Kemenhub Bakal Tingkatkan Konektivitas Labuan Bajo

Kementerian Perhubungan siap mendukung Labuan Bajo sebagai Bali kedua.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Jan 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2020, 17:45 WIB
Pulau Padar
Butuh waktu sekitar 4 jam dengan Kapal Pinisi dari Labuan Bajo untuk sampai ke Pulau Padar. (Amal/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan siap mendukung Labuan Bajo sebagai Bali kedua. Caranya dengan meningkatkan konektivitas moda transportasi darat, laut dan udara.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku kagum dengan kondisi alam Labuan Bajo yang mempesona.

‎"Labuan Bajo suatu tempat yang luar biasa. Lihat instagram saya, begitu salut dengan Labuan Bajo," kata Budi di Kantor Kementerian Perhubungan Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Menurut Budi, para Menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun diminta untuk mendukung pariwisata Labuan Bajo. Dari sisi Kemeterian Perhubungan akan meningkatkan konektivitas Labuan Bajo.

"Kalau Kemenhub domainnya transportasi, darat, laut," tuturnya.

Dia menerangkan untuk meningkatkan layanan transportasi udara pengelolaan Bandara Labuan Bajo‎ akan dikerjasamakan dengan Changi Airport. Untuk sektor kelautan, Kemeterian Perhungan akan memisahkan pelabuhan barang dan penumpang pariwisata.

‎"Tentang safety kita memang harus mengedukasi. Kita mau bikin sekolah. Setelah itu KSOP akan membuat edukasi kepada para pelaut-pelaut itu dengan suatu cara yang lebih memiliki suatu pola," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Penataan Labuan Bajo akan Tingkatkan Pendapatan Daerah

jokowi
Presiden Jokowi menikmati keindahan Labuan Bajo dari Puncak Waringin, NTT, Rabu (10/7/2019). (Biro Pers Setpers)

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menata Labuan Bajo di NTT menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas dengan target selesai Desember 2020.

Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR Hadi Sucahyono percaya bahwa penataan kawasan wisata Labuan Bajo dapat memperpanjang masa tinggal (length of stay) turis menjadi lebih lama.

"Selama ini turis enggak mau tinggal lama di hotel sini. Lamanya di kapal, atau diving di laut. Sebelumnya paling 1-2 hari. Sekarang targetnya 4 hari," ujar Hadi di Ayana Hotel, Labuan Bajo, NTT, Rabu (22/1/2020).

Hadi melanjutkan, dampak selanjutnya dari pengembangan kawasan wisata Labuan Bajo menjadi kota tepian air (waterfront city) bertaraf dunia ialah dapat menarik lebih banyak investor.

Menurut dia, para investor tersebut akan membuka bisnis mulai dari perhotelan, kuliner, souvenir, jasa tour guide, transportasi, dan lain-lain yang pada akhirnya dapat turut membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Labuan Bajo.

 


Meningkatkan PAD

Jokowi menikmati sunset di Labuan Bajo
Jokowi menikmati sunset di Labuan Bajo dari kapal pinisi, Minggu (19/1/2020). (Dok Biro Pers Setpres)

Dampak berikutnya yakni meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Hadi coba mencontohkan KSPN lainnya, Danau Toba di Sumatera Utara yang pendapatan asli daerahnya telah melonjak 80 persen.

"PAD akan meningkat pesat. Contohnya Danau Toba di Kabupaten Samosir, PADnya meningkat 80 persen. Investasi yang tidak langsung dari PUPR ini berdampak pada peningkatan ekonomi, pajak, dan retribusi," tuturnya.

Namun, ia menggaris bawahi semua tujuan itu sulit tercapai jika tidak dibarengi dengan gebrakan dari kementerian/lembaga terkait. Dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf), Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), hingga pemerintah daerah seperti Pemprov NTT dan Pemkab Manggarai Barat.

"Tanpa itu semua, mimpi Labuan Bajo sebagai destinasi wisata premium tidak akan terwujud," tegas Hadi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya