Krakatau Steel Dikabarkan Masuk Holding Tambang, Ini Kata Inalum

Krakatau Steel (KS) dikabarkan akan masuk ke dalam tubuh holding BUMN tambang.

oleh Athika Rahma diperbarui 29 Jan 2020, 13:40 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2020, 13:40 WIB
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Orias Petrus Moedak
Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Orias Petrus Moedak. (Liputan6.com/Athika Rahma)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Orias Petrus Moedak angkat bicara soal kabar masuknya Krakatau Steel (KS) ke dalam tubuh holding BUMN tambang.

Menurutnya, masuk atau tidaknya BUMN ke suatu holding ditentukan oleh pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas.

"Bisnisnya kalau secara kluster masuk di kami, kalau pertemuan di BUMN cluster pertambangan, itu kan ada KRAS (Krakatau Steel). Tapi company (perusahaan) masih terpisah, tidak masuk group Mind ID," ujar Orias saat ditemui usai acara IDX Economic Forum, Rabu (29/1/2020).

Orias mengaku telah mendengar kabar restrukturisasi utang yang dilakukan KS. Sebelumnya, pada Selasa (28/1/2020), KS melakukan Public Expose mengenai pembayaran utang sebesar Rp 31 triliun.

 

"Saya dengar, kemarin sudah restrukturisasi, saya pikir masalah gabung ke dalam atau tidaknya bukan kami yang menentukan, lebih ke pemegang saham," imbuhnya.

Lanjut Orias, komunikasi dan koordinasi dengan Krakatau Steel sendiri sudah terjalin dengan baik. Seluruh jajaran direksi dan komisaris baik Mind ID maupun KS sama-sama hadir dalam pertemuan kluster. Kebijakan Mind ID juga dinilai bisa diadaptasi dengan baik oleh KS.

Sebelumnya, Direktur Utama KS Silmy Karim menyebutkan, ada pertimbangan bagi Krakatau Steel untuk bisa masuk ke dalam grup holding tambang. Salah satunya, utang KS yang masih besar ditakutkan bakal memperburuk kondisi keuangan secara grup.

"Kemungkinan besar ke arah sana (holding), tapi belum bisa dipastikan kapan waktunya. Dulu sepakat kalau belum sehat (finansial), kita masuk nanti," ujarnya di Kementerian BUMN, Selasa (28/1/2020).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

RUPS Tunjuk Komisaris Utama dan Direktur Baru Holding Tambang

RUPS Tunjuk Komisaris Utama dan Direktur Baru Holding Tambang
Heri Purnomo. Plt Deputi Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN memberikan SK pengangkatan Suryo Eko Hadianto sebagai Direktur Transformasi Bisnis MIND ID.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) menetapkan Agus Tjahajana Wirakusumah sebagai Komisaris Utama serta Suryo Eko Hadianto sebagai Direktur Transformasi Bisnis. Agus Tjahajana Wirakusumah ditetapkan oleh RUPS sebagai Komisaris Utama menggantikan Fajar Harry Sampurno pada Senin, 23 Desember 2019.

Sedangkan Suryo Eko Hadianto ditetapkan oleh RUPS pada Kamis, 26 Desember 2019 untuk menduduki posisi baru di perusahaan sebagai Direktur Transformasi Bisnis.

“Penunjukan Saudara Suryo Eko diharapkan dapat mempercepat penyelesaian proyek-proyek hilirisasi dan juga kegiatan eksplorasi perusahaan,” ujar Orias Petrus Moedak, Direktur Utama INALUM, Kamis (26/12).

“Hilirisasi industri pertambangan dan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan baru adalah bagian dari mandat utama didirikannya Holding Industri Pertambangan.”

Suryo Eko merupakan sosok yang sudah berpengalaman di dunia pertambangan. Sebelum bergabung dengan INALUM, Suryo Eko menjabat sebagai Direktur Operasi dan Produksi PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Suryo Eko juga pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis, Direktur Niaga, dan Direktur Sumber Daya Manusia di PTBA.

Sedangkan Agus tercatat pernah menjabat di berbagai Perusahaan BUMN sebagai Komisaris di PT Semen Baturaja (Persero), PT Pupuk Iskandar Muda (Persero), PT Krakatau Steel (Persero), Komisaris PT Pupuk Kujang (Persero), PT Semen Gresik (Persero) Tbk, PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Rekayasa Industri (Persero).

Agus juga berpengalaman berkarier di Kementerian Perindustrian sejak 1983 hingga 2015 dengan menjabat sebagai Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka; Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah; Sekretaris Jenderal; serta Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya