Harga Minyak Melonjak di Tengah Ketegangan Timur Tengah

Harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,20, atau 2 persen, menjadi USD 62,14 per barel.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Jun 2019, 06:15 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2019, 06:15 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik lebih dari USD 1 per barel pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Kenaikan tersebut terjadi setelah tersebarnya berita bahwa Amerika Serikat (AS) dan China akan kembali melanjutkan pembicaraan perdagangan menjelang pertemuan di KTT G20 akhir bulan ini.

Ketegangan yang meningkat di Timur Tengah setelah serangan ke kapal tanker pada pekan lalu dan kemudian AS berencana untuk mengirimkan lebih banyak pasukan di Timur Tengah juga memberikan dukungan ke harga minyak.

Mengutip Reuters, Rabu (19/6/2019), harga minyak berjangka West Texas Intermediate AS naik USD 1,97 atau 3,8 persen dan menetap di USD 53,90 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent naik USD 1,20, atau 2 persen, menjadi USD 62,14 per barel.

Dalam akun twitter, Presiden AS Donald Trump menulis bahwa dirinya telah melakukan percakapan di telepon dengan Presiden China Xi Jinping. Keduanya akan mengadakan pertemuan pada pekan depan bertepatan dengan ajang G20 di Jepang.

Sebelum mereka bertemu, tim dari masing-masing negara akan mengadakan pertemuan pendahuluan terlebih dahulu.

Dari pihak China, yang sebelumnya menolak mengatakan apakah kedua pemimpin akan bertemu, mengkonfirmasi pertemuan itu.

"Pembicaraan ini sebenarnya bagaikan mati di dalam air. Kerusakan terhadap ekonomi global telah tumbuh setiap hari," kata John Kilduff, seorang analis dari Again Capital LLC di New York.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Konfrontasi dengan Iran

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Kekhawatiran akan konfrontasi antara Iran dan Amerika Serikat telah meningkat sejak serangan kapal tanker minyak Kamis lalu. Pihak Washington atau AS menusuh bahwa serangan tersebut dilakukan oleh pihak terhadap Teheran. Namun, Iran membantah terlibat dalam serangan.

Presiden AS Trump mengatakan bahwa dia siap mengambil tindakan militer untuk menghentikan Teheran memiliki bom nuklir. Dirinya juga tak segan-segan untuk menggunakan kekuatan militer.

Iran akan melanggar batas cadangan uranium yang ditetapkan oleh perjanjian nuklir Tehran dengan dunia dalam 10 hari ke depan.

Meski demikian, badan tenaga atom Iran mengatakan "masih ada waktu bagi negara-negara Eropa untuk bertindak melindungi Iran dari sanksi Amerika Serikat yang kembali diberlakukan".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya