Liputan6.com, New York City - Gaji ternyata belum tentu memberikan pengaruh terhadap semangat karyawan. Faktor-faktor yang menjadi sorotan justru berasal dari lingkungan kerja, terutama manajemen yang buruk.
Dilansir dari The Ladders, manajemen itulah yang memberi efek negatif ke karyawan, dan itu bisa terjadi di perusahaan mana saja. Karyawan yang bekerja di perusahaan Fortune 500 juga bisa merasa lebih tidak puas ketimbang barista.
Advertisement
Baca Juga
Itu bisa terjadi jika karyawan merasa terkekang karena pekerjaan yang terlalu demanding (menuntut). Studi American Psychological Association menemukan bahwa karyawan yang mengalami hal demikian bisa merasa terkuras, kualitas tidur memburuk, cemas, dan depresi.
Tentunya, hal-hal tersebut pasti bisa membunuh semangat karyawan. Lantas apa saja yang harus dihindari agar itu tidak terjadi?
Dirangkum dari The Ladders, berikut ulasannya:
1. Overworking
Banyak manajemen yang tergoda untuk membuat karyawan overworking (kelebihan bekerja). Padahal, karyawan yang overworking justru menjadi tidak produktif.
Menurut penelitian Universitas Stanford, produktivitas menurun tajam begitu bekerja lebih dari 50 jam per minggu. Keadaan lebih parah jika jam kerja melebihi 55 jam per minggu.
The Ladders menjelaskan jika ada ketidakseimbangan antara jam kerja dan kompensasi, para pegawai tersebut malah akan mencari pekerjaan lain yang memberikan hal yang mereka pantas dapatkan.
Advertisement
2. Menahan Karyawan
Menahan peluang karyawan untuk memajukan kariernya adalah hal berbahaya bagi semangat mereka. Jika manajemen melakukannya, antusiasme karyawan akan padam.
Solusi yang bijak bagi manajemen justru mencarikan area di mana karyawan bisa terus mengembangkan karier mereka dan meningkatkan karier. Selain itu, penting juga bagi manajemen untuk terus memberikan feedback bagi performa karyawan agar mereka bisa terus belajar dan tidak bosan.
3. Kultur Saling Menyalahkan
Jika ingin menyalahkan karyawan, lebih baik tidak dilakukan di depan tim kerja. Itu malah menciptakan kultur kerja yang penuh rasa takut dan cemas. Performa karyawan pun tidak optimal karena sudah keburu takut salah.
Ketimbang menyalahkan, manajemen yang baik memilih berkolaborasi dengan tim, berfokus pada solusi, dan mengedapankan dialog ketimbang mempermalukan. Manajemen yang baik juga siap bertanggung jawab atas kesalahan yang dibuat di bawah kepemimpinan mereka.
Advertisement
4. Ancaman Dipecat
Beberapa manajemen memakai ancaman pemecatan agar mengendalikan karyawan serta menakut-nakuti agar mereka bekerja lebih baik. Cara tersebut merupakan metode pemalas untuk memotivasi karyawan.
Karyawan yang merasa gampang dibuang pasti akan cepat mencari-cari pekerjaan lain di mana mereka bisa lebih dihargai dan mendapatkan penghormatan yang mereka pantas dapat.
5. Tidak Membiarkan Orang Mengejar Passion
Karyawan yang berbakat pastinya memiliki passion. Menyediakan peluang bagi mereka untuk mengejar passion tersebut bisa meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
Sayangnya, banyak manajemen yang justru ingin karyawan bekerja secara sempit. Manajemen tersebut takut produktivitas bakal berkurang jika karyawan mengejar passion mereka.
Pandangan itu ternyata tidak berdasar. Sebab, banyak studi yang menunjukkan bahwa orang yang mengejar passion mereka ketika bekerja justru membuat pikiran mereka makin semangat dan lebih produtktif.
Advertisement
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
6. Kurang Memuji
Jangan meremehkan kekuatan memberi tepukan di punggung, alias memberi semangat. Ini terutama penting bagi para pegawai dengan performa bagus.Â
Semua orang suka didukung, terutama mereka yang bekerja keras dan mengerahkan segalanya. Di sinilah tugas manager untuk mengetahui apa yang membuat pegawai merasa enak di dalam hatinya.Â
Ini bukan berarti manajemen harus memuji karyawan yang datang tepat waktu atau kerja delapan jam sehari, karena itu memang tugas mereka. Tetapi manajer yang tidak memuji karyawan yang berdedikasi justru akan menghancurkan semangat mereka.
Advertisement