Siap Lengserkan Donald Trump, Miliarder Ini Maju Jadi Capres AS

Miliarder Tom Steyer prihatin dengan nasib bangsa di bawah pemerintahan Donald Trump.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Jul 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 21:00 WIB
Miliarder Tom Steyer resmi maju sebagai capres AS.
Miliarder Tom Steyer resmi maju sebagai capres AS. Dok: Tom Steyer

Liputan6.com, Washington D.C. - Miliarder Tom Steyer (62) akhirnya menjadi miliarder pertama yang resmi maju menjadi kandidat presiden Amerika Serikat (AS). Pria ini juga terkenal ingin memakzulkan Presiden Donald Trump.

Lewat video berdurasi 4:04 menit, Steyer mengumumkan pencalonannya sebagai presiden dan berkata sistem demokrasi dan politisi sedang tidak sehat karena tidak mengutamakan rakyat.

"Saya pikir rakyat percaya bahwa sistem telah menelantarkan mereka. Saya pikir rakyat percaya bahwa dunia korporat telah membeli demokrasi. Bahwa para politikus tidak peduli atau menghormati mereka," ujar Steyer.

Kepada NBC News, miliarder ini mengaku bukanlah boneka dari siapapun. Pria ini juga prihatin atas nasih AS di bawah kepresidenan Donald Trump.

"Saya sampai tak bisa tidur karena memikirkan di mana posisi kita sebagai negara," ujar Steyer.

Menurut Forbes, kekayaan Tom Steyer saat ini adalah USD 1,6 miliar atau Rp 22,6 triliun (USD 1 = Rp 14.136). Hartanya berhasal dari sektor keuangan, namun ia sudah beralih fokus ke dunia politik dan lingkungan sejak 2012.

Sang miliarder harus bersaing dengan Senator Elizabeth Warren, mantan Wakil Presiden Joe Biden, hingga penasihat spiritual Marianne Williamson, demi terpilih sebagai kandidat Partai Demokrat.

Pilpres AS akan berlangsung pada tahun depan. Presiden Donald Trump sudah menyatakan berminat untuk lanjut ke periode dua.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Ada Pula Miliarder yang Ingin Donald Trump Terpilih Lagi, Kenapa?

Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018  (AFP).
Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Tak terasa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menyelesaikan periode pertamanya pada tahun depan. Trump yang juga miliarder itu pun siap melanjutkan sebagai presiden pada periode kedua.

Terkait dana kampanye, Presiden Trump tampaknya tidak perlu pusing, sebab miliarder Bernie Marcus siap menjadi penyokong dana. Forbes mencatat kekayaannya mencapai USD 5,8 miliar atau sekitar Rp 91,6 triliun.

Dilansir Yahoo! Finance, sosok Bernie Marcus ternyata amatlah dermawan. Ia sudah menyumbang lebih dari USD 2 miliar (Rp 28,1 triliun) kepada 300 organisasi.

Sang miliarder mengaku tidak tahu seberapa kaya dirinya dan berusaha menyumbang mayoritas hartanya selama ia hidup. Ia juga mendukung Presiden Trump agar terpilih lagi karena cara berpikir Trump yang seperti pebisnis dalam menghadapi masalah.

"(Trump) memiliki pendekatan common sense seorang pebisnis untuk dalam berbagai isu. Apakah saya setuju dengan segala hal yang ia lakukan? Tidak. Tetapi kenyataannya ia menghasilkan lebih banyak ketimbang yang lain," ujar Marcus.

Dibandingkan delapan atau enam tahun lalu, keadaan AS lebih baik ketimbang enam atau delapan tahun yang lalu. Kekuarangan Trump sebagai presiden, menurut Marcus, adalah caranya dalam berkomunikasi.

Bernie Marcus merupakan Co-Founder Home Depot yang bergerak di sektor ritel. Selain Marcus, miliarder tersohor lain yang mendukung Trump adalah bos industri judi Sheldon Adelson, bos WWE Vince McMahon, dan investor teknologi Peter Thiel.  

Donald Trump Memulai Kampanye Pilpres AS 2020 di Florida

Donald Trump dalam safari politiknya di Biloxi, negara bagian Mississippi, pada November 2018 (AFP/Jim Watson)
Donald Trump dalam safari politiknya di Biloxi, negara bagian Mississippi, pada November 2018 (AFP/Jim Watson)

Membuktikan janjinya pada pendukung kubu Republik, Donald Trumpmeluncurkan kampanye perdananya sebagai calon presiden Amerika Serikat (AS) pada pemilu 2020 mendatang.

Pengumuman itu disampaikan oleh Trump di hadapan kerumanan besar di Orlando, negara bagian Florida, pada Selasa 18 Juni.

Dikutip dari The Guardian, rilis kampanye itu dilakukan di tengah seruan pemakzulan, lanjutan penyelidikan oleh Kongres AS atas dugaan campur tangan Rusia dalam pilpres 2016, dan kebijakan imigrasi garis kerasnya.

Namun, rilis kampanye itu juga hadir di tengah perekonomian AS yang tumbuh signifikan dan juga penguatan kembali dukungan Republik terhadap Donald Trump.

Meski terlihat seperti peluncuran resmi kampanyenya, namun sejatinya Donald Trump telah mengajukan dokumen untuk maju dalam pilpres 2020, beberapa jam setelah dia dilantik sebagai presiden AS ke-45 pada 20 Januari 2017.

Setelahnya, Trump diketahui kerap menggelar pertemuan umum "yang bergaya kampanye" di seluruh Amerika Serikat.

"Kami mengambi alih eksistensi politik yang gagal dan memulihkan pemerintahan, oleh dan untuk rakyat," kata Trump dalam sebuah video yang dirilis sehari sebelum kampanye terbarunya.

"Ini adalah kehendak rakyat, Anda semua adalah rakyat itu, Anda yang memenangkan pemilu," lanjut Donald Trump yang berpidato didampingi oleh istri, anak dan menantunya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya