Harga Emas Batangan Terkoreksi, Peluang Beli?

Dikutip dari CNBC, Selasa (1/10/2024), harga emas spot turun 1,2% menjadi USD 2.626,95 per ons.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 01 Okt 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas mengalami penurunan pada Senin, setelah reli bersejarah yang dipicu oleh pelonggaran kebijakan moneter AS dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Reli ini menempatkan harga emas batangan di jalur menuju kuartal terbaiknya sejak 2020.

Dikutip dari CNBC, Selasa (1/10/2024), harga emas spot turun 1,2% menjadi USD 2.626,95 per ons. Futures emas AS turun 0,7% menjadi USD 2.649,2.

Harga emas telah naik 13% sejauh kuartal ini, yang menjadikannya kuartal terbaik sejak awal 2020, setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa USD 2.685,42 pada Kamis lalu, didorong oleh pemotongan suku bunga setengah persen oleh Federal Reserve AS dan peningkatan ketegangan di Timur Tengah.

"Ada kemungkinan pergeseran dari logam mulia ke saham, tetapi saya tidak berpikir itu akan bertahan lama... tren emas jelas masih naik," kata Peter A. Grant, Wakil Presiden dan Strategis Logam Senior di Zaner Metals.

Aksi Ambil Untung

Analis mengatakan bahwa kenaikan emas tertahan oleh aksi ambil untung dan lonjakan saham-saham China.

Ketika selera risiko meningkat, investor umumnya menjauh dari emas sebagai aset safe-haven. Namun, kenaikan harga emas baru-baru ini terjadi bersamaan dengan kenaikan saham, terutama setelah pemotongan suku bunga besar oleh The Fed, karena suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan hasil (zero-yield bullion).

 

Menanti Pidato The Fed

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Para pedagang menantikan pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang akan disampaikan nanti, serta data ketenagakerjaan ADP dan non-farm payrolls yang akan dirilis minggu ini.

"Kami memperkirakan lebih banyak konsolidasi emas dalam jangka pendek," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.

"Pada tahap ini, katalis utama tampaknya masih seputar faktor makro dan kebijakan moneter. Jadi, kejutan terkait kecepatan pemotongan suku bunga berpotensi menjadi pemicu utama."

Jika harga emas turun, terutama seiring dengan penguatan yuan, permintaan fisik emas di China dapat meningkat kembali pada kuartal keempat, kata para analis Heraeus dalam sebuah catatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya