperketat, menjelang debat calon Presiden yang diselenggarakan pada Minggu (17/2/2019), pukul 20.00 WIB.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Feb 2019, 18:26 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2019, 18:26 WIB
(Foto: Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)
Pengamanan saat debat capres kedua pada Minggu (17/2/2019) (Foto:Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamanan Hotel Sultan, Jakarta diperketat, menjelang debat calon presiden (debat capres) yang diselenggarakan pada Minggu (17/2/2019), pukul 20.00 WIB.

Pantauan Liputan6.com, di lokasi debat capres, di Hotel Sultan, pengamanan dilakukan pihak kepolisian dari berbagai kesatuan, di antaranya Brimob dan Sabara.

Untuk memperkuat pengamanan, ratusan petugas berseragam dan tanpa seragam disiagakan. Selain itu juga disiagakan kendaraan lapis baja dan menyiagakan anjing pelacak untuk mendeteksi adanya bom.

Selain pihak keamanan, juga disiagakan satu unit mobil pemadam kebakaran, serta fasilitas pendukung kehanda‎lan pasokan listrik. 

PLN Distribusi Jakarta Raya telah menyiapkan satu unit Power Bank berkapasitas 1.000 kilo Volt Amper (kVA), dan satu unit Power Bank 630 kVA untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik.

Sebagai cadangan pasokan PLN juga disiapkan tiga unit UPS masing-masing 500 kVA untuk menjamin keandalan pasokan listrik. Selain itu, langkah mitigasi risiko lain juga disiapkan, termasuk dengan memasok listrik dari 2 sumber yang berbeda dengan dilengkapi Automatic Change Over (ACO).

Apabila sumber utama terganggu, dapat secara otomatis berpindah ke sumber pasokan listrik lainnya.

Untuk diketahui, debat capres‎ akan dilaksanakan pukul 20.00, adapun yang akan dibahas dalam debat tersebut adalah pangan, energi, infrastruktur, sumber daya alam (sda) dan lingkungan hidup.

 

Pengusaha: Debat Capres Bukan Ajang Saling Serang tapi Adu Terobosan

Peluk Hangat Jokowi - Prabowo Akhiri Debat Perdana Pilpres 2019
Capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi-Ma'ruf Amin bersalaman dengan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno usai debat perdana Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, kedua kandidat calon presiden (capres) akan saling beradu program terkait masalah energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup pada malam ini.

Dalam debat nanti, para pengusaha berharap agar kedua capres akan mengemukakan visi dan misi jangka pendeknya dan jangka panjangnya secara konkret. Bukan hanya sekedar saling serang dan beradu argumen.

"Tentu kami dari pengusaha lebih melihat ke depannya seperti apa. Dari sisi energi, apa yang akan difokuskan oleh pemerintah dan bagaimana korelasinya dengan peluang investasi di bidang sumber daya alam yang ada," ujar Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu 17 Februari 2019.

Kemudian dari sisi kebijakan pangan, lanjut Shinta, pengusaha ingin melihat adanya terobosan yang dilakukan sehingga Indonesia tidak hanya menjadi negara pengimpor komoditas pangan, melainkan menjadi negara pengekspor.

"Minimal mampu memenuhi kebutuhan pokok sendiri dan memadukannya dengan potensi investasi jangka pendek dan jangka panjang," ungkap dia.

Kebijakan di bidang lingkungan hidup, kata Shinta, juga tidak kalah penting. Sebab, keberlanjutan bangsa dan negara sangat didukung oleh daya dukung lingkungan.

"Nah, konsepnya gimana? bagaimana menciptakan keseimbangan antara investasi dan lingkungan dan bagaimana memperbaiki yang telah rusak. Negara akan berperan seperti apa? Bagaimana apresiasi pemerintah kepada perusahaan atau orang yang telah membantu dan mendukung pembangunan  yang berkelanjutan," jelas dia.

Sementara untuk infrastruktur, dalam debat tidak tidak perlu membahas apa yang telah terjadi. Shinta berharap, kedua kandidat tidak berdebat soal perlu tidaknya membangun jalan tol.

"Ke depan bagaimana? apa fokus infrastruktur untuk mendukung seluruh kehidupan bangsa, energi, pangan, SDA, lingkungan dan lainnya. Jangan sampai infrastruktur menguntungkan salah satu sisi saja, baik untuk investasi tapi tidak baik dari sisi lingkungan. Itu tidak boleh. begitu pula sebaliknya. Ini yang ingin kita dengar," tandas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya