Data Manufaktur AS Jeblok, Harga Emas Naik Lagi

Perdagangan Selasa (3/9) harga emas ditutup kembali mengalami lonjakan

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 04 Sep 2019, 07:30 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 07:30 WIB
Ilustrasi Harga Emas (4)
Ilustrasi Harga Emas

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik lebih dari 1 persrn pada hari Selasa setelah data manufaktur AS melemah. Dengan ini sekaligus memperkuat kekhawatiran penurunan ekonomim Sementara ketidakpastian atas perdagangan AS-China dan Brexit semakin meningkatkan membuat daya tarik safe-haven.

Dikutip dari CNBC, Rabu (4/9/2019), harga emas di pasar spot naik 0,83 persen menjadi USD 1.543,11 per ounce, tidak jauh dari level tertinggi selama enam tahun di USD 1.554,56. Sementara harga emas berjangka AS melonjak 1,5 persen menjadi USD 1.552,4 per ounce.

Aktivitas manufaktur AS mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam tiga tahun pada Agustus. Hal ini menambah kekhawatiran pasar terhadap ekonomi global.

"Data manufaktur yang lemah akan semakin menguatkan pandangan bahwa Federal Reserve AS akan lebih agresif dengan penurunan suku bunga," kata Ryan McKay, ahli strategi komoditas di TD Securities.

"Ada banyak ketidakpastian mulai dari Brexit, politik di Italia, juga protes di Hong Kong, banyak hal yang positif untuk harga emas," tambah dia.

"Dolar juga dipandang sebagai aset safe-haven. Bahkan Treasury naik, dolar naik, perak naik, emas naik, itu semua aset safe-haven," kata Phillip Streible, ahli strategi komoditas senior di RJO Futures.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sentimen Global Lainnya

Ilustrasi Harga Emas Naik 1
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sementara itu, mata uang Eropa seperti Euro dan Pound telah melemah terhadap Dolar karena para pedagang tetap waspada terhadap perkembangan yang akan segera terjadi di Inggris yang keluar dari Uni Eropa dan kekacauan politik Italia.

Di bidang perdagangan, China telah mengajukan keluhan di Organisasi Perdagangan Dunia atas bea masuk A.S. Hal ini dianggap melanggar konsensus yang dicapai oleh para pemimpin kedua negara pada pertemuan di Osaka.

“Emas telah secara agresif mendorong pemotongan suku bunga Fed. Dengan sedikit memberi peluant bagi oara pemegang emas dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi terkait dengan meningkatnya ketegangan perdagangan AS-Cina, selera investor untuk logam kuning telah meningjat,” tulis analis BNP Paribas dalam sebuah catatan.

Dia memperkirakan harga emas rata-rata naik di atas USD 1.600 didorong oleh The Fed terkait pelonggaran moneter.

Federal fund futures menyatakan pesar melihat kemungkinan 91 persen pemotongan suku bunga 25 basis poin akan dilakukan oleh Federal Reserve AS bulan ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya