Indonesia Bakal Ekspor Salak Hingga Sarang Burung Walet ke Argentina

Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesian menjalin kerjasama dengan Republik Argentina untuk ekspor bebebrapa jenis buah tropis, lada, kopi dan sarang burung walet

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 08 Mei 2019, 13:45 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2019, 13:45 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesian menjalin kerjasama dengan Republik Argentina untuk ekspor bebebrapa jenis buah tropis, lada, kopi dan sarang burung walet.

Hal ini merupakan hasil kesepakatan pertemuan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Wakil Presiden Argentina Gabriela Michetti di Kantor Kementerian Pertanian.

Amran mengatakan, pertemuan dengan Michetti membuka peluang untuk Indonesia mengekspor produk holtikultura berupa salak, manggis, nanas, pisang, kopi, lada dan sarang burung walet.

"Ini skala prioritas karena kami sudah menyuarakan memohon segera ditindaklanjuti, Wakil Presiden Argentina meminta ke stafnya untuk tidak ditunda," kata Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (8/5/2019).

Dalam pertemuan tersebut, Amran juga meminta agar Indonesia mendapat keistimewaan ekspor komoditas ke Argentina secara langsung tanpa harus transit di Singapura atau Malaysia.

Menurut Amran, fasilitas ekspor langsung ke negara tujuan merupakan hal yang sulit didapat.

Tanpa berfikir panjang Michetti menyetujui usulan tersebut. Namun, ketika ditanyakan besaran ekspor ke Argentina dia tidak bisa menyebutkan.

"Beliau tanpa basa basi setuju. Itu yang paling sulit kita buka langsung ke Argentina. Angkanya belum bisa," tandasnya.

Saksikan video terkait di bawah ini

Stok Berlimpah, Bulog Bakal Ekspor Beras ke Malaysia

Peluncuran Operasi Pasar di Pasar Induk Cipinang
Petugas menurunkan beras jenis medium saat Operasi Pasar Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (22/11). Perum Bulog dan PT Food Station hari ini menggelar operasi pasar beras medium seharga Rp 8.500 per kg. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana ekspor beras ke Malaysia. Hal tersebut seiring dengan produksi beras dalam negeri yang terus meningkat.

"Ya kita lagi siapkan. Rencananya kalau jadi ya ke Malaysia," ujar Direktur Pengadaan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Bachtiar di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (3/5/2019).

Bachtiar mengatakan, saat ini pihaknya menyerap beras sebanyak 10.000 ton per hari. Angka ini diprediksi masih terus naik sebab beberapa daerah di Indonesia akan memasuki masa panen.

"Beras bagus kita rata-rata per hari 10.000 ton, pernah 15.000, 10.000 dan sampai saat ini hampir 400.000. Ya Januari kan belum panen, Februari juga belum," ujar dia. 

"Maret baru sedikit yang panen beneran, April dan Mei ini masih  berjalan. Hari ini 12.500 ton unt serapan gabah atau setara. Kalau gabah setara 25.000an ton tapi dijadikan beras kan 12.500 jadi bagus," sambungnya.

 

Strategi Pengelolaan Gudang

Pasokan Melimpah dan Stok Gudang Penuh, Operasi Pasar Tidak Perlu
Bulog tak perlu melakukan operasi pasar beras. Karena jika stok beras di pasar berlebih, akan beresiko bagi petani.

Bachtiar menambahkan, Bulog juga akan menyalurkan beras kepada TNI dan Polri agar stok di gudang tidak tertahan. Dia juga menambahkan, stok sepanjang 2019 cukup untuk memenuhi kebutuhan Lebaran dan akhir tahun.

"Untuk hilir kalau tidak salah ada info nanti PNS, TNI, Polri sudah mulai beli berasnya Bulog Insyaallah. Dulu per orang 18 kg, sekarang tetaplah tidak perubahan, per bulan per orang," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya