Sandiaga Uno Sumbang 71 Persen Dana Kampanye Prabowo

Cawapres nomor urut 2, Sandiaga Uno berperan besar dalam menyumbang dana kampanye.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Mar 2019, 17:15 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2019, 17:15 WIB
Ekspresi Prabowo - Sandiaga Uno Saat Debat Pilpres 2019
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat Debat Capres Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1). Debat perdana ini mengangkat tema hukum, hak asasi manusia, terorisme, dan korupsi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden Sandiaga Uno dikabarkan telah mengucurkan duit sekitar USD 100 juta atau setara Rp 1,42 triliun (USD 1 = Rp 14.214) di ajang pilpres 2019. Bahkan, Sandiaga mendominasi sumbangan dana kampanye.

Dilaporkan Bloomberg, Sandiaga yang mengaku telah kehilangan sepertiga hartanya karena mengikuti pilpres telah menyumbang 71 persen dari total dana kampanye. 

"Rakyat pada dasarnya memahami pesan bahwa kita ingin meningkatkan ekonomi, menyediakan pekerjaan yang bagus, terutama untuk anak muda, kami ingin fokus untuk menstabilkan biaya hidup, harga makanan," ujar Sandiaga.

Sandiaga pun mengaku hartanya menurun karena urusan kampanye.

"Jumlahnya menurun signifikan pada 2018. Saya mungkin sudah kehilangan sepertiga harta saya," lanjut Sandiaga sembari menyebut sudah mengeluarkan sekitar USD 100 juta (Rp 1,42 triliun) untuk kampanye.

Jika klaim USD 100 juta itu benar, maka kontribusinya ke dana kampanye berarti meningkat signifikan. Sebab, Februari lalu Sandiaga hanya dilaporkan berkontribusi Rp 95,4 miliar (USD 6,7 juta).

Tercatat, total dana kampanye Prabowo-Sandi sebesar Rp 134 miliar dan kontribusi Sandiaga Uno mencapai 95,4 miliar, yang berarti Sandiaga telah menyumbang 71 persen dana kampanye.

Harta Sandiaga Uno berasal PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada Agustus lalu, kekayaan Sandiaga sebesar Rp 5 triliun.

Mayoritas harta Sandiaga  Uno berasal dari surat berharga senilai Rp 4,6 triliun. Aset Sandiaga juga tersebar hingga ke apartemen di Boston dan New York, Amerika Serikat (AS).

Namun, kekayaan Sandiaga Uno ketika menjadi cawapres sebetulnya naik daripada saat ia mencalonkan diri sebagai cawagub pada November 2016. Kemudian menjelang pilpres, Sandiaga beberapa kali menjual saham Saratoga untuk keperluan dana kampanye.

Kala itu, laporan harta Sandiaga Uno adalah senilai Rp 3,8 triliun. Artinya, hartanya saat menjadi gubenur justru naik Rp 1,2 triliun.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sandiaga Janji Akan Membeli Kembali Saham Indosat, Ini Kata JK

debat cawapres 2019
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menyampaikan visi saat mengikuti debat cawapres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). Debat itu mengangkat tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

 Sandiaga Uno berjanji akan membeli (buyback) saham PT Indosat Tbk (ISAT) dari tangan investor Qatar. Ketua Tim Pengarah TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Jusuf Kalla (JK) mengatakan janji tersebut tidak sesuai dengan filosofi investasi di Indonesia.

"Kita kan ingin menarik modal asing masuk. Kalau kita buyback (saham PT Indosat) kan justru mengeluarkan investasi yang masuk itu. Kan terbalik daripada filosofi yang ada," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (26/3/2019). 

Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menuturkan, idealnya Sandiaga menyediakan jasa telekomunikasi baru yang bisa bersaing dengan Indosat. Selain menambah lapangan pekerjaan, jasa telekomunikasi baru bisa menambahkan penghasilan pajak.

"Kalau yang ada saja di-buyback kan tidak menambah apa-apa. Hanya pindah pemilihkan, toh Indonesia juga dari situ. Ya bukannya soal nasionalisme saja tapi ini kita berangkat dari pemikiran perlunya investasi masuk dalam negeri jangan dikeluarkan," jelas JK.

JK mengingatkan pada dasarnya bisnis jasa telekomunikasi mempertimbangkan nilai investasi. Jika investasi yang masuk besar maka akan memberikan keuntungan yang berlipat. Namun, bila sebaliknya maka tidak akan memberikan dampak positif pada dunia investasi.

"Saya kira sekarang Indosat tidak rugi cuma keuntungannya kecil. Jadi ya semua begitu, kecil, karena persaingan begitu banyak dan teknologi berkembang terus jadi investasi terus. Nah kalau begitu kurang investasi kalah dengan yang lain karena begitu banyak variasi-variasi dari teknologi itu," kata JK.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya