Wika Garap Proyek Kompleks Perkantoran Mewah di Senegal

Pekerjaan Proyek Goree Tower di Senegal oleh WIKA ini memiliki nilai kontrak tahap 1 sebesar 50 juta Euro

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 03 Des 2019, 13:35 WIB
Diterbitkan 03 Des 2019, 13:35 WIB
Proyek Wijaya Karya (Wika) di Senegal
Proyek Wijaya Karya (Wika) di Senegal (dok: Wijaya Karya)

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) melakukan penandatanganan kontrak Tahap 1 Goree Tower Project, di Senegal dengan L’Agence De Gestion Du Patrimoine Bati De L’Etat (AGPBE) di Centre Internationale Conference Abdou Diouf.

Adapun penandatanganan tersebut AGPBE diwakili oleh Direktur Operasi Yaya Abdoul Kane dan WIKA diwakili oleh Direktur Operasi III yang membawahi Divisi Luar Negeri Destiawan Soewardjono Turut hadir menyaksikan antara lain Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dan Menteri Bappenas Senegal Dr. Cheikh Kante.

“Kerja sama yang akan direalisasikan ini merupakan salah satu milestone kiprah BUMN Karya Indonesia di Afrika Barat, dimana WIKA memang mampu mengerjakan proyek mulai dari social housing di Afrika sampai proyek besar dan prestisius seperti Goree Tower Project ini," ungkap Destiawan dalam keterangannya, Selasa (3/12/2019).

Pekerjaan Proyek Goree Tower di Senegal ini memiliki nilai kontrak tahap 1 sebesar 50 juta Euro dimana menjadi bagian dari kesepakatan total sebesar 250 juta Euro.

Proyek ini merupakan tindak lanjut konkret 'business deals' antara Pemerintah Senegal dengan WIKA dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank pada acara Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) di Bali, pada bulan Agustus 2019 lalu.

Proyek prestisius Kawasan Mixed-Used Building dengan tipe proyek Full Design & Build dikerjakan oleh WIKA selaku kontraktor utama dengan masa pelaksanaan 24 bulan. Dimana skup pekerjaan Perseroan meliputi; pembangunan Hotel bintang 5 dengan 33 lantai, sky dining, gedung perkantoran, convention center, dan residential apartment.

“Bagi kami pasar luar negeri adalah potensi yang harus diimplementasi. Masuknya WIKA di pasar infrastruktur dan gedung Afrika sesuai dengan strategi bisnis WIKA yang menyasar negara-negara berkembang dengan kebutuhan infrastruktur yang tinggi,” terang Destiawan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Melalui LPEI

Proyek Wijaya Karya (Wika) di Senegal
Proyek Wijaya Karya (Wika) di Senegal (dok: Wijaya Karya)

Untuk pelaksanaan proyek, WIKA mendapat fasilitas pembiayaan National Interest Account (NIA) dengan skema Buyer’s Credit melalui LPEI. Peyaluran fasilitas ini sejalan dengan strategi Pemerintah untuk memperluas ekspor Indonesia ke negara non tradisional termasuk Afrika.

Buyer’s credit sendiri merupakan fasilitas yang hanya dapat disediakan oleh LPEI dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor Indonesia dari sisi pembeli atau demand side. Skema ini merupakan bentuk nyata dari peran LPEI sebagai fill the market gap.

Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly mengatakan proyek Goree Tower Senegal menambah keyakinan Internasional bahwa perusahaan Indonesia memiliki kemampuan untuk bersaing di pasar global.

Sinthya menambahkan bahwa kinerja ekspor perusahaan nasional sangat penting bagi peningkatan nilai neraca perdagangan, untuk itu diperlukan upaya dalam meningkatkan nilai ekspor baik dari sisi volume maupun pasar tujuan ekspor.

Peran Pemerintah melalui LPEI untuk menyediakan pembiayaan khusus dapat menstimulus perusahaan Indonesia melakukan perdagangan (ekspor) ke negara-negara non tradisional.

"Sebagai salah satu fiscal tools Pemerintah, LPEI sesuai dengan mandatnya akan terus melakukan unlocking potential market agar pelaku ekspor Indonesia dapat melakukan penetrasi pasar ke negara-negara non-tradisional dan meningkatkan kapabilitas eksportir untuk berkompetisi di pasar global," tambah Sinthya.

 

 

Tantangan

Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).
Logo PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Lebih lanjut, Destiawan menambahkan bahwa tantangan ke depan adalah bagaimana sinergi yang telah terjalin baik dengan LPEI ke depannya dapat memfasilitasi WIKA dan perusahaan Indonesia lainnya untuk dapat memenuhi kapasitas pembiayaan infrastruktur negara-negara Afrika.

Tren pembiayaan ini trennya semakin naik dari tahun ke tahun, terutama dengan adanya kepercayaan dari beberapa negara di Afrika untuk menjadikan BUMN Indonesia sebagai mitra strategis mereka.

“Apabila itu dapat terealisasi, maka akan meningkatkan peluang untuk membuka pasar lebih luas lagi bagi WIKA dan perusahaan Indonesia lainnya dalam melakukan ekspansi ke sejumlah negara, khususnya di Wilayah Afrika” pungkas Destiawan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya