Tengok Penampakan Jembatan Gantung di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Jembatan gantung Kian Rai Ikun memiliki rentang panjang 85 meter mulai beroperasi setelah diresmikan pada April 2019 kemarin.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Mei 2019, 20:10 WIB
Diterbitkan 20 Mei 2019, 20:10 WIB
Jembatan Kian Rai Ikun, yang terletak tak jauh dari garis batas antara Indonesia-Timor Leste di Kabupaten Belu, NTT.
Jembatan Kian Rai Ikun, yang terletak tak jauh dari garis batas antara Indonesia-Timor Leste di Kabupaten Belu, NTT.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan konektivitas hingga ke wilayah terluar Indonesia dengan berbagai cara. Seperti dengan membangun jembatan gantung penghubung antar desa atau yang kerap disebut Jembatan Indiana Jones.

Salah satu jembatan gantung yang baru saja terbangun dan beroperasi yakni Jembatan Kian Rai Ikun, yang terletak tak jauh dari garis batas antara Indonesia-Timor Leste di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Ini contoh infrastruktur kerakyatan, sebuah jembatan gantung, sering disebut Jembatan Indiana Jones," ungkap Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja di Kabupaten Belu, NTT, seperti dikutip Senin (20/5/2019).

Endra menjelaskan, jembatan gantung penghubung dua kecamatan ini sengaja dibangun untuk memudahkan masyarakat setempat yang kerap kesulitan bila air sungai meninggi kala musim hujan.

"Dulu sebelum ada ini masyarakat harus berputar jauh kalau ingin ke seberang bila air meninggi. Terutama anak sekolah, yang harus nunggu dari siang sampai sore untuk bisa lewat sampai air surut," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Daya Tampung 40 Orang

Jembatan Kian Rai Ikun, yang terletak tak jauh dari garis batas antara Indonesia-Timor Leste di Kabupaten Belu, NTT.
Jembatan Kian Rai Ikun, yang terletak tak jauh dari garis batas antara Indonesia-Timor Leste di Kabupaten Belu, NTT.

Sebagai informasi, Jembatan Kian Rai Ikun yang memiliki rentang panjang 85 meter mulai beroperasi setelah diresmikan pada April 2019 kemarin. Jembatan gantung ini hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dengan daya tampung maksimal sebanyak 40 orang.

Adapun dana pembiayaan proyek jembatan ini berasal dari anggaran milik Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) 10 Direktorat Jender Bina Marga Kementerian PUPR sebesar Rp 3,2 miliar.

Proses pengerjaannya pun terhitung pendek, hanya memakan waktu sekitar tiga bulan. "Ini dibangun tiga bulan, sekitar 33 hari," pungkas Endra.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya