Liputan6.com, Jakarta - Beragamnya jenis investasi yang ada telah menciptakan peta baru. Salah satunya dengan tersedianya investasi yang bisa diikuti kalangan bermodal minim. Jadi tidak melulu diisi oleh pemain besar.
Namun, sekecil-kecilnya investasi, tetap ada risikonya. Tidak terkecuali dengan investasi pada bidang properti.
Advertisement
Baca Juga
Swara Tunaiku merangkum 5 kesulitan yang mungkin kamu hadapi ketika ingin mencoba bisnis properti. Kira-kira, apa saja?
1. Perlunya Modal untuk Perawatan
Berbeda dengan bisnis jasa yang rata-rata bermodal minim, untuk investasi properti perlu modal agak besar. Terutama di awal-awal saat memulai investasi.
Begitu pula modal yang dipakai untuk perawatan. Tentu kamu mau para penghuninya tetap merasa nyaman, bukan? Namun, sisi baiknya, apabila sering dirawat, para pengunjung pasti bakal mengantre.
Sebagaimana dengan bisnis lain, reputasi untuk properti yang kamu pilih sifatnya sangat vital. Bagaimana jika ada penghuni yang komplain gara-gara tidak puas dengan layanannya? Maka mau tidak mau mesti menelan pil pahit dengan adanya rating rendah. Sayang jika hal itu nantinya berpengaruh terhadap bisnis propertimu.
2. Kebutuhan akan Regulasi Pemerintah Setempat
Setiap bangunan yang didirikan biasanya perlu mematuhi aturan pemerintah daerah setempat. Apalagi jika hendak digunakan untuk keperluan bisnis. Untuk regulasi sendiri, masing-masing daerah punya aturan yang berbeda. Bisa jadi regulasi di daerah atau kota A lebih gampang daripada kota B. Begitu pun sebaliknya.
Ada baiknya untuk mencermati syarat-syaratnya dahulu sebelum mendirikan bangunan untuk kebutuhan bisnis properti. Jadi, saat sudah jalan, kamu tinggal memenuhi aturan yang ada. Tidak lagi mencari tahu ke sana-sini yang belum tentu bisa clear dalam sehari. Ikuti dari berbagai sumber yang valid, ya, biar aman. Jangan hanya mengikuti satu sumber saja.
3. Pemilihan Lokasi Lebih Penting dari Sekadar Penampilan
Katakanlah ada rumah dengan tampilan bagus, fitur lengkap, pelayanan oke. Namun, lokasinya berada di tempat yang sepi. Dengan kata lain, jauh dari sekolah, pabrik, rumah sakit, akses publik, serta tempat bekerja lain. Tentu kelengkapan properti semacam itu akan sia-sia saja. Sebab, jarang yang pakai.
Properti dengan penampilan keren akan kalah dengan properti biasa-biasa saja dan berada di lokasi yang tepat. Istilahnya dekat dengan sarang semut.
Dalam investasi properti, lokasi strategis nomor satu. Sedangkan soal penampilan, bisa diusahakan belakangan. Soalnya mencari lokasi strategis itu gampang-gampang susah, lo!
Advertisement
4. Adanya Risiko Bencana Alam
Selain akses publik, lokasi yang strategis juga bisa bermakna jauh dari risiko terkena bencana alam. Misal banjir, gunung meletus, gempa bumi, longsor, dan sebagainya.
Soal mendirikan bangunan itu jauh lebih mudah daripada mencari tempat yang pas dan minim risiko bencana alam. Untuk mengetahuinya, silakan cek dulu riwayat kawasan yang akan didirikan bangunan.
Setiap calon penghuni atau pengguna akses propertimu pasti mempertimbangkan faktor ini. Selain itu, faktor ini juga turut memengaruhi nilai jual kembali propertimu.
Jadi, jangan buru-buru atau gegabah dalam memutuskan saat mendirikan bangunan, ya. Pertimbangkan hal-hal prinsipil seperti adanya risiko bencana alam yang mungkin terjadi.
5. Perihal Strategi Pemasaran
Setiap bisnis pasti tidak pernah jauh dari strategi pemasaran. Kalau strategi pemasaranmu kurang jitu, maka propertimu pasti kurang memiliki peminat.
Salah satu cara yang perlu kamu terapkan adalah dengan memperluas relasi. Sebab, dari situlah akses baru bakal banyak bermunculan sehingga bisa menjangkau calon penghuni atau pelangganmu.
Jika sudah berhasil melewati 5 kesulitan di atas, maka untuk mengembangkan bisnis jadi terasa lebih mudah. Sebab, hal-hal di atas bersifat prinsipil atau wajib dikuasai.
Beda zaman, tentu beda tantangan. Hanya orang-orang kreatif serta inovatif yang bisa bertahan dalam berbagai kondisi.
Â
Â