Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank tengah menjajaki peluang penyaluran pinjaman kepada para eksportir melalui perusahaan teknologi finansial atau fintech. Hal ini dilakukan untuk membuka akses pembiayaan ekspor.
Direktur Eksekutif LPEI Shintya Roesly mengatakan, pihaknya berharap dengan adanya perluasan akses pembiayaan bagi eksportir, LPEI atau Indonesia Eximbank dapat semakin mampu menjalankan mandatnya sebagai pendorong dan pendukung kegiatan ekpor pelaku usaha di Indonesia.
"Kita sekarang memang mandatnya bagaimana kita memperbanyak eksportir, meningkatkan kapasitas dan daya saing," kata dia, saat ditemui, di Kantornya, Jakarta, Rabu (9/5/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan bahwa perluasan akses pembiayaan ekspor menjadi tantangan tersendiri bagi pihaknya. Kerja sama dengan fintech diyakini dapat mengatasi tantangan tersebut.
Menurut dia, penyaluran pembiayaan melalui fintech memang cenderung bersifat jangka pendek dengan nilai yang relatif kecil. Namun keuntungan yang bisa diperoleh adalah jumlah pengakses pembiayaan akan lebih banyak.
"Kecil-kecil tapi skalanya besar. Kita nggak semua eksportir skalanya dalam jumlah yang besar," ungkapnya.
Menurut dia, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan pelaku fintech terkait penjajakan tersebut. Hal-hal teknis terkait pelaksanaan penyaluran pembiayaan oleh fintech masih dibahas.
"Evaluasi dari eksportir itu ya ini yang sedang kita lihat bersama sama," tandas dia.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
LPEI Tawarkan Pembiayaan Ekspor Produk Pertahanan RI
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menawarkan fasilitas pembiayaan ekspor kepada beberapa perusahaan industri pertahanannasional.
Direktur Pelaksana V LPEI Bonifacius Prasetyo mencoba menawarkan dukungan pembiayaan tersebut di tengah ajang Indo Defence 2018 yang tengah berlangsung di JIExpo, Jakarta.
Selama ini, LPEI turut mendukung pengembangan ekspor produk alutsista nasional khususnya pada sektor penunjang melalui pemberian fasilitas ekspor kepada sejumlah BUMN, di antaranya PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero), dan PT PAL Indonesia (Persero).Â
BACA JUGA
Produk ekspor meliputi pesawat terbang dan kapal angkut yang diekspor antara lain ke Senegal dan Nepal.
"LPEI menawarkan sejumlah skema pembiayaan sehingga acara ini akan menjadi wahana one stop solution bagi potential buyer," kata Bonifacius dalam keterangannya, Jumat (9/11/2018).
Salah satunya dengan skema Penugasan Khusus Ekspor (PKE) atau National Interest Account(NIA). Hal itu berdasarkan dasar hukum pendirian Indonesia Eximbank (UU Nomor 2/2009).
"Dalam hal ini, LPEI dapat melaksanakan penugasan khusus dari pemerintah untuk mendukung program ekspor nasional atas biaya pemerintah, melalui KMK No.787/KMK.08/2017," tegas dia.
Penugasan khusus ini adalah penugasan yang diberikan pemerintah kepada LPEI untuk menyediakan pembiayaan, penjaminan, dan asuransi untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit terlaksana, tetapi dianggap perlu oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor nasional.
Â
Advertisement
Meningkatkan Kekuatan Ketahanan
Sementara itu, Subdirektorat Mitigasi Risiko Lembaga Keuangan dan Instrumen Mitigasi Risiko Kementerian Keuangan Fajar Hasri Ramadhana menambahkan, keberadaan NIA ini membuktikan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan mendukung keberadaan industri pertahanan demi untuk meningkatkan kekuatan ketahanan Indonesia.
"Pameran kali ini diharapkan bisa mengeksplorasi potensi pasar baru bagi produk industri pertahanan nasional guna meningkatkan devisa negara dari kegiatan ekspor. Produk industri pertahanan Indonesia bisa lebih kompetitif di pasar jika didukung oleh fasilitas pembiayaan," pungkasnya.