Ekonomi Jakarta Lebih Berkembang Ketimbang Buenos Aires

Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro menuturkan, meski ekonomi Jakarta lebih berkembang, Buenos Aires lebih unggul kenyamanan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 28 Mar 2019, 18:30 WIB
Diterbitkan 28 Mar 2019, 18:30 WIB
UNESCO Global Geopark untuk Indonesia
Menteri PPN / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memberikan sambutan pada acara Pemberian Sertifikat dari UNESCO Global Geopark di Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Kamis (12/07). (Liputan6.com/HO/Bappenas)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro baru saja kembali dari Argentina. Dalam kunjungan kerjanya, Bambang sedikit membandingkan Ibu Kota Argentina, Buenos Aires dengan DKI Jakarta.

Dia menceritakan, dari hasil pengamatannya, dia mengklaim DKI Jakarta jauh lebih berkembang jika dibandingkan dengan Buenos Aires. Hal ini ditandai dengan banyaknya proyek yang tengah di bangun di Ibu Kota Indonesia tersebut.

"Saya baru saja ke kota yang jarang dikunjungi orang Indonesia, Buenos Aires. Kalau ditanya, Jakarta lebih berkembang dibandingkan Buenos Aires. Di kota itu tidak ada krain-krain, beda dengan Jakarta yang ada di mana-mana," kata Bambang di kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis (28/3/2019).

Bambang menuturkan, ini juga menjadi bukti ekonomi Indonesia, khususnya Jakarta tengah tumbuh.

Berbeda dengan ekonomi Argentina yang justru turun. Hanya saja, Bambang mengakui, meski kondisi ekonominya tengah dalam tekanan, tapi dalam hal kenyamanan, Buenos Aires lebih nyaman dibandingkan Jakarta.

Mengapa demikian? Bambang mencontohkan, salah satu faktor kenyamanan ini dilihat dari infrastruktur yang sudah dibangun dan moda transportasi masal yang sudah terintegrasi.

"Mereka sudah lama punya jaringan subway dan itu sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat sana dalam menggunakan angkutan umum. Busway di Buenos Aires juga lebih baik daripada di Jakarta," tegas dia.

Dengan hadirnya MRT dan nanti menyusul LRT, juga ada interkoneksi antar moda, diharapkan akan meningkatkan kenyamanan Jakarta. "Makanya pembangunan infrastruktur itu terus dibutuhkan," pungkas Bambang.

 

Selain Urai Macet, Pemprov DKI Ingin LRT Jakarta Kurangi Polusi

Mengintip LRT Jakarta yang siap beropersi pada Maret 2019, Senin (25/2/2019). (Bawono/Liputan6.com)
Mengintip LRT Jakarta yang siap beropersi pada Maret 2019, Senin (25/2/2019). (Bawono/Liputan6.com)

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menginginkan keberadaan LRT Jakarta dapat mengurangi kemacetan di ibu kota. Apalagi, kedepannya LRT Jakarta dipastikan dapat terintegrasi dengan 2 moda lain yakni MRT Jakarta dan TransJakarta.

Direktur Administrasi dan Keuangan PT LRT Jakarta Solihin Djaelani menuturkan, integrasi ketiga moda transportasi itu harus dapat mengurangi polusi udara di DKI. Lantaran, mengubah kebiasaan warga Jakarta dari kendaraan pribadi menuju ke kendaraan umum.

"Keinginannya Pemprov DKI itu dengan dibangunya fasilitas dan moda transportasi bisa menyelesaikan kemacetan, namun bukan hanya kemacetan saja tetapi bagaimana dapat mengurangi polusi supaya bisa menciptakan kehidupan wiraswasta kita lebih efektif dan efisien," ujarnya kepada Liputan6.com seperti ditulis Rabu 20 Maret 2019.

Dia mengungkapkan, efektif di era sekarang menjadi penting mengingat kepentingan bisnis di ibu kota sangatlah tinggi.

"Coba anda bayangkan misalnya sehari di Jakarta ini kita bisa melakukan rapat hanya sebanyak 2 kali, saking macetnya. Namun karena moda transportasi yang terintegrasi, kita bisa 3 atau 4 kali meeting karena lebih efisien," ungkapnya.

Dia pun berharap keberadaan LRT Jakarta dapat diimbangi dengan kesadaran warganya dalam merawat fasilitas pemerintah ini.

"Jadi kita doakan semuanya bisa berjalan dengan lancar kedepannya," pungkas dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya