Profil Menteri Koperasi Teten Masduki, Aktivis ICW yang Masuk Istana

Teten Masduki sukses berkarier di dunia politik. Kini dia menjadi menteri di kabinet Jokowi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Okt 2019, 16:39 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2019, 16:39 WIB
Teten Masduki
Menkop UKM Teten Masduki (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Karier politik aktivis Teten Masduki masih berlangsung mulus di pemerintahan Joko Widodo. Usai menjadi Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, Teten kini naik pangkat menjadi Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabinet Indonesia Maju.

Sedari zaman berkuliah di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Teten dikenal sebagai sosok yang kritis. Ketika reformasi bergejolak tahun 1998, berdirilah Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Teten pernah menjadi pentolan di organisasi tersebut.

ICW yang dipimpin Teten berhasil menunjukan taringnya ketika membongkar kasus suap yang melibatkan Jaksa Agung saat itu, Andi M. Ghalib. Berkat kegigihannya mengungkap kasus tersebut, Teten dianugerahi Suardi Tasrif Award 1999.

Teten juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia (TI-I), LSM pegiat Antikorupsi. Dia juga pernah menjadi Kepala Divisi Perburuhan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.

Kedekatan Teten Masduki ke partai politik mulai terlihat jelas pada tahun 2012 ketika ia maju sebagai Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jawa Barat bersama Rieke Diah Pitaloka dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Duet pasangan nomor urut 5 itu ternyata cukup sukses dan mereka menjadi runner-up.

Selanjutnya, Teten menjadi Tim Relawan dalam upaya pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla. Kemenangan Jokowi menjadi tiket masuk Teten ke Istana sebagai Kepala Kepala Staf Presiden sebelum digantikan Moeldoko.

Teten pun kemudian menjabat sebagai Koordinator Staf Khusus Kepresidenan. Dan tahun 2018, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno juga mengangkat Teten Masduki sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog.

Ketika di Istana, Teten sempat dicari-cari ICW karena ia sempat "menghilang" ketika kontroversi RUU KPK yang dianggap bisa melemahkan lembaga itu.

Teten Masduki menggantikan Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga sebagai Menteri Koperasi dan UKM. Meski demikian, istri Puspayoga ternyata diangka Menjadi Menteri Perlindungan Perempuan dan Anak.

Jabatan sebagai menteri UKM diprediksi akan amat penting. Pasalnya, mantam Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebut UKM perlu making didorong agar berperan lebih besar ke dalam perekonomian agar menunjang pertumbuhan negara.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Komentar Keluarga

Presiden Jokowi terima CEO Bukalapak di istana
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu CEO Bukalapak, Achmad Zaky di Istana Merdeka, Sabtu (16/2). Turut mendampingi Jokowi dalam pertemuan itu Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Keluarga Teten Masduki mengaku bangga atas peran baru Teten sebagai menteri. Teten disebut memang sudah dekat dengan Presiden Joko Widodo.

"Sebenarnya panggilan buat Teten bukan hal baru, lagian kan Teten sejak awal Pak Jokowi menjadi Presiden, sudah di lingkungan istana sebagai Kepala KSP," ujar Apit Masduki, kakak kandung Teten, mengomentari jabatan baru adiknya di kabinet Jokowi jilid 2.

Menurut Apit, panggilan Jokowi terhadap Teten memang bukan perkara baru, jabatan sebelumnya sebagai Koordinator Staf Khusus Kepresidenan, mengharuskan suami dari Suzana Ramadhani, ini selalu berada dekat Jokowi.

"Jadi bagi calon menteri lain mungkin surprise, bagi Teten biasa saja, namun memang diakui untuk panggilan terakhir agak berbeda, bangga (jadi menteri) juga," ujar dia sambil tersenyum ramah.

Mengawali karir sebagai tukang otokritik Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), kebiasaan Teten mengungkap penyelewengan yang terjadi. Ini membuatnya disegani di kalangan mahasiswa.

"Teten itu meskipun kritis, tapi memang pintar, dia termasuk 10 lulusan terbaik di seluruh jurusan angkatannya," kata dia.

Hal itu pula yang membuat ayah dari Nisrina Noor Rabiah (16) dan Alliya Nurani Sartika (14), membuka ICW yang pamornya sebagai lembaga anti rasuah Tanah Air, semakin diakui.

"Sebenarnya jabatan menteri itu riskan (korupsi), apalagi latar belakangnya sebagai pegiat antikorupsi," kata dia.

Ia berharap dengan segudang pengalaman sebagai pegiat antikorupsi, kehadiran Teten sebagai Menteri Koperasi dan UKM, mampu memberikan dampak positif dalam pengelolaan keuangan sebuah lembaga negara.

"Makanya kita minta agar Teten tetap menjaga marwahnya sebagai pegiat anti korupsi, dan bisa memberikan contoh bagi yang lainnya," pinta dia.

 

Sosok Humoris

Api Masduki, Kakak Teten Masduki saat memberikan penjelasan di depan wartawan Garut, Jawa Barat
Api Masduki, Kakak Teten Masduki saat memberikan penjelasan di depan wartawan Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriyadin)

Apit menyatakan, meskipun dikenal tegas dan lantang dalam menyuarakan anti korupsi, tetapi Teten dikenal pendiam di lingkungan keluarga. Bahkan, bapak dua orang putri tersebut, terkesan irit bicara di keluarga.

"Tapi jangan salah kalau bercanda tertawa semua, dia memang humoris," ujar dia.

Apit mengenang, sebagai anak kelima dari pasangan Hj Ena Hindasah (84), dan H Masduki (alm), masa kecil hingga remaja Teten sebagian besar dihabiskan di kota Garut. "Kalau soal kritis memang sejak dulu sudah kritis," kata dia mengomentari adiknya.

Namun, hal itu tidak membuatnya kaku di keluarga. Sebagai anak pintar yang tumbuh besar di lingkungan pesantren Limbangan, jiwa kepemimpinan Teten memang sudah terasah sejak muda. "Waktu di UPI termasuk paling lantang dan kritis," kata dia.

Tak mengherankan, hal itu pula yang kelak menjadi penyemangat Teten dalam mengarungi kerasnya hidup di ibu kota Jakarta, sebagai aktivis tukang kritik pemerintah. "Dulu pernah mendirikan LBH (Lembaga Bantuan Hukum) juga," ujar Apit.

Agus Gandhi, salah satu kerabat Teten mengatakan, sejak pertama kali ICW dibentuk, kehadiran Teten seolah menjadi cambuk bagi pegiat antikorupsi lain, untuk melakukan perlawanan terhadap bahaya laten korupsi.

"Kebetulan Kang Teten termasuk salah satu juga yang membidangi lahirnya GGW," ujar Kordinator Garut Governance Watch (GGW) itu.

Tak jarang dalam setiap kegiatan investigasi korupsi di Kabupetan Garut, Agus kerap berkonsultasi dengan Teten. "Meskipun jarak jauh (Jakarta), komunikasi tetap jalan," kata dia.

Dengan jabatan barunya di kabinet Jokowi jilid 2, Agus berharap kehadiran Teten bisa memberikan solusi adanya transparansi anggaran, sebagai bagian dari pemerintahan yang bersih.

"Karena ruh utamanya Kang Teten memang anti korupsi, jadi kami berharap tetap jaga itu, jangan banyak tergoda," kata dia sambil bercanda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya