Gandeng KPK, Luhut Ingin Cegah Tindak Korupsi di Sektor Investasi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengundang komisioner KPK untuk melakukan pencegahan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jan 2020, 20:35 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2020, 20:35 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan kini menjabat sebagai Menkopolhukam di pemerintahan era Presiden Joko Widodo

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengundang komisioner KPK untuk melakukan pencegahan tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme. Sebab di bawah kepemimpinannya banyak investasi masuk.

"Karena pengalaman kemarin nikel ore dampaknya besar," kata Luhut di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Jakarta, Rabu (15/1/2020).

Tujuan lainnya adalah agar pemerintah tidak mempersulit perizinan investasi. Luhut menginginkan lewat deputi pencegahan ada unsur dari KPK yang ikut serta dalam tiap rapat pembahasan investasi.

Jangan sampai kata Luhut investasi di Pulau Janda Berpias-Batam tidak terulang kembali. Sudah ada investor yang memberikan investasi senilai USD 1 miliar gagal.

"Itu orang investasi USD 1 miliar ke Sinopec Engineering Group, muter-muter, enggak jadi-jadi. Sekarang kita turunin biar KPK lihat sendiri, kan bagus pencegahan daripada OTT saja," papar Luhut.

Dia menegaskan bukan berarti tindakan operasi tangkap tangan tidak diperbolehkan. Namun kata Luhut jika OTT dengan barang bukti Rp 50 juta, jumlahnya sangat kecil.

"Padahal ini angkanya banyak sekali yang ratusan ribu dolar, atau ratusan juta NPM. (Kalau) itu disikapi dan mental kita tambah baik lagi," kata Luhut menerangkan.

Temui Jokowi, Softbank Mau Investasi di Ibu Kota Baru

Bos SoftBank Temui Presiden Jokowi
Presiden Direktur SoftBank Masayoshi Son (ketiga kiri) bersama CEO Grab Anthony Tan, CEO Tokopedia William Tanuwijaya dan President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/7/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima delegasi SoftBank Corp di Istana Merdeka, Komplek Istana Kepresidenan.Dalam pertemuan tersebut Masayoshi Son tertarik untuk menanamkan modal di Ibu Kota Baru, Kalimantan.

"Jadi saya pikir Ibu Kota Jakarta memiliki sejarah besar, kesuksesan besar. Jadi proyek baru ini yang sedang anda persiapkan. Saya pikir ada peluang menarik yang bisa kita diskusikan ide-ide potensial," kata Masayoshi saat bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (10/1/2020).

 

Jokowi pun langsung menyambut pernyataan tersebut dengan menjelaskan keadaan Jakarta sekarang dan ibu kota baru.

"Ukuran Jakarta adalah 66.000 ha dan jika kita bandingkan dengan ibu kota baru, ukuran ibu kota baru diatur ke 256.000 ha," ungkap Jokowi.

Sementara, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan Sofbank akan menginvestasikan sebesar USD 100 miliar. Dia pun hampir tidak percaya dengan investasi yang dikeluarkan.

"Hari Jumat, Masoyoshi mau ke sini. Karena dia desak saya terus, dia mau investasi hampir USD 100 miliar. Menurut saya too good to be true," ungkap Luhut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya