Menteri Edhy Ngotot Buka Keran Ekspor Benih Lobster

Ekspor benih lobster dibuka kembali untuk memperjuangkan keberlanjutan nelayan dan keberlanjutan alam.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Des 2019, 12:15 WIB
Diterbitkan 18 Des 2019, 12:15 WIB
Bareskrim Mabes Polri Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster
Petugas menunjukkan barang bukti benih lobster saat rilis penyelundupan benih lobster di Gedung Dittipidter Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/8/2019). Bersama KKP, Polisi mengungkap penyelundupan 57.058 ekor benur jenis pasir dan jenis mutiara 203 ekor. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tidak akan mundur dari kebijakan membuka kembali keran ekspor benih lobster. Hal itu disampaikan Edhy di depan para pemangku kebijakan lingkungan ikan tangkap dalam Pertemuan Regional ke-2 Komite Pengelola Bersama Perikanan Tuna Provinsi Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, NTT dan NTB.

"Anda bisa tertawa melihat saya, tapi saya tidak akan pernah mundur," kata Edhy menegaskan, Jakarta, Rabu (18/12/2019).

Pantauan merdeka.com, Edhy terlihat serius mengatakan dirinya akan memperjuangkan kebijakan ekspor benih lobster. Dia bahkan tidak peduli dengan ragam ekspresi peserta pertemuan tersebut.

Baru setelah dia menjelaskan alasan pembukaan keran ekspor, para tamu undangan memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan.

Edhy menjelaskan, ekspor benih dilakukan untuk memperjuangkan keberlanjutan nelayan dan keberlanjutan alam. Untuk itu, saat ini pihaknya masih melakukan pengkajian terhadap 29 aturan yang ada di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Kami sedang mematangkan yang akhir-akhir ini jadi polemik, termasuk lobster," ucap Edhy.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jokowi Komentari Perseteruan Susi Pudjiastuti dan Edhy Prabowo Soal Lobster

Bareskrim Mabes Polri Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster
Petugas menunjukkan barang bukti benih lobster saat rilis penyelundupan benih lobster di Gedung Dittipidter Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/8/2019). Bersama KKP, Polisi mengungkap penyelundupan 57.058 ekor benur jenis pasir dan jenis mutiara 203 ekor. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjawab polemik ekspor benih lobster yang dikritik Susi Pudjiastuti. Menurut dia, kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Peabowo yang membuka keran ekspor bibit lobster harus dilhat dari sisi kemanfaatan dan lingkungannya.

"Yang paling penting menurut saya negara mendapatkan manfaat, nelayan mendapatkan manfaat, lingkungan tidak rusak. Yang paling penting itu," ujar Jokowi di Gerbang Tol Samboja-Samarinda Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019). 

Meski begitu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan ekspor bibit lobster harus ada keseimbangan. Jokowi mengatakan ekspor benih lobster jangan hanya dilihat dari sisi ekonominya saja, tapi juga aspek lingkungan yang harus dipelihara.

"Keseimbangan itu paling penting bukan hanya bilang jangan enggak. Keseimbangan itu yang harus di perlukan. Jangan juga awur-awuran, semua ditangkapin diekspor, juga enggak benar," jelas dia.

Jokowi juga menegaskan bahwa ekspor benih harus sesuai dengan aturan yang ada, tidak boleh ugal-ugalan. Hal ini untuk menghindari terjadinya penyelundupan benih lobster.

"Agar benih lobster tidak diselundupkan tidak di ekspor secara awur-awuran, tapi juga nelayan mendapatkan manfaat dari sana. Nilai tambah ada di negara kita," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya