Kemendag Pede Neraca Perdagangan RI Surplus hingga Akhir 2024

Pencapaian pertumbuhan ekspor yang positif di bulan Oktober dan secara kumulatif hingga Oktober 2024 memberikan sinyal bahwa Indonesia masih berada di jalur yang tepat untuk mencapai target surplus neraca perdagangan.

oleh Tira Santia diperbarui 19 Nov 2024, 13:20 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2024, 13:20 WIB
20161018-Ekspor Impor RI Melemah di Bulan September-Jakarta
Aktivitas bongkar muat peti kemas di JICT Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (18/10). Penurunan impor yang lebih dalam dibandingkan ekspor menyebabkan surplus neraca dagang pada September 2016 mencapai US$ 1,22 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimis neraca perdagangan Indonesia akan tetap surplus hingga akhir tahun 2024. Hal itu tercermin dari pencapaian pertumbuhan ekspor yang positif sepanjang tahun 2024.

"Jadi sudah kita optimis ya, optimis bahwa di akhir tahun 2024 target neraca perdagangan surplus tetap tercapai dan juga masih terjadi peningkatan ekspor," kata Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi dalam Gambir Trade Talk, di Jakarta, Selasa (19/11/2024).

Fajarini menilai pencapaian pertumbuhan ekspor yang positif di bulan Oktober dan secara kumulatif hingga Oktober 2024 memberikan sinyal bahwa Indonesia masih berada di jalur yang tepat untuk mencapai target surplus neraca perdagangan.

Meskipun di tengah tantangan ekonomi global, Indonesia menunjukkan kinerja ekspor yang cukup positif pada tahun 2024. Berdasarkan data terbaru yang dirilis pada 24 Oktober 2024, ekspor Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,3 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Walaupun ada fluktuasi dalam perkembangan ekonomi global, angka ini menunjukkan optimisme yang cukup besar bagi target pertumbuhan ekspor Indonesia di akhir tahun 2024.

"Kemarin sudah rilis kan, Oktober 24 itu ekspor kita itu naik sebesar 1,3 persen ya," ujarnya.

Kemudian jika dilihat secara kumulatif dari bulan Januari hingga Oktober 2024, ekspor Indonesia tumbuh sebesar 1,33 persen. Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang stabil meskipun ada penurunan sedikit dibandingkan dengan periode sebelumnya, di mana ekspor kumulatif Indonesia hanya tumbuh sebesar 0,3 persen.

"Tetapi pertumbuhan ekspor di bulan Januari-Oktober ya secara kumulatif ini sebesar 1 sekian persen ini masih cukup baik dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya di mana ekspor kumulatif kita itu tumbuh sebesar 0,3 persen," ujarnya.

Pertumbuhan yang konsisten ini mencerminkan keberhasilan sektor ekspor dalam menghadapi tantangan global dan menciptakan optimisme bahwa surplus neraca perdagangan Indonesia tetap terjaga hingga akhir tahun.

Ekspor Indonesia Oktober 2024 Capai USD 24,41 Miliar

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor Indonesia Oktober 2024 mencapai USD 24,41 miliar atau naik 10,69 persen dibanding ekspor September 2024.

Sedangkan dibanding Oktober 2023 nilai ekspor naik sebesar 10,25 persen.

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, ekspor nonmigas Oktober 2024 mencapai USD 23,07 miliar, naik 10,35 persen dibanding September 2024 dan naik 11,04 persen jika dibanding ekspor nonmigas Oktober 2023.

"Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Oktober 2024 mencapai USD 217,24 miliar atau naik 1,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2023," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (15/11/2024).

Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai USD 204,21 miliar juga naik 1,48 persen.

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Oktober 2024, sebagian besar komoditas mengalami peningkatan, dengan peningkatan terbesar pada lemak dan minyak hewani atau nabati sebesar USD 1.046,5 juta (52,67 persen).

Sementara yang mengalami penurunan adalah logam mulia dan perhiasan atau permata sebesar USD 102,0 juta (14,46 persen).

 

Sektor

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari–Oktober 2024 naik 3,75 persen dibanding periode yang sama tahun 2023, demikian juga ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 23,78 persen, sedangkan ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 8,65 persen.

Ekspor nonmigas Oktober 2024 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu USD 5,66 miliar, disusul Amerika Serikat USD 2,34 miliar, dan India USD 2,02 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 43,49 persen.

Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa sebanyak 27 negara masing-masing sebesar USD 4,32 miliar dan USD 1,59 miliar. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya