Gara-Gara Balas Pesan Atasan Pakai Emoticon, Karyawan di China Dipecat

Emoticon 'OK' yang ada di ponsel ini jadi penyebab seorang pria di China dipecat dari pekerjaannya.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Jun 2019, 19:40 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2019, 19:40 WIB
Jangan Gunakan Emoticon di Email Kerja, Ini Alasannya!
Jangan Gunakan Emoticon di Email Kerja, Ini Alasannya!

Liputan6.com, Changsha - Seorang karyawan dipecat dari sebuah bar di Changsha, China tengah, setelah menjawab pesan singkat kepada manajernya dengan "emoji OK" pada aplikasi pesan instan WeChat.

Dikutip dari situs thestar.com.my, Kamis (20/6/2019), kejadian bermula ketika manajer di China tersebut --lewat pesannya dalam grup WeChat-- meminta karyawan perempuan itu untuk mengirim dokumen yang akan digunakan dalam rapat.

Lalu, dia menjawab pesan dari manajernya dengan emoji "OK" lewat aplikasi WeChat.

Tak terima dengan hal tersebut, sang bos lalu berkomentar.

"Anda harus menggunakan teks untuk membalas pesan jika Anda sudah menerimanya, apakah Anda tidak tahu aturannya?" Jawab manager.

Beberapa menit kemudian dia mengatakan kepada karyawan untuk menghubungi departemen sumber daya manusia guna membicarakan masalah pengunduran dirinya.

"Ini adalah kasus nyata, pengunduran diri masih diproses," kata karyawan itu kepada platform media daring Btime, di China.

"Saya telah bekerja selama bertahun-tahun dan ini adalah pertemuan pertama saya dengan situasi bodoh semacam ini," jelas karyawan itu.

Wanita itu mengatakan kolega-koleganya setuju bahwa perilaku manajer sudah terlalu jauh.

 

Komentar Warganet

Media Sosial
Ilustrasi Media Sosial (iStockphoto)

Cuplikan layar percakapan menjadi viral di situs microblogging Weibo. Banyak pula warganet yang mengecam prilaku atasan karyawan itu.

Tak hanya netizen, seorang profesor yang ahli di bidangnya pun juga turut berkomentar.

"Tentu saja ini adalah alasan sewenang-wenang untuk memecat seorang karyawan," kata Wang Li-ping, seorang profesor yang berspesialisasi dalam manajemen dan sumber daya manusia dari Sekolah Bisnis Renmin.

"Tetapi inilah yang mungkin terjadi di perusahaan kecil dan menengah karena mereka mungkin tidak memiliki peraturan atau sistem yang komprehensif terkait dengan situasi seperti ini," tambahnya.

Ini bukan pertama kalinya karyawan China dituduh oleh manajer memiliki sikap "disiplin yang buruk" dalam pesan teks mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya