Jangan FOMO Ikut Borong Emas, Bijak Berinvestasi!

Emas merupakan instrumen investasi jangka menengah hingga panjang. Artinya, keuntungan dari investasi ini biasanya baru terasa dalam kurun waktu 3 hingga 5 tahun.

oleh Tira Santia Diperbarui 15 Apr 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2025, 08:30 WIB
Hari Ini, Harga Emas Antam Turun Tipis
Selain pembelian fisik, tren investasi emas digital melalui bullion bank juga meningkat tajam. Dalam satu minggu terakhir saja, tercatat total investasi masyarakat mencapai Rp 1 triliun. (BAY ISMOYO/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Fenomena antrean panjang di toko emas belakangan ini menarik perhatian publik. Banyak masyarakat yang berbondong-bondong membeli logam mulia, seolah tak ingin ketinggalan momentum.

Analis Emas Ibrahim Assuaibi memberikan peringatan penting agar masyarakat tidak terjebak dalam sikap FOMO (fear of missing out) atau ikut-ikutan membeli emas tanpa perhitungan yang matang.

Menurutnya, keputusan untuk membeli emas harus disesuaikan dengan kondisi keuangan masing-masing. Ia menekankan bahwa pembelian emas sebaiknya dilakukan dengan dana yang memang tidak dibutuhkan dalam waktu dekat, bukan dengan uang operasional atau bahkan hasil utang.

"Sebenarnya kalau uangnya pas-pasan. Kalau uangnya pas-pasan ini pasti berisiko. Tapi kalau uangnya banyak, uang nganggur ya tidak jadi masalah," kata Ibrahim kepada Liputan6.com, Selasa (15/4/2025).

Ibrahim menjelaskan bahwa emas merupakan instrumen investasi jangka menengah hingga panjang. Artinya, keuntungan dari investasi ini biasanya baru terasa dalam kurun waktu 3 hingga 5 tahun.

Oleh karena itu, masyarakat harus siap menyimpan emas dalam jangka waktu yang cukup lama sebelum mendapatkan imbal hasil yang signifikan.

"Artinya fenomena ini memang saat yang tepat bagi mereka melakukan pembelian. Namun mereka juga harus hati-hati bahwa, kalau bisa melakukan pembelian dengan uang nganggur, bukan dengan uang operasional. Karena kemungkinan besar sejak jangka benar-jangka panjang, 3-5 tahun masih lama untuk cuan (untung)," jelasnya.

 

Penyebab FOMO Beli Emas

Hari Ini, Harga Emas Antam Turun Tipis
Pergerakan harga emas beberapa hari terakhir menunjukkan dinamika pasar global yang masih fluktuatif. (BAY ISMOYO/AFP)... Selengkapnya

Menurut Ibrahim, salah satu penyebab maraknya masyarakat yang ikut-ikutan membeli emas adalah gencarnya pemberitaan dan promosi dari berbagai media. Baik media massa, cetak, online, hingga elektronik dan radio, semua turut memengaruhi persepsi publik.

Akibatnya, banyak yang merasa harus segera membeli emas agar tidak tertinggal, meskipun belum memahami risiko dan karakteristik investasinya.

"Kenapa mereka yang fomo antri, karena edukasi dan sosialisasi dari masyarakat, dari media, ya itu begitu kencang. Baik media massa, media cetak, media online, elektronik maupun radio. Itu begitu kencang sehingga masyarakat itu mereka beralih," katanya.

Situasi geopolitik global yang memanas, melemahnya daya beli masyarakat, serta suku bunga rendah juga menjadi alasan banyak orang mengalihkan dana mereka ke logam mulia. Dalam kondisi seperti ini, emas dianggap sebagai instrumen lindung nilai (safe haven) yang lebih aman dibanding menaruh uang di bank.

"Ini kondisi yang bagus apalagi masalah geopolitik, kemudian fenomena daya beli masyarakat yang terus menurun. Ya bunganya kecil mendingan saya beli logam mulia. Sehingga disinilah terjadi antrian-antrian," ujarnya.

Namun demikian, Ibrahim kembali mengingatkan agar masyarakat tetap waspada. Ia mencontohkan, harga emas bisa naik dengan cepat, namun juga bisa turun secara drastis, layaknya helikopter yang jatuh dari ketinggian.

"Harga emas itu akan turun jatuh itu, seperti helikopter jauh dari atas. Karena naiknya pun juga cepat. Kalau naiknya cepat, turunnya juga cepat," ujarnya.

 

Tren Investasi Emas Digital juga Naik

Hari Ini, Harga Emas Antam Turun Tipis
Harga emas Antam hari ini, Senin (14/4/2025), mengalami penurunan tipis. Harga emas per gram dijual Rp1.896.000 atau turun Rp 8.000 dibanding kemarin, Minggu (13/4/2025) yang berada di level Rp1.904.000 per gram. (BAY ISMOYO/AFP)... Selengkapnya

Selain pembelian fisik, tren investasi emas digital melalui bullion bank juga meningkat tajam. Dalam satu minggu terakhir saja, tercatat total investasi masyarakat mencapai Rp 1 triliun, melalui lembaga seperti BSI dan Pegadaian.

"Fenomena antri ini, ini baru sedikit. Ada juga sebagian masyarakat yang melakukan pembelian bullion bank secara online. Yaitu melalui BSI maupun pegadaian. Total seminggu kemarin itu sudah Rp 1 triliun masyarakat melakukan investasi di bullion bank," ujarnya.

Hal ini menunjukkan antusiasme tinggi terhadap emas, namun tetap memerlukan edukasi agar keputusan yang diambil tidak berujung pada penyesalan.

Kendati demikian, kata Ibrahim momen kenaikan harga emas saat ini memang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki dana lebih. Namun, ia mengimbau agar masyarakat tidak mengorbankan kebutuhan pokok hanya demi ikut-ikutan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya