Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia naik pada perdagangan hari Senin karena dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Saat ini investor tengah menanti rincian lebih lanjut tentang rencana aturan tarif dari Presiden AS Donald Trump, yang dapat memicu perang dagang.
Mengutip CNBC, Selasa (18/2/2025), harga emas di pasar spot naik 0,6% menjadi USD 2.899,73 per ons pada pukul 03.13 GMT. Harga emas sempat mencetak rekor tertinggi di USD 2.942,70 pada 11 Februari.
Advertisement
Baca Juga
Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,4% menjadi USD 2.912,50 per ons.
Advertisement
Indeks dolar AS yang merupakan alat yang mengukur nilai tukar dolar AS dengan sejumlah mata uang utama dunia lainnya, berada di dekat level terendah dua bulan karena para pelaku pasar menilai data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan baru-baru ini.
Dolar AS yang melemah membuat emas batangan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Perang TarifÂ
Analis senior OANDA untuk Asia Pasifik Kelvin Wong menjelaskan, pelemahan dolar AS dan ketidakpastian mengenai bagaimana Presiden Trump akan mengenakan kebijakan tarif kepada mitra dagang utama menjadi pendukung kenaikan harga emas.
Pada Jumat lalu, Donald Trump masih berpegang teguh pada janjinya untuk menerapkan tarif tinggi untuk barang-barang impor yang merugikan AS, Trump berencana untuk memberikan pungutan tarif impor mobil tinggi dan akan segera diberlakukan pada 2 April.
Perundingan Rusia
Sementara itu, pejabat senior pemerintahan Trump akan memulai perundingan damai dengan negosiator Rusia dan Ukraina di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang.
"Jika perundingan antara pejabat AS dan Rusia meningkatkan peluang tercapainya kesepakatan damai yang mengakhiri perang, permintaan pembelian aset safe haven dapat berkurang, yang dapat menyebabkan emas kehilangan sebagian dorongannya," kata kepala analis pasar KCM Trade Tim Waterer.
"Namun dengan pembicaraan tarif dan inflasi yang masih menjadi kekhawatiran bagi investor, emas masih dapat menguat meskipun arus aset safe haven surut." tambah dia.
Emas batangan dipandang sebagai lindung nilai tradisional terhadap kenaikan harga dan ketidakpastian geopolitik.
Hati-hati, Harga Emas Berpotensi Turun hingga USD 2.880
Sebelumnya, harga emas dunia mengalami tekanan pada awal pekan ini setelah mengalami aksi ambil untung yang signifikan. Pada hari Jumat 14 Februari kemarin, harga emas sempat jatuh di bawah USD 2.900, namun tetap mencatat kenaikan mingguan lebih dari 0,80%.
Analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, tren bullish pada emas mulai melemah berdasarkan kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average. Proyeksi harga emas hari ini menunjukkan potensi kenaikan hingga USD 2.922 jika tren bullish kembali menguat.
"Namun, apabila terjadi reversal, harga emas berpotensi turun hingga level USD 2.880 sebagai target penurunan terdekat," jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (17/2/2025).
Salah satu faktor utama yang membebani pergerakan harga emas adalah pelemahan Dolar AS setelah rilis data ekonomi yang beragam. Greenback mencapai posisi terendah tahunannya, sementara imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun turun enam basis poin menjadi 4,472%.
Penjualan ritel di Amerika Serikat mengalami penurunan tajam pada Januari, yang semakin menekan nilai Dolar AS. Hal ini secara historis dapat memberikan dorongan bagi harga emas, mengingat emas merupakan aset yang cenderung bergerak berlawanan dengan Dolar AS.
Namun, aksi ambil untung yang dilakukan oleh para pedagang membatasi lonjakan harga emas. Selain itu, ketidakpastian kebijakan perdagangan Amerika Serikat turut memengaruhi pergerakan pasar. Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mendorong kebijakan tarif timbal balik, tetapi menunda penerapannya untuk membuka ruang negosiasi dengan negara-negara terkait.
Jika ketegangan perdagangan global meningkat, permintaan terhadap aset safe-haven seperti emas dapat kembali menguat, memberikan potensi kenaikan harga dalam jangka pendek.
Advertisement
Kebijakan Fed
Selain itu, prospek kebijakan moneter Federal Reserve (Fed) juga menjadi faktor yang diperhatikan pelaku pasar. Setelah rilis data ekonomi yang lemah, investor mulai memperkirakan adanya lebih dari satu kali penurunan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Jika skenario ini terwujud, maka emas dapat kembali memperoleh momentum bullish yang lebih kuat.
Secara keseluruhan, pasar emas saat ini menghadapi ketidakpastian yang tinggi. Jika harga berhasil menembus level USD 2.922, maka potensi kenaikan lebih lanjut bisa terjadi.
Sebaliknya, jika tekanan jual terus berlanjut, maka emas bisa turun lebih dalam ke area USD 2.880 atau bahkan lebih rendah.Â
