Ahok Digadang Jadi Direksi BUMN Kurangi Tekanan ke Rupiah

Rupiah masih terkena sentimen negatif dari ketidakpastian negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS)-China.

oleh Nurmayanti diperbarui 14 Nov 2019, 18:13 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2019, 18:13 WIB
20160921-Jas Merah Untuk Ahok dari Megawati-Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) didampingi Djarot Saiful Hidayat dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memberi keterangan usai resmi mendaftar maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017, di KPUD DKI Jakarta, Rabu (21/9). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis berada di posisi Rp 14.087 di pasar spot. Rupiah tercatat tertekan 0,06 persen atau melemah 9 poin.

Dari global, Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai rupiah masih terkena sentimen negatif dari ketidakpastian negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS)-China.

"Presiden Donald Trump mengatakan kesepakatan perdagangan dengan China "dekat," tetapi tidak memberikan rincian dan memperingatkan bahwa ia akan menaikkan tarif "secara substansial" pada barang-barang Cina jika tidak ada kesepakatan," tuturnya di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Sedangkan dari domestik, isu pengangkatan Ahok menjadi Direksi BUMN membawa sentimen positif bagi laju rupiah, sehingga mata uang garuda hanya melemah terbatas.

"Rencana pengangkatan Ahok menjadi bos BUMN menuai pro dan kontra. Namun pasar berpandangan lain karena saat ini, pemerintah butuh pemimpin yang tegas dalam memimpin perusahaan plat merah salah satunya adalah PT Pertamina yang banyak sekali permasalahan mafia migasnya sehingga kedepannya sedikit demi sedikit akan terkikis oknum-oknum yang bermain di dalamnya," ujarnya.

Ibrahim bilang, pengangkatan Ahok sebagai bos BUMN di awal Desember akan membuat perubahan yang signifikan dan pasar kembali percaya terhadap kepemimpinan saat ini, sehingga modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri.

Adapun untuk perdagangan esok pihaknya cukup optimistis rupiah berpeluang menguat terbatas di level Rp14.058-14.120.

Jokowi Sebut Ahok Bisa Duduki Posisi Direksi atau Komisaris BUMN

Momen Ahok dan Anies Saling Sapa
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersalaman dan bertegur sapa dengan gubernur pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) setelah pelantikan anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024 di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (26/8/2019). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih dalam proses seleksi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara terkait posisinya di BUMN.

"Penempatannya di mana itu proses seleksi yang ada di Kementerian BUMN," kata Jokowi seperti dikutip dari Antara, Kamis (14/11/2019). 

Menurut Jokowi, Ahok mempunyai peluang untuk memimpin BUMN. "Kita tahu kinerjanya Pak Ahok, jadi ini masih dalam proses seleksi," kata Jokowi menjawab pertanyaan peluang Ahok memimpin BUMN besar seperti Pertamina.

Ketika ditanya peluang Ahok apakah di posisi komisaris atau direksi, Jokowi mengatakan bisa dua-duanya. "Bisa dua-duanya tapi pakai proses seleksi, masih dalam proses," katanya.

"Kita kan tahu kinerjanya, penempatannya di mana itu proses seleksi yang ada di Kementerian BUMN," tegasnya.

Mengenai statusnya yang masih sebagai orang parpol, Jokowi meminta wartawan menanyakan kepada Menteri BUMN.

Ketika ditanya apakah Ahok akan menempati posisi di BUMN energi, Jokowi mengatakan masalah itu sangat teknis.

"Itu sangat teknis, tanyakan ke Menteri BUMN," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya