Jadi Miliarder Dunia, Tengok Cara Bos Amazon Kembangkan Usahanya

Amazon merupakan salah satu perusahaan teknologi raksasa Amerika Serikat. Bukan hanya sebagai wadah penyedia jasa jual-beli online atau e-commerce saja, melainkan juga pembuat perangkat lunak.

oleh Tira Santia diperbarui 02 Jan 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2020, 21:00 WIB
Kantor Amazon Dihebohkan Ancaman Bom
Jeff Bezos, sang CEO Amazon juga sedang berada di dalam gedung saat itu.

Liputan6.com, Jakarta - Amazon merupakan salah satu perusahaan teknologi raksasa Amerika Serikat. Bukan hanya sebagai wadah penyedia jasa jual-beli online atau e-commerce saja, melainkan juga pembuat perangkat lunak.

Dilansir dari laman Entepreneur.com, Amazon mampu mengembangkan usahanya ke berbagai industri lainnya, dengan cara mengelola keuangan perusahaan dengan baik. Dilihat dari data statistik kuartal 2 atau Q2 pada tahun 2018 dan tahun 2019, Amazon tumbuh pesat di berbagai sektor, kecuali toko fisik seperti Whole Foods (yang tetap datar), pendapatan Amazon tumbuh dari tahun ke tahun.

Pada Q2 2019, dari pendapatan e-commerce saja, Amazon menghasilkan pendapatan bersih sebesar USD 31,1 miliar atau Rp 432 triliun ( USD 1= Rp 13,892).

Selain dari penjualan toko online, Amazon juga menghasilkan USD 12 miliar atau Rp 166 triliun, dari hasil layanan penjualan pihak ketiga, yang naik 23 persen dari tahun 2018, yang termasuk komisi, shipping, biaya pemenuhan, dan layanan penjualan lainnya yang terkait dengan belanja online.

Sementara itu, sektor yang paling cepat berkembang adalah cloud Amazon Web Services (AWS), dan layanan berlangganan, termasuk Amazon Prime, Amazon Music, dan prime video. 

Amazon mampu menghabiskan miliaran setiap tahun, untuk membiayai film dan serial asli baru (serta konten berlisensi) melalui Prime Video dan Amazon Studios-nya. Perang yang semakin meningkat untuk konten streaming asli, semakin meningkat karena Amazon bersaing tidak hanya dengan Netflix dan Hulu tetapi juga Apple TV +, Disney +, HBO Max dan banyak lagi.

Menurut perkiraan terbaru dari Synergy Research Group, pangsa pasar AWS duduk di 33 persen pada Q2 2019, naik dua kali lipat dari pesaingnya yakni Microsoft Azure.

Pendapatan AWS juga melonjak 37 persen dari tahun ke tahun menjadi USD 8,4 miliar atau Rp 116 triliun, karena Amazon berfungsi sebagai cloud hosting dan platform penyimpanan untuk persentase internet yang semakin besar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Bisnis Periklanan

Jeff Bezos
Jeff Bezos, pendiri Amazon, dengan jam raksasa ciptaannya senilai Rp 574 triliun. (Foto: Wired)

Akhirnya, ada pertumbuhan 37 persen untuk kategori lainnya, yang meliputi bisnis periklanan Amazon yang berkembang pesat, bersama dengan Facebook dan Google.

Meskipun Amazon tidak menyebutkan angka penjualan perangkat dalam rilis pendapatannya, tetapi termasuk dalam pendapatan keseluruhan adalah penjualan perangkat Echo yang diaktifkan Alexa, tablet Kindle dan e-reader, dan produk teknologi konsumen bermerek Amazon lainnya.

Kini, cakupan Amazon semakin meluas lebih jauh, dengan memiliki platform live-streaming platform Twitch, Audobook company Audible, situs web film IMDb, dan sejumlah perusahaan lain e-commerce dan ritel, perangkat lunak dan layanan, farmasi, dan lainnya.

Selain itu, masih ada perusahaan lain yang dimiliki Amazon yakni penyedia keamanan rumah "Ring", seperti yang dilaporkan Motherboard, perusahaan pengawas video tidak hanya memasarkan teknologinya kepada konsumen biasa, tetapi juga kepada pemerintah daerah dan departemen kepolisian di seluruh negeri, untuk mengiklankan, mendistribusikan, dan menggunakan produk Ring.

Serta, produk Ring dapat digunakan oleh polisi dengan teknologi pengenalan wajah melalui layanan Rekognition-nya, yang semakin memperluas jangkauannya ke layanan pemerintah dan penegakan hukum.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya