Miliarder Ini Gemar Minum 5 Kaleng Soda Sehari, Simak Alasannya!

Buffet pernah ditawarkan agar wajah dia menjadi gambar dalam kemasan soda.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Jan 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2020, 21:00 WIB
CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffet
CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffet tidak memiliki smartphone.

Liputan6.com, Jakarta - Warren Buffett, miliarder yang kini berusia 89 tahun ini dikenal sebagai miliarder hemat. Waren  ternyata gemar mengkonsumsi lima kaleng soda sehari.

Sebelumnya, selama 50 tahun ia sudah mengkonsumsi soda merek "Pepsi", namun kini beralih ke merek soda "Coca-cola".

"Saya seperempat Coca-Cola," kata Buffet dilansir dari laman Entrepreneur.com, Minggu (5/1/2019).

Bahkan putranya, Howard, biasa memanggilnya "Pepsi Warren" karena ketertarikannya pada soda.

Menurutnya dengan meminum soda mampu menyumbang asupan kalori hariannya sebesar 25 persen.

Selain itu, alasan Buffet berpindah merek soda dikarenakan ia memiliki saham sebesar 10 persen di Coca-cola, sahamnya berkisar senilai USD 22 miliar atau Rp 306 triliun (USD 1 = Rp 13,932).

Buffet pernah ditawarkan agar wajah dia menjadi gambar dalam kemasan soda, dan ia pun menyetujui nya, kaleng soda tersebut diluncurkan di Cina pada tahun 2017.

 

Cerita Dibaliknya

9 Cara Sukses dan Bahagia Ala Warren Buffett
Kata Warren Buffett, kalau mau sukses sekaligus bahagia.

Berikut cerita dibalik kegemaran Buffet terhadap minuman soda, yakni pada tahun 1960, ia memiliki tetangga yang memiliki usaha menjual kopi bernama Keough.

Kemudian, Buffett mampir ke rumah Keough untuk mengajak bekerja sama, dengan modal usaha sebesar USD 10.000 atau Rp 139 juta. Namun, Keough skeptis terhadap Buffett, mengingat Buffet saat itu tidak memiliki pekerjaan konvensional.

"Aku tidak memilikinya, tapi aku bisa meminjamnya dari ayahku. Tapi bisakah kamu bayangkan memberikan USD 10.000 kepada orang yang tidak bangun dan pergi bekerja di pagi hari?" Ungkap Keough.

Ternyata, Keough melewatkan Investasi USD 10.000 dengan Buffett, yang kini sebenarnya bisa menghasilkan USD 93 juta atau Rp 1,2 triliun pada 2018.

Namun, akhirnya perusahaan Keough dibeli oleh Coca-Cola pada tahun 1964, dan ia naik pangkat menjadi presiden, dan chief operating officer grup pada 1981.

Berselang empat tahun kemudian, ia membaca di sebuah majalah bahwa Buffett adalah penggemar Pepsi-Cola Cherry. Dan dengan cepat Keough mengirim pesan kepada Buffett, untuk menawarkan dan mengirim beberapa sampel Cherry Coke yang masih dalam pengembangan, yang dia gambarkan sebagai "nektar para dewa."

Lalu pada tahun 1986, Buffett menerima sampel yang dibuat Keough, soda hasil Keough menjadi salah satu rasa minuman soda favorit Buffet. Namun, perusahaan soda Keough alami kebangkrutan pada Oktober 1987, yang membuat Buffet membeli sahamnya senilai USD 1,3 miliar atau Rp 18 triliun antara tahun 1988 dan 1994.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya