Liputan6.com, Jakarta Harga emas melonjak lebih dari 1% pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena permintaan aset akan safe haven seperti emas di tengah meningkatnya kekhawatiran akan perang habis-habisan di Timur Tengah setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel.
Dikutip dari CNBC, Rabu (2/10/2024), harga emas dunia di pasar spot naik 1% menjadi USD 2.661,63 per ons setelah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD 2.685,42 pada hari Kamis. Sedangkan harga emas berjangka Amerika Serikat (A) ditutup naik 0,9% menjadi USD 2.690,3.
Baca Juga
Iran menembakkan sejumlah rudal balistik ke Israel pada hari Selasa sebagai balasan atas kampanye Israel terhadap sekutu Hizbullah Teheran di Lebanon.
Advertisement
“Jika ada korban serius di Israel, maka kita mungkin akan mengalami Perang habis-habisan di Timur Tengah, itulah yang saya pikir dikhawatirkan para pedagang saat ini, yang dapat mendorong permintaan lebih lanjut terhadap emas sebagai aset safe haven," kata Analis Pasar Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Harga emas digunakan sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.
“Ini adalah pembelian aset safe haven yang naluriah, tetapi kecuali rudal Iran berhasil menembus dan menimbulkan kerusakan serius di Israel. Hal itu mungkin mirip dengan serangan bulan April dengan persenjataan serupa yang hampir seluruhnya berhasil dicegat,” kata Pedagang Logam Independen di New York, Tai Wong.
Sementara itu, patokan imbal hasil obligasi AS 10 tahun merosot, membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi lebih menarik.
Langkah The Fed
Pasar akan mencermati data tenaga kerja AS minggu ini, dan pernyataan dari berbagai pejabat Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) untuk petunjuk lebih lanjut tentang sikap kebijakan The Fed.
Harga emas batangan pada hari Senin membukukan hari terburuknya dalam lebih dari empat minggu setelah Ketua Fed Powell mengisyaratkan The Fed kemungkinan akan melanjutkan pemangkasan suku bunga seperempat poin persentase ke depannya.
Sama dengan harga emas, harga perak naik 0,7% menjadi USD 31,36 per ons, harga platinum naik 1,2% menjadi USD 987,70. Sementara harga paladium turun 0,6% menjadi USD 994,50.
Harga Emas Batangan Terkoreksi, Peluang Beli?
Harga emas mengalami penurunan pada Senin, setelah reli bersejarah yang dipicu oleh pelonggaran kebijakan moneter AS dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Reli ini menempatkan harga emas batangan di jalur menuju kuartal terbaiknya sejak 2020.
Dikutip dari CNBC, Selasa (1/10/2024), harga emas spot turun 1,2% menjadi USD 2.626,95 per ons. Futures emas AS turun 0,7% menjadi USD 2.649,2.
Harga emas telah naik 13% sejauh kuartal ini, yang menjadikannya kuartal terbaik sejak awal 2020, setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa USD 2.685,42 pada Kamis lalu, didorong oleh pemotongan suku bunga setengah persen oleh Federal Reserve AS dan peningkatan ketegangan di Timur Tengah.
"Ada kemungkinan pergeseran dari logam mulia ke saham, tetapi saya tidak berpikir itu akan bertahan lama... tren emas jelas masih naik," kata Peter A. Grant, Wakil Presiden dan Strategis Logam Senior di Zaner Metals.
Aksi Ambil Untung
Analis mengatakan bahwa kenaikan emas tertahan oleh aksi ambil untung dan lonjakan saham-saham China.
Ketika selera risiko meningkat, investor umumnya menjauh dari emas sebagai aset safe-haven. Namun, kenaikan harga emas baru-baru ini terjadi bersamaan dengan kenaikan saham, terutama setelah pemotongan suku bunga besar oleh The Fed, karena suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan hasil (zero-yield bullion).
Advertisement
Menanti Pidato The Fed
Para pedagang menantikan pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang akan disampaikan nanti, serta data ketenagakerjaan ADP dan non-farm payrolls yang akan dirilis minggu ini.
"Kami memperkirakan lebih banyak konsolidasi emas dalam jangka pendek," kata analis Standard Chartered, Suki Cooper.
"Pada tahap ini, katalis utama tampaknya masih seputar faktor makro dan kebijakan moneter. Jadi, kejutan terkait kecepatan pemotongan suku bunga berpotensi menjadi pemicu utama."
Jika harga emas turun, terutama seiring dengan penguatan yuan, permintaan fisik emas di China dapat meningkat kembali pada kuartal keempat, kata para analis Heraeus dalam sebuah catatan.