Holding BUMN Tambang Siap Akuisisi 20 Persen Saham Vale

Berdasarkan kesepakatan Kontrak Karya yang ditandatangani pada 2014, Vale harus melakukan pelepasan saham (divestasi) sebanyak 40 persen.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Jul 2019, 10:17 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2019, 10:17 WIB
Dirut Inalum Budi Gunadi
Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT‎ Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sebagai induk usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan siap mengakuisisi 20 persen saham PT Vale Indonesia Tbk‎.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Inalum sudah siap mengakuisisi 20 persen saham Vale.‎ Namun masih menunggu instruksi dari pemerintah untuk mengeksekusinya.

"Artinya kalau kita disuruh (akuisisi) kita sudah sangat siap," kata Budi, di Jakarta, Selasa (9/7/2019).

Inalum juga sudah melakukan penilaian terhadap 20 persen saham ‎Vale. Sayangnya, Budi belum bisa menyebutkan rincian nilainya. Budi hanya memastikan harga 20 persen saham Vale tidak mencapai USD 1,5 miliar.‎

"Kita sudah hitung angkanya enggak segitu. Tapi belum bisa share (hasil valuasi),"‎ tuturnya.

Budi mengungkapkan, perusahaanya memiliki uang untuk mengakuisisi 20 persen saham tersebut tetapi jika memang tidak cukup Inalum tidak segan-segan untuk mencari pinjaman.

"Kalau uangnya cukup ya langsung. Kalau enggak cukup ya pinjam," tandasnya.

Berdasarkan kesepakatan Kontrak Karya yang ditandatangani pada 2014, Vale harus melakukan pelepasan saham (divestasi) sebanyak 40 persen.

Namun dalam amandemen Kontrak Karya, Vale berkewajiban melepas sahamnya sebesar 20 persen, sebab 20 persen sebelumnya sudah dilepas di Bursa Efek dan tercatat sebagai divestasi.

Divestasi mengacu pada peraturan Pemerintah (PP) Nomor 77 Tahun 2014 sebagai perubahan ketiga PP No. 23 Tahun 2010. Payung hukum tersebut menyebutkan, divestasi harus dilakukan paling lambat pada 14 Oktober 2019 atau 5 tahun setelah terbitnya PP 77.

Adapun besaran divestasi dalam PP 77 terbagi dalam tiga kategori berdasarkan pada kegiatan pertambangan. Vale termasuk dalam kategori kedua, yaitu kegiatan pertambangan dan pengolahan pemurnian, sehingga perusahaan tambang asal Brazil tersebut hanya kewajiban melepas saham 40 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Antam Minat Beli 20 Persen Saham Vale

Smelter PT Antam Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Dok Foto: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)
Smelter PT Antam Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Dok Foto: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)

Sebelumnya, PT Aneka Tambang (Antam) berminat untuk mengakuisisi saham PT Vale Indonesia sebesar 20 persen. Sebagaimana diketahui setelah PT Freeport, Vale Indonesia juga diisukan akan melakukan divestasi saham.

Direktur Utama Antam Arie Prabowo ariotedjo mengatakan, rencana akuisisi tersebut masih dalam tahap pembahasan. Pihaknya masih menunggu arahan dari pemerintah dan holding tambang untuk akusisi.

"Jadi katakan Vale ini masih dalam penjajakan tapi belum ada deal atau apa-apa. Antam siap saja kalau dapat amanah dari holding atau dari pemerintah atau kementerian untuk melakukan akuisisi daripada divestasi Vale," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Rabu 24 April 2019. 

Arie melanjutkan, perusahaan tertarik dengan misi menguasai cadangan tambang yang dimiliki oleh Vale. Namun, ada hal yang harus dipertimbangkan dengan matang termasuk mengenai harga yang ditawarkan oleh Vale nantinya.

"Tadi saya sampaikan semua kaitan dengan misi pertamanya industri pertambangan menguasai cadangan dan lain lain. Tentu Vale ini interesting, apapun yang sudah produksi ada ebitda itu interest," jelasnya.

"Tapi harus kita lihat dulu nih, Vale ini arahan dari pemegang share holder itu kemana penugasannya, apakah ke Antam apakah ke Inalum kita belum tahu. Yang kedua ini kan harus kita evaluasi juga seberapa jauh, harga yang di offer dan ketiga yang dijualkan hanya 20 persen yah, nah ini yang harus dipertimbangkan," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya