Terkuak, Ini 5 Penyebab Bandara Kertajati Sepi Penumpang

Mengapa Bandara Kertajati sepi? Ini 5 penyebabnya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Apr 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 08:00 WIB
Lokasi parkir Bandara Kertajati
Lokasi parkir Bandara Kertajati. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

Liputan6.com, Majalengka - Bandara Kertajati di Majalengka, Jawa Barat, sedang mati suri. Hanya ada 1 rute yang beroperasi dari 11 yang tersedia. Target 2,7 juta penumpang per tahun 2019 pun jauh dari harapan.

Apa yang terjadi? Menurut Direktur Operasional dan Pengembangan PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Agus Sugeng Widodo, ada setidaknya 5 faktor yang menyebabkan bandara sepi.

"Penyebabnya saya kira cukup banyak. Yang pertama memang dengan naiknya harga tiket, lalu kemudian bagasi berbayar, terus kemudian adanya Tol Trans Jawa juga berpengaruh," ujar Agus kepada Liputan6.com pada Selasa (9/4/2019).

Faktor lain adalah saingan dari Bandara Husein Sastranegara. Masalah "persaingan" antara kedua bandara itu memang bukan kabar baru, sampai ada wacana untuk menutup bandara Husein demi mengalihkan penumpang ke Bandara Kertajati.

"Jadi persoalannya di situ, ketika orang masih ada pilihan ke Bandara Husein, maka mereka akan kembali ke Bandara Husein," jelas Agus.

Yang tak kalah penting bagi Agus adalah mindset masyarakat yang belum tertarik pada jalur udara. Kurangnya penumpang pun membuat target rute harian dan penumpang tahunan sulit dicapai, sebab banyak rute yang tutup sementara. Alhasil, okupansi hanya sekitar 20 persen.

Agus berharap masyarakat makin gencar mendayagunakan Bandara Kertajati, sebab anggaran pembangunan yang dikeluarkan sudah besar dan amat disayangkan jika bandara sepi.

Selain berharap sosialisasi terus digenjot, Agus berharap ada solusi fundamental dari pemerintah untuk meningkatkan popularitas Bandara Kertajati sebagai bandara kebanggaan Jawa Barat. "Harus ada kebijakan yang sifatnya fundamental," ucap Agus.

Akses Tol Dipermudah

Pembangunan Tol Cisumdawu Terus Dipacu
Pembangunan Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan (Cisumdawu) yang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional

Akses tol Cisumdawu juga menjadi harapan bagi Bandara Kertajati. Pemerintah Daerah (Pemda) Jawa Barat berharap ruas tol Cisumdawu, seksi II dan III dapat beroperasi fungsional saat lebaran tahun ini.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Iwa Karniwa mengatakan pembangunan ruas tol Seksi II dan III Tol Cisumdawu saat ini berjalan dengan lancar. Pembebasan lahan untuk ruas tol seksi II sudah mencapai 93 persen dan konstruksi mencapai 82 persen. 

Lebih lanjut, Menteri PUPR, Basuki Hadimulyono mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang mengkaji kemungkinan dibangunnya jalur khusus bagi pengendara sepeda motor di ruas tol Cileunyi-Sumedang-Dasuwan (Cisumdawu).

Dia menjelaskan hal tersebut demi membantu pekerja dari Bandung yang bekerja di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati. Wacana tersebut datang dari aspirasi masyarakat yang menginginkan kemudahan menuju Bandara Kertajati.

"Inisiatif awal itu dari masyarakat. Dari masyarakat. Cuma wacana gitu terus Cisumdawu karena Bandara Kertajati banyak pegawainya yang dari Bandung, sehingga masyarakat kelihatan punya wacana kalau itu bisa difasilitasi (jalur khusus untuk sepeda motor)," kata dia saat ditemui, di Jakarta, Kamis, 21 Februari 2019.

Menhub Janji Kembangkan Bandara Kertajati

Bandara Kertajati
Bandara Kertajati. Dok: Tommy Kurnia/Liputan6.com

 Bandara Kertajati yang berlokasi di Majalengka, Jawa Barat hingga saat ini masih sepi penumpang. Tingkat okupansi bandara ini dikabarkan masih berada di bawah 30 persen.

Menanggapi hal ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku akan mengembangkan bandara tersebut agar dapat beroperasi secara maksimal.

"Nanti kita kembangkan (bandara Kertajati)," ujarnya singkat di Way Kanan, Sabtu, 6 April 2019.

Jika menilik ke belakang, pembangunan bandara Kertajati sebenarnya merupakan inisiasi pengusaha dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat yang berharap agar ada bandara di Jawa Barat bagian utara.

Ide membangun Bandara Kertajati sudah muncul sejak 2003 lalu, namun baru terealisasi dengan groundbreaking pada tahun 2016. Prosesnya memakan biaya sekitar Rp 2,6 triliun yang sumbernya tidak hanya dari APBN, namun dari skema kemitraan pemerintah dan swasta.

Saat ini ada empat maskapai yang aktif beroperasi di Kertajati, yakni Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, dan Trans Nusa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya