Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah kajian yang diisi oleh Ustadz Das’ad Latif, suasana mendadak riuh oleh candaan segar yang mengocok perut jemaah.
Ceramah yang awalnya serius membahas keutamaan sedekah tiba-tiba berubah menjadi humor ringan soal kehidupan rumah tangga, membuat para jamaah tertawa terbahak-bahak.
Advertisement
Mengawali ceramahnya, Ustadz Das’ad Latif bertanya kepada jamaah, khususnya ibu-ibu yang hadir, “Ibu-ibu, pernah dengar ada orang bangkrut gara-gara sedekah?” Pertanyaan itu disambut gelengan kepala dan senyuman kecil dari jamaah.
Advertisement
Ia kemudian menjelaskan bahwa penyebab kebangkrutan biasanya justru berasal dari kebiasaan buruk seperti judi, narkoba, atau selingkuh.
Dengan nada bercanda, ia membedakan antara selingkuh dan poligami. “Kalau selingkuh nggak halal, tapi poligami halal. Berani, Pak?” tanyanya, yang langsung memancing tawa jamaah.
Ustadz Das’ad memang kerap membumbui ceramahnya dengan humor segar yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Tidak hanya menyampaikan nasihat, ia juga menghidupkan suasana dengan candaan khasnya.
Dikutip dari tayangan di kanal YouTube @DasadLatif, pada kesempatan tersebut, Ustadz Das’ad juga menyinggung soal karakter istri di rumah. Ia bercerita bahwa beberapa temannya menganggap istri mereka seperti ‘macan’ atau ‘singa’.
Namun, ia dengan santai menyebut istrinya bukanlah ‘macan’ atau ‘singa’, melainkan ‘kelinci’.
Pernyataan ini awalnya hanya disambut senyum simpul dari jemaah, tetapi berubah menjadi tawa riuh ketika Ustadz Das’ad melanjutkan, “Istri saya kelinci, tapi saya jadi kangkung.”
Jemaah pun tak kuasa menahan tawa mendengar analogi sederhana tetapi lucu itu. Iya bagaimanapun, kangkung adalah makanan kelinci.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Humor yang Mendekatkan
Humor dalam ceramah Ustadz Das’ad ini menjadi bukti bagaimana pendekatan ceramah yang santai dan relevan dapat lebih mudah diterima oleh jamaah. Tak hanya menasihati, ia juga memberikan hiburan yang menyegarkan.
Bagi Ustadz Das’ad, humor adalah salah satu cara untuk mencairkan suasana tanpa mengurangi esensi dari pesan dakwah yang ingin disampaikan. Dalam berbagai kesempatan, ia sering mengajak jamaah untuk merenung melalui cerita ringan yang berakhir dengan tawa namun menyimpan hikmah.
Dalam ceramahnya, ia tak lupa mengingatkan pentingnya sedekah. Menurutnya, sedekah tidak akan pernah menjadi penyebab seseorang jatuh miskin, melainkan justru membawa berkah dan keberlimpahan rezeki.
Dengan gaya yang khas, Ustadz Das’ad mendorong jamaah agar tak ragu untuk berbagi dengan sesama. Ia menegaskan bahwa sedekah adalah jalan menuju keberkahan hidup, baik di dunia maupun akhirat.
Advertisement
Pesan Berbalut Canda
Tak hanya soal sedekah, cerita tentang karakter istri yang diibaratkan sebagai ‘kelinci’ dan dirinya sendiri sebagai ‘kangkung’ juga menjadi bagian dari pesan Ustadz Das’ad. Ia ingin mengajak jemaah untuk menghargai pasangan apa adanya, tanpa menuntut kesempurnaan.
“Jangan lihat istri kita sebagai ‘macan’ atau ‘singa’. Lihatlah dengan cinta, anggap saja seperti kelinci yang manis,” candanya, yang kembali disambut tawa riuh jamaah.
Candaan tersebut ternyata memiliki pesan mendalam. Ustadz Das’ad ingin menyampaikan bahwa kehidupan rumah tangga yang harmonis tidak hanya dibangun dengan materi, tetapi juga dengan rasa syukur dan humor.
Ceramah ini pun menjadi salah satu yang banyak dibicarakan, terutama di media sosial. Banyak netizen memuji gaya ceramah Ustadz Das’ad yang dinilai menghibur sekaligus memberikan pelajaran hidup.
"Bagaimana pun, dakwah itu harus menyentuh hati. Kalau jamaah senang, pesan yang kita sampaikan lebih mudah diterima,” ungkapnya di akhir ceramah.
Dengan kombinasi antara hikmah dan humor, Ustadz Das’ad terus menjadi salah satu pendakwah yang mampu mengemas pesan agama dengan cara yang unik dan mengena. Jamaah pun selalu menanti ceramahnya yang penuh kejutan.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul